Apa Itu Metaverse dan Bagaimana Dampaknya untuk Masa Depan? 9

Apa Itu Metaverse dan Bagaimana Dampaknya untuk Masa Depan?

Di penghujung tahun 2021 kemarin, ada salah satu berita yang mengejutkan panggung hiburan. Yap! Konser Justin Bieber dilaksanakan secara live atau langsung di metaverse pada (18/11/2021). 

Jadi, Justin akan muncul dalam bentuk avatar atau karakter yang ia pilih awalnya. Terus, karakternya akan bergerak mengikuti pergerakan tubuh aslinya secara real-time atau langsung.

Nah, di konser ini Justin membawakan 10 lagu dari albumnya yang bernama Justice (2021). Pada saat konser, penonton bisa mengirimkan emoji dan komentar yang akan muncul selama konser berlangsung. Sobat Zenius ada yang sempat nonton konsernya nggak, nih?

Eh, tapi, emangnya metaverse itu apa, sih? Kok rame banget ya, sampai banyak banget yang ngomongin ini di mana-mana?

Biar elo nggak penasaran lagi, yuk kita bahas bareng-bareng di sini!

Awal Mula Metaverse

Dikutip dari Forbes, metaverse merupakan konsep yang terdiri dari ruang virtual 3D, dan bisa menghubungkan ke banyak orang di dalamnya. 

Menurut Eric Redmond, direktur merek sepatu Nike, metaverse merupakan ruang yang mencakup semua pengalaman digital berada. Mulai dari alam semesta digital yang dapat diamati dari jutaan galaksi digital.

Simpelnya gini deh, metaverse itu merupakan sebuah ruang digital. Di ruang digital ini, elo bisa menjadi siapa pun, pergi kemana pun, dan kapan pun

Nah, konsep metaverse ini sebenarnya udah ada dari tahun 1992, lho. Lahir dari karya novel milik Neil Stephenson yang berjudul Snow Crash (1992). 

Dalam cerita itu, Neil mengenalkan kita dengan dua konsep ruang. Ruang fisik dan ruang virtual – atau yang kemudian dirujuk sebagai metaverse. 

Terus, Philip Rosedale, seorang pengusaha di Amerika, membuat Second Life di tahun 2003. Apaan, tuh? Ibaratnya, itu tuh platform metaverse pertama yang diciptakan.

Lanjut, kita dikenalkan dengan konsep Massively Multiplayer Online Role Playing Game (MMORPG) di dunia hiburan. Sebenarnya, konsep MMORPG dikenalkan pertama kali tahun 1997, sih. 

Salah satu rentetan sejarah metaverse (Arsip Zenius)
Salah satu rentetan sejarah metaverse (Arsip Zenius)

Sampai akhirnya ke tahun 2021 kemarin nih, Mark Zuckerberg, CEO Facebook, mengumumkan rebranding produk dengan nama Meta. Mereka juga udah membuat metaverse-nya sendiri. 

Baca juga: Fenomena Menfess: Curhat Anonim dan Generasi yang Butuh Validasi

Ada Apa Aja ya, di Metaverse?

Akhirnya, sampai sekarang deh fenomena metaverse jadi bahan pembicaraan sana-sini. Tapi, kenapa baru sekarang, ya? Kenapa nggak diaplikasikan dari tahun 1992 aja pas novel Neil Stephenson terbit?

Pertama, tentunya karena perkembangan teknologi. Sebenarnya, di tahun 2014 lalu pernah ada perangkat Google Glass atau kacamata yang bisa menampilkan informasi berdasarkan perintah suara, lho.

Perkembangan metaverse yang disebabkan oleh teknologi dan zaman (Arsip Zenius)
Perkembangan metaverse yang disebabkan oleh teknologi dan zaman (Arsip Zenius)

Elo mau coba terjun ke metaverse, tapi masih bingung? 

Dilansir dari Fortune, salah satu media di New York, sebenarnya mainin game yang bisa multiplayer kayak Animal Crossing aja, itu udah jadi awalan terjun ke metaverse, kok. Karena, elo bisa ketemu sama pemain lainnya dari belahan dunia mana pun. Tapi sayangnya, di game itu, kita nggak bisa menikmati pengalaman metaverse secara real.

Untuk memiliki pengalaman bermain di metaverse secara totalitas, dibutuhkan beberapa perangkat. Misalnya, Oculus, yaitu perangkat VR yang dipakai di kepala. Nah, Oculus ini dibeli sama Facebook tahun 2014 lalu dengan harga 22 triliun.

Dengan perangkat tersebut, elo bisa banget mulai explore metaverse ini. Awalnya, tentu buat avatar atau karakter dulu. Elo bisa desain karakter sesuka hati mulai dari warna rambut yang beragam, atau baju yang macam-macam. Ibaratnya, elo ngedandanin karakter sendiri, deh.

Terus, elo bisa langsung terjun ke beberapa platform metaverse. Salah satunya, yaitu game. Sampai sekarang, udah beragam banget game metaverse yang bisa elo mainin, lho. 

Infografis game dengan konsep metaverse (Arsip Zenius)
Infografis game dengan konsep metaverse (Arsip Zenius)

Semua game di atas, bisa banget dipakai untuk memperjualbelikan NFT. Hah? Apaan tuh, NFT? Elo bisa banget nih cari tahu tentang NFT sampai hubungannya sama metaverse di Apa itu NFT? Cara Kerja dan Hubungannya dengan Metaverse, ya. 

Terus ketika karakter elo di dalam platform metaverse udah jadi, voila! Elo bisa jalan-jalan, ketemu banyak orang, menjalankan misi kayak di film Ready Player One (2018), cari teman baru, sampai nonton konser Justin Bieber!

Bahkan dilansir dari Forbes, konsep bekerja atau belajar secara virtual juga bisa diaplikasikan di metaverse, lho. Jadi, sekarang kerja atau belajar nggak cuma lewat Google Meet dengan fitur yang gitu-gitu aja. Mulai dari nyalain kamera, microphone, dan fitur share-screen

Tapi, karakter dari tiap orang yang kerja atau belajar itu bisa dikumpulkan di sebuah ruangan bareng-bareng.

Baca juga: Mengenal Perbudakan Modern dan Dampaknya

Dampak Metaverse ke Masa Depan

Jadi, sekarang semuanya bisa lewat metaverse, ya? Apa mungkin masa depan kita nanti juga jadi di metaverse semua?

Persentase pengguna media sosial di Amerika Serikat (Arsip Zenius)
Persentase pengguna media sosial di Amerika Serikat (Arsip Zenius)

Itu baru data dari Amerika aja, lho. Belum lagi Indonesia yang jadi peringkat dua dunia dalam orang terlama yang membuka media sosial. Dari data ini bisa disimpulkan, kalau sekarang dunia online semakin berkembang. Didukung dengan adanya pandemi Covid-19 juga.

Nggak hanya itu, sekarang juga udah mulai banyak bisnis yang merebak ke metaverse. Kota Seoul udah investasi triliunan untuk bikin metaverse dengan layout kotanya. Bisa jadi nanti elo lagi jalan-jalan di metaverse Seoul terus ketemu BTS, kan?

Terus, Arab Saudi juga rencana mau mengadakan ibadah haji di metaverse. Ini sih baru rencana aja ya, tapi mungkin aja jadi kenyataan nanti.

Dikutip dari Forbes, beberapa perusahaan sudah mulai mengembangkan inovasi terbaru untuk metaverse di masa yang akan datang.

Salah satu contohnya, yaitu Nvidia, merk kartu grafis yang mampu menampilkan konten 3D di komputer. Nvidia mulai fokus menciptakan metaverse-nya sendiri yang diberi nama ‘omniverse’. 

Selain itu, Bill Gates, pendiri Microsoft, memprediksi kalau metaverse akan benar-benar merambah ke dunia kerja. Nantinya, para pekerja akan semakin bergantung dengan penggunaan VR dan avatar.

Lalu merek fashion mewah seperti Gucci, Louis Vuitton, dan Balenciaga juga akan meluncurkan koleksi khusus yang hanya bisa dibeli di dunia metaverse aja. 

Jadi, bisa disimpulkan kalau metaverse udah berkembang sangat pesat dengan banyaknya bisnis yang terjun kesana. 

Dampak metaverse ke sisi psikologi manusia (Arsip Zenius)
Dampak metaverse ke sisi psikologi manusia (Arsip Zenius)

Nah, itu lah perjalanan awal metaverse. Dari awal diperkenalkannya di tahun 1992, sampai sekarang menjadi inovasi di bidang teknologi yang menarik perhatian banyak orang.

Dari berbagai perubahan yang udah mulai terlihat sekarang, gimana menurut elo? Kira-kira, metaverse ini bakal tetap bertahan dan jadi tonggak kehidupan di masa depan nggak, sih?

Baca juga: Quarter Life Crisis, Keresahan Tentang Masa Depan

Referensi:

Konser Justin Bieber di Metaverse – CNBC (2021)

Defining The Metaverse Today – Forbes (2021)

Explained: The history of Metaverse – CNBC (2022)

A 22-year-old breaks down how to join the metaverse – Fortune (2021)

4 Things You Didn’t Know You Could Do Through The Metaverse – Forbes (2021)

How the metaverse could impact the world and the future of technology – ABC News (2022)

Korsel Bangun Metaverse Seoul, Bakal Jadi Kota Digital Pertama di Dunia? – Kompas (2021)

Rencana Arab Saudi Ciptakan Ibadah Haji di Metaverse Picu Kontroversi  – Liputan 6 (2022)

The Future Of The Metaverse: What 2022 Has In Store For The Immersive Digital World – Forbes (2022)

‘This is creating more loneliness’: The metaverse could be a serious problem for kids, experts say – CNBC (2022)

Bagikan Artikel Ini!