kebijakan ekonomi pembangunan orde baru

Kebijakan Ekonomi dan Pembangunan Masa Orde Baru – Materi Sejarah Kelas 12

Di materi Sejarah Kelas 12, elo akan belajar tentang kebijakan ekonomi dan pembangunan pada masa pemerintahan Orde Baru. Yuk, cari tahu sejarah lengkapnya di artikel ini.

“Piye, penak jamanku to? (Bagaimana, lebih enak zaman saya kan?)

Sobat Zenius pasti sering banget nih, dengar atau baca kalimat di atas. Apalagi kalau lagi ada diskusi yang membanding-bandingkan pencapaian presiden Jokowi dengan para presiden terdahulu.

Katanya, nih, kondisi ekonomi dan pembangunan Indonesia maju banget di era pemerintahan Soeharto ini.

Bener nggak sih? Cari tahu bareng-bareng, yuk!

Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemeratan Pembangunan

Kalau elo sudah baca tentang latar belakang dan awal pemerintahan masa Orde Baru, elo pasti tahu kalau pada masa itu semua aspek kehidupan masyarakat diatur banget biar sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. 

Di awal pemerintahan Orde Baru, Soeharto memfokuskan pemerintahannya dalam kebijakan ekonomi dan pembangunan. Soalnya, di akhir masa Orde Lama dulu, kondisi ekonomi Indonesia lagi buruk-buruknya. Inflasi Indonesia saat itu mencapai 650% dan membuat harga kebutuhan pokok melonjak. Belum lagi utang luar negeri yang menumpuk.

Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintahan Orde Baru membentuk Trilogi Pembangunan yang isinya:

  • Stabilitas nasional yang dinamis
  • Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
  • Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya

Masalah inflasi dan utang luar negeri diselesaikan dengan menyusun APBN yang berimbang. Pemerintah Orde Baru juga melakukan pinjaman luar negeri untuk mengatasi melonjaknya harga kebutuhan pokok.

Sementara itu, stabilitas nasional dicapai dengan membentuk delapan jalur pemerataan pembangunan, yaitu:

  • Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, terutama pangan, sandang, dan perumahan
  • Pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan pelayanan keselamatan
  • Pemerataan pembagian pendapatan
  • Pemerataan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan
  • Pemerataan kesempatan untuk menjalankan usaha
  • Pemerataan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan, terutama bagi generasi muda dan kaum wanita
  • Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah Indonesia
  • Pemerataan kesempatan untuk memperoleh keadilan

Nah, supaya trilogi pembangunan dan delapan jalur pemerataan terjalankan, pemerintahan Soeharto membuat berbagai peraturan dan kebijakan. Elo bisa cari tahu kebijakan pemerintah orde baru apa saja yang diterapkan untuk mencapai target pembangunan lewat klik banner di bawah ini!

belajar materi pelajaran sejarah di zenius

Baca Juga: Tujuan dan Isi Supersemar, Dimulainya Era Orde Baru – Materi Sejarah Kelas 12

Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)

Agar delapan jalur pemerataan pembangunan di atas tercapai, Soeharto membuat kebijakan ekonomi dan pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun atau Repelita. Kebijakan ini berjalan selama enam kali sebelum Soeharto digantikan oleh B. J. Habibie.

Presiden Soeharto, perancang Repelita (dok. Picryl)
Presiden Soeharto, perancang Repelita (dok. Picryl)

1. Repelita I (1969-1974)

Sewaktu Soeharto menggantikan Soekarno, sebenarnya Soekarno sudah membentuk kabinet yang diberi nama Kabinet Ampera. Namun, Repelita baru dijalankan Soeharto setelah kabinet ini berakhir dan digantikan oleh kabinet bentukannya yang bernama Kabinet Pembangunan.

Repelita I sendiri adalah program kerja yang dirancang Kabinet Pembangunan ini dengan tujuan:

  • Meningkatkan taraf hidup rakyat
  • Menetapkan dasar-dasar pembangunan
  • Pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan perumahan rakyat
  • Perluasan lapangan kerja
  • Kesejahteraan rohani rakyat

Program Repelita I berjalan mulai dari tanggal 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974. Program ini dapat dikatakan berhasil karena mampu mencapai target-target yang diinginkan.

2. Repelita II (1974-1979)

Setelah Repelita I berhasil, Soeharto langsung lanjut, nih, membuat program Repelita yang kedua. Program ini berjalan dari tanggal 1 April 1974 dan punya target-target:

  • Tersedianya pangan dan sandang bermutu baik yang cukup bagi rakyat dengan harga yang terjangkau
  • Tersedianya bahan-bahan perumahan dan fasilitas-fasilitas umum yang diperlukan untuk kepentingan rakyat banyak
  • Meluasnya akses prasarana dengan keadaan sempurna
  • Kesejahteraan rakyat yang lebih baik dan merata
  • Meluasnya kesempatan kerja

Supaya target-target ini tercapai, Soeharto bikin kebijakan kalau produksi pertanian harus meningkat sebanyak 4,6 persen per tahun. Bukan cuma pertanian, produk industri juga harus meningkat sebanyak 13 persen, industri pertambangan meningkat 10,1 persen, pembangunan meningkat sebanyak 9,2 persen, dan sektor-sektor lain harus meningkat sebesar 7,7 persen. Banyak ya, targetnya?

Selain produksi di berbagai sektor industri, di masa Repelita II ini, pemerintah menjalankan program transmigrasi, atau pemindahan penduduk ke berbagai pelosok wilayah. Supaya, pemerataan pembangunan yang pengen dicapai Orde Baru benar-benar tercapai sampai ke pelosok Indonesia

Kelihatannya banyak banget, ya? Tapi menurut pemerintahan Orde Baru, pertumbuhan ini penting banget supaya ada perubahan struktur ekonomi di Indonesia. Kalau tidak, program pembangunan di Indonesia bakalan terhambat.

Secara keseluruhan, Repelita II ini sih, berhasil. Soalnya pada saat itu ada banyak pembangunan sekolah, pengangkatan guru, bahkan penyediaan buku dan peningkatan mutu pendidikan. Makanya nih, pada masa ini ada program wajib belajar 9 tahun.

Tapi di sisi lain, ekonomi Indonesia menghadapi tantangan inflasi. Jadi dilanjutin lagi, deh, program Repelita.

3. Repelita III (1979-1984)

Program Repelita III mulai berjalan di tanggal 1 April 1979. Program ini punya beberapa perbedaan dengan program-program Repelita sebelumnya.

Pertama, program yang ketiga ini berfokus pada pembangunan industri yang berorientasi ekspor. Soalnya, Soeharto pengen banget Indonesia mampu memproduksi barang-barang yang layak ekspor. Makanya, nih, di masa program ini banyak banget penyerapan tenaga kerja untuk mendukung produksi barang-barang ekspor.

Fokus pemerintah di masa ini bukan ekspor saja, guys. Kalau elo ingat program swasembada beras, nah, program itu tercapai di masa Repelita III ini.

Program swasembada beras, salah satu program yang tercapai saat Repelita III (dok. Kemendikbud)
Program swasembada beras, salah satu program yang tercapai saat Repelita III (dok. Kemendikbud)

Saat itu, produksi beras nasional mencapai 25,8 juta ton, melebihi kebutuhan nasional pada saat itu. Saking tingginya produksi beras saat itu, Indonesia sampai dapat penghargaan dari Organisasi Pangan dan Agrikultur (Food and Agriculture Organization/FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Baca Juga: Indonesia kok Utang Melulu, Kapan Lunasnya?

4. Repelita IV (1984-1989)

Berhubung program swasembada pangan sukses dijalankan pada masa Repelita III, program Repelita IV juga berfokus pada program pangan.

Supaya produksi pangan semakin meningkat, Soeharto sampai bikin kebijakan supaya Indonesia dapat membuat mesin yang bisa meningkatkan industri pangan. Pemerintah Soeharto sampai bikin standar sendiri yang namanya Standar Industri Indonesia (SII) untuk melindungi konsumen dan efisiensi industri.

Nah, di periode ini nih, industri logam dasar dan mesin dikembangkan besar-besaran untuk mempersiapkan pembangunan di sektor industri.

5. Repelita V (1989-1994)

Sobat Zenius sadar nggak, sih, kalau pemerintahan Soeharto ini fokus banget sama sektor pertanian? Soalnya, sampai Repelita yang kelima ini fokus programnya masih sektor pangan dan agrikultur, seperti:

  • Pemantapan swasembada pangan
  • Peningkatan produksi pertanian
  • Penyerapan tenaga kerja
  • Menghasilkan mesin-mesin sendiri untuk industri

Setelah menjalankan program Repelita sampai lima kali, baru nih, pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat sampai 6,8 persen. Akhirnya, usaha pemerintahan Soeharto untuk meningkatkan keadaan ekonomi Indonesia membuahkan hasil, ya?

6. Repelita VI (1994-tidak selesai)

Sampai Repelita yang terakhir atau yang keenam, fokus pemerintahan Soeharto tetap pada sektor pertanian dan industri. Apalagi, pada masa ini Soeharto pengen banget meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung dua sektor ini.

Namun, program ini terganggu oleh krisis moneter (krismon) tahun 1998. Jadinya, program ini nggak bisa berlanjut. Krismon juga berbarengan dengan berakhirnya masa Orde Baru.

B. J. Habibie dilantik menggantikan Soeharto sebagai presiden (dok. Picryl)
B. J. Habibie dilantik menggantikan Soeharto sebagai presiden (dok. Picryl)

Baca Juga: Konsep Dwifungsi ABRI Era Orde Baru – Materi Sejarah Kelas 12

Contoh Soal Kebijakan Pemerintah Orde Baru

1. Pada era Orde Baru terjadi sebuah usaha orientasi pembangunan dari … menjadi …

a. ekonomi tradisional; ekonomi industrial

b. industri; agraris

c. maritim; industri

d. sosialis; kapitalis

e. agraris; industri

Pembangunan ekonomi yang signifikan pada era Orde Baru secara langsung mengubah pola ekonomi Indonesia yang pada awalnya berorientasi agraris (bergantung pada perdagangan hasil pertanian) menjadi ekonomi yang berorientasi pada kegiatan industri. Pembangunan infrastruktur dan fasilitas kegiatan industri, seperti membangun pabrik dilakukan untuk meningkatkan pendapatan negara. Jadi, jawabannya adalah e.

Elo penasaran nggak sih, seperti apa pemerintahan masa Orde Baru setelah krisis moneter 1998? Kita bisa cari tahu lebih lanjut sejarahnya di aplikasi Zenius. Yuk, download aplikasinya!

Dan kalau elo mau cari tahu materi lainnya yang dibahas sama tutor Zenius, langsung aja nih tonton video Youtube di bawah ini, ya!

Referensi

Kehidupan Ekonomi Masa Orde Baru – Sumber Belajar Kemdikbud

40 Tahun Indonesia Merdeka – Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia

Sejarah Nasional Indonesia VI Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia (1942-1998) – Balai Pustaka (2019)

Bagikan Artikel Ini!