Titrasi Asam Basa, Rumus dan Perhitungannya

Titrasi Asam Basa dan Perhitungannya

Halo Sobat Zenius, di artikel kali ini gue akan membahas mengenai materi Kimia, titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya. 

Mungkin sebagian dari elo masih agak asing dengan istilah “titrasi” ditambah lagi kata asam dan basa di belakangnya, maksudnya apa sih?

Oke, biar lebih relate dengan kehidupan sehari-hari, pernah gak elo berbelanja kebutuhan pangan? Pasti pernah dong, ya.

Saat berbelanja, pernah gak sih elo melihat komposisi pada kemasan makanannya? 

Misalnya, elo membeli cuka dan pada botolnya tertera informasi kadar asam cuka (CH3COOH) sebesar 25%. Nah, cara menentukan apakah persentase tersebut benar atau salah itu bisa menggunakan metode titrasi lho. 

Coba elo cek label kemasan makanan atau minuman yang bersifat asam/basa, terus cari tau kadarnya, oke kalau udah ketemu coba keep dulu dan ikuti langkah selanjutnya ya!

Metode titrasi ada beberapa macam, yaitu asam basa, pengendapan, dan redoks. 

Untuk kasus asam cuka di atas, kita bisa memastikannya menggunakan titrasi asam basa dan itulah yang akan kita bahas ke depannya. 

Penasaran apa pengertian dan bagaimana cara perhitungannya? Simak baik-baik penjelasan titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya berikut ini ya!

Apa Itu Titrasi Asam Basa?

Menentukan konsentrasi dengan titrasi asam basa (dok. Polina Tankhilevich on Pexels)
Menentukan konsentrasi dengan titrasi asam basa (dok. Polina Tankhilevich on Pexels)

Nah, sebelum gue lebih jauh membahas titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya. Ada baiknya elo memahami dulu konsep dari titrasi asam basa. 

Titrasi asam basa adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk menentukan konsentrasi atau kadar suatu zat yang tidak diketahui dengan menggunakan zat yang telah diketahui kadarnya (larutan standar). 

Sesuai dengan namanya, pada prinsipnya memang untuk mengetahui hal tersebut maka zat yang bersifat asam akan dititrasi dengan larutan basa yang telah diketahui kadarnya. 

Atau sebaliknya, zat yang bersifat basa akan dititrasi dengan larutan asam yang kadarnya sudah diketahui.

Simpelnya gini:

“Ketika elo mau tau suatu kadar dari larutan asam, maka elo harus menintrasinya dengan larutan basa yang udah diketahui kadarnya. Sebaliknya, ketika elo mau tau kadar larutan basa, maka elo harus menitrasinya dengan larutan asam yang udah diketahui kadarnya”

Bagaimana Cara Kerja Titrasi?

Langkah pertama dari titrasi ini adalah elo harus mengetahui sifat zatnya, apakah asam atau basa. 

Dengan cara apa? Ukur pH zat tersebut. Bisa menggunakan kertas lakmus juga kok. Intinya, elo harus tau zat tersebut termasuk asam atau basa ya.

  • pH 1-3 adalah asam kuat, ditandai dengan warna merah.
  • pH 4-5 adalah asam lemah, ditandai dengan warna orange.
  • pH 6 adalah asam sangat lemah, ditandai dengan warna kuning.
  • pH 7 adalah netral, ditandai dengan warna hijau.
  • pH 8 adalah basa sangat lemah, ditandai dengan warna biru.
  • pH 9-10 adalah basa lemah, ditandai dengan warna ungu. 
  • pH 11-14 adalah basa kuat, ditandai dengan warna violet. 

Setelah elo tau pH dari zat tersebut, langkah selanjutnya adalah dengan menentukan larutan apa yang akan digunakan untuk menitrasi zatnya. 

Ingat prinsipnya ya, kalau asam harus dititrasi dengan larutan basa standar dan begitu juga sebaliknya. 

Tapi, larutan yang digunakan sebagai larutan standar harus sudah diketahui kadarnya. Misalnya gini:

“Elo punya asam cuka (CH3COOH) udah jelas kan dia bersifat asam lemah. Kemudian, ada larutan basa NaOH yang udah diketahui kadarnya, yaitu 0,1 M. Berarti tugas elo adalah menintrasi larutan CH3COOH dengan NaOH 0,1 M”.

Selanjutnya, penentuan kadar akan menggunakan reaksi penetralan yang akan menghasilkan garam dan melepaskan air (H2O). 

Elo harus ingat kalau pada prinsipnya, larutan asam yang direaksikan dengan basa akan menghasilkan garam dan melepaskan H2O.

Asam + Basa → Garam + H2O

Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekuivalen yaitu pada saat keadaan asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri.

Tandanya apa? Ada perubahan warna indikator. Nah saat muncul perubahan warna, maka titrasi harus dihentikan. Itulah yang disebut dengan titik akhir titrasi. 

Selain indikator, elo juga bisa menggunakan pH meter. Tapi, umumnya yang sering digunakan adalah indikator warna.

Kalau di laboratorium, elo bisa mempraktikkan langkah-langkah berikut ini supaya lebih mudah dalam memahaminya:

Ilustrasi proses titrasi di laboratorium (Arsip Zenius)
Ilustrasi proses titrasi di laboratorium (Arsip Zenius)
  1. Larutan asam yang akan dititrasi dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer.
  2. Teteskan indikator asam basa sesuai dengan trayek pH.
  3. Masukkan larutan pentiter (zat yang akan menitrasi) ke dalam buret.
  4. Teteskan larutan pentiter tersebut ke dalam labu erlenmeyer setetes demi setetes dan hitung volume yang dibutuhkannya.
  5. Teteskan terus sampai warna indikator berubah.
  6. Ketika muncul perubahan, hentikan titrasi. Didapatlah titik akhir titrasi.

Jenis Titrasi Asam Basa

Nah, pada materi titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya ini, elo juga akan mengenal jenis titrasi asam basa. 

Setidaknya ada ada dua jenis titrasi asam basa berdasarkan jenis zat terlarut dan larutan standarnya, yaitu titrasi alkalimetri dan titrasi asidimetri.

Titrasi Alkalimetri

Titrasi alkalimetri adalah titrasi menggunakan larutan standar berupa basa. Kalau elo tanya jenis titrasi apa yang umum digunakan, titrasi ini jawabannya, 

Pada reaksi ini, ketika larutan standar yang digunakan adalah basa kuat dengan zat terlarut atau sampelnya adalah asam kuat, maka reaksi akhirnya akan menghasilkan pH netral. 

Namun, jika larutan standarnya basa kuat dengan sampelnya adalah asam lemah, maka pH yang dihasilkan adalah >7 atau pH basa.

Contoh titrasi alkalimetri ini apa sih? Gue pakai contoh reaksi yang paling umum digunakan ya, yaitu reaksi antara HCl dengan NaOH. 

Elo bisa menentukan kan mana yang asam dan mana yang basa? Nah, hasil dari reaksi ini merupakan reaksi penetralan, yaitu berupa garam dan air dengan pH netral.

HCl + NaOH → NaCl + H2O

Titrasi Asidimetri

Selanjutnya, ada titrasi asidimetri yang merupakan kebalikan dari alkalimetri. Titrasi asidimetri adalah titrasi yang menggunakan larutan standar berupa asam. 

Pada titrasi jenis ini, ketika larutan asam kuat dititrasi dengan basa kuat, maka akan menghasilkan pH netral. Namun, jika larutan asam kuat dititrasi dengan basa lemah, maka hasilnya akan pH < 7 atau bersifat asam.

Contoh titrasi asidimetri ini terjadi pada larutan amonium hidroksida (NH4OH) yang termasuk basa lemah dititrasi dengan larutan asam klorida (HCl) yang termasuk asam kuat.

NH4OH + HCl → NH4Cl + H2O

Rumus Titrasi Asam Basa

Setelah elo mengetahui konsep dari materi ini, sekarang kita masuk ke titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya yuk

Prinsipnya, perhitungan ini berdasarkan atas jumlah mol masing-masing zat yang beraksi dalam satu titrasi. 

Dalam satu reaksi yang telah selesai, jumlah zat dari suatu reaktan yang digunakan akan sama dengan jumlah zat reaktan lainnya yang bereaksi.

Mol asam = Mol basa

Mol diperoleh dari konsentrasi dan volume sebagai berikut:

Mol = konsentrasi x volume

Nah, dari persamaan di atas, kita bisa memasukkannya ke dalam rumus pertama:

Mol asam = Mol basa

(Konsentrasi x volume) asam = (Konsentrasi x volume) basa

Atau bisa juga menggunakan rumus sebagai berikut:

Ma x Va x na = Mb x Vb x nb

Keterangan:

Ma : konsentrasi asam
Mb : konsentrasi basa
na : jumlah valensi asam
nb : jumlah valensi basa
Va : volume asam
Vb : volume basa

Contoh Soal Titrasi Asam Basa

Contoh Soal 1:

Di bawah ini yang merupakan pengertian titrasi asam basa adalah …

  1. Titrasi asam basa adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk menentukan konsentrasi atau kadar suatu zat yang tidak diketahui dengan menggunakan zat yang telah diketahui kadarnya. 
  2. Titrasi asam basa adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk menentukan konsentrasi atau kadar suatu zat yang tidak diketahui dengan menggunakan zat yang belum diketahui kadarnya. 
  3. Titrasi asam basa adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk menentukan konsentrasi atau kadar suatu zat yang diketahui dengan menggunakan zat yang telah diketahui kadarnya.

Nah, untuk menjawab soal teori seperti ini elo bisa lihat lagi bagian apa itu titrasi asam basa. 

Contoh Soal 2: 

Coba elo liat tabel hasil titrasi larutan CH3COOH dengan larutan Ba(OH)2 0,1 M:

Contoh soal titrasi asam basa CH3COOH

Berdasarkan data tersebut konsentrasi larutan CH3COOH sebesar…

Pembahasan:

CH3COOH 20 ml + 0,1 M Ba(OH)2 15 ml (nah 15 ml diambil dari rata-rata Ba(OH)2 yang digunakan).

Terus inget lagi rumus titrasi asam basa yang ini:

Ma x Va x na = Mb x Vb x nb

Keterangan:

Ma : konsentrasi asam
Mb : konsentrasi basa
na : jumlah valensi asam
nb : jumlah valensi basa
Va : volume asam
Vb : volume basa

Berarti:

Ma : konsentrasi asam = adalah yang dicari
Mb : konsentrasi basa = 0,1 M
na : jumlah valensi asam = 1
nb : jumlah valensi basa = 2
Va : volume asam = 20 ml
Vb : volume basa = 15 ml

Ma x Va x na = Mb x Vb x nb
Ma x 20 ml x 1 = 0,1 M x 15 ml x 2
20 Ma = 3
Ma = 3/20
Ma = 0,15 M

Maka konsentrasi larutan CH3COOH sebesar 0,15 M.

Itu dia penjelasan mengenai titrasi asam basa, rumus dan perhitungannya. Belajar Kimia ternyata seseru itu ya.

Gimana, udah paham kan mengenai materi yang satu ini? Buat elo yang dari tadi nyari-nyari contoh soal dan pembahasan dari materi ini, tenang, Zenius udah nyiapin lengkap dan khusus buat elo. Langsung klik aja banner di bawah ini ya.

Pelajari materi Kimia di video materi belajar Zenius

Baca Juga Artikel Lainnya

Titrasi Asam Basa dan Pembahasan Soal.

Larutan Asam

Larutan Basa

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Bagikan Artikel Ini!