kanker serviks

Ketahui Penyebab dan Cegah Kanker Serviks Sedari Dini

Haloo, Sobat Zenius, kali ini gue mau membahas tentang penyebab Kanker Serviks atau kanker leher rahim. Kenapa gue tertarik membahas Kanker Serviks?

Pertama, menurut gue pembahasan seputar kanker serviks, HPV (virus penyebab kanker serviks), dan vaksinnya sangat penting untuk diketahui sedini mungkin, apalagi buat perempuan. Kedua, ternyata banyak temen gue (single maupun yang sudah menikah) yang gak tau tentang apa penyebab kanker rahim. Gue kira dulu cuma gue yang ketinggalan informasi ini.

Ironis banget sih, karena ternyata kanker serviks menempati urutan keempat di dunia dan urutan kedua tertinggi (setelah kanker payudara) di Indonesia, sebagai kanker yang paling sering terjadi pada perempuan antara usia 15-44 tahun. Data tersebut gue kutip dari hpvcenter.net ya.

Terdapat 26 wanita di Indonesia yang meninggal setiap harinya karena karena kanker serviks. Ini artinya, setiap 1 jam setidaknya seorang wanita Indonesia meninggal karena kanker yang disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) ini. Padahal, kanker serviks relatif bisa dicegah dan dideteksi sejak dini.

Ketahui Penyebab dan Cegah Kanker Serviks Sedari Dini 65

Makanya, sayang banget kan, kalo informasi penting tentang pencegahan kanker serviks gak banyak diketahui perempuan Indonesia. Nah, pada artikel ini, gue pengen berbagi tentang pentingnya isu kanker serviks, dan gue akan fokus kepada info tentang pemicu dan upaya pencegahan kanker ini. Ayo, yang cewek-cewek pada merapat. Eh, yang cowok juga gak papa loh, kalo mau baca artikel ini sampe habis. Siapa tau bisa berguna buat orang terdekat.

NB:

tulisan gue kali ini gak terbatas untuk elo kalangan remaja pembaca setia ZeniusBlog aja ya. Gue berharap tulisan ini juga dibaca sebanyak-banyaknya oleh pembaca umum dari berbagai umur.

Okaay. Sebelum masuk lebih spesifik tentang Kanker Serviks dan HPV, ada baiknya gue cerita dulu tentang kanker secara umum.

Apa itu kanker?

Seperti yang udah kita tau, tubuh manusia terdiri atas sel. Sel itu asal katanya dari bahasa Latin “cella” yang artinya “small room”. Sel merupakan unit fungsional terkecil dari makhluk hidup. Dalam keadaan normal, sel-sel akan tumbuh dan membelah dengan teratur. Mereka juga akan mati kalo umurnya sudah tua dan akan digantikan oleh sel baru supaya badan kita tetap sehat dan bisa bekerja seperti biasa.

Nah, kanker terjadi kalo sel-sel tadi “salah program” atau tumbuh secara abnormal. Sel-sel malah membelah atau tumbuh secara cepat dan gak terkendali. Sel kanker tumbuh terus-menerus dan membuat sel-sel baru sampai akhirnya mendesak sel-sel yang normal. Kalo udah begini, bagian tubuh kita yang ditumbuhi sel kanker tadi pasti kerjanya akan terganggu. Perilaku sel yang seperti ini biasanya akan mengarah ke pembentukan tumor.

Sebelum pembahasan kita terlalu jauh, bagaimana kalau elo download dulu aplikasi Zenius? Biar gak FOMO.

cta banner donwload apps zenius

Download Aplikasi Zenius

Fokus UTBK untuk kejar kampus impian? Persiapin diri elo lewat pembahasan video materi, ribuan contoh soal, dan kumpulan try out di Zenius!

icon download playstore
icon download appstore
download aplikasi zenius app gallery

Jadi, tumor adalah jaringan tubuh yang tumbuh secara abnormal akibat pertubuhan sel yang tidak terkontrol tadi.

Ketahui Penyebab dan Cegah Kanker Serviks Sedari Dini 66
Sel Kanker (Dok. http://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/what-is-cancer)

Tumor ada 2 macam: benign (baca: bi-nayn) dan malignant (me-lig-nent).

1. Benign Tumor (Tumor Jinak)

Kita mungkin lebih mengenal benign tumor dengan sebutan tumor jinak. Tumor jinak bukan kanker karena terbentuknya dari sel yang mirip dengan sel normal dan gak membahayakan kesehatan manusia. Karakterikstiknya pada umumnya:

  • pertumbuhannya lambat
  • tidak menyebar ke anggota tubuh lain
  • dilapisi oleh sel-sel normal

Tapi, tumor jinak ini juga bisa mengganggu, misalnya jika kondisinya sudah:

  • tumbuh sangat besar, atau terasa tidak nyaman, atau mengganggu estetika
  • menekan organ tubuh lain sehingga kerja organ tersebut terganggu
  • mengambil space di dalam ruang kepala (kalo kasusnya tumor otak)
  • melepaskan hormon yang mengganggu kerja tubuh

2. Malignant Tumor (Tumor Ganas)

Malignant tumor seringnya kita dengar dengan sebutan tumor ganas. Nah, tumor ganas adalah kanker karena dia terbentuk dari sel-sel kanker. Karakterikstiknya pada umumnya:

  • tumbuh lebih cepat daripada benign tumor
  • bisa menyebar atau merusak jaringan atau organ tubuh di sekitarnya
  • bisa menyebar ke bagian tubuh lain melalui pembuluh darah atau limfa.

Proses malignant tumor atau kanker yang menyebar dan berkembang ke bagian tubuh lain dan merusak jaringan tubuh kita yang sehat, kita sebut dengan metastasis. Kanker yang bermetastasis akan membahayakan jiwa dan sulit disembuhkan.

Ketahui Penyebab dan Cegah Kanker Serviks Sedari Dini 67
Sel Kanker (Dok. http://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/what-is-cancer)

Faktor Risiko Kanker

Sebenarnya, belum diketahui penyebab jelas kenapa dan bagaimana sel-sel normal di tubuh kita bisa “salah program” berubah menjadi sel kanker. Hal yang pasti bisa diketahui adalah faktor risikonya dan cara kerja kanker yang biasanya berkembang bertahap dalam jangka waktu lama.

Faktor risiko adalah segala hal yang bisa membuat kita jadi mempunyai kesempatan (berisiko) untuk terjangkit suatu penyakit, termasuk terjangkit Si Kanker ini.

Tiap kanker biasanya punya faktor risiko yang berbeda-beda. Misalnya, terlalu terekspos sinar matahari adalah faktor risiko dari kanker kulit. Lalu, merokok adalah faktor risiko dari berbagai macam kanker, dll. Kalo kita bisa aware terhadap faktor-faktor apa saja yang mungkin bisa membuat sel kanker ini aktif di tubuh kita, kita bisa mencegah atau meminimalisasi terjadinya kanker.

Tapi gue mesti menegaskan di sini. Bukan berarti kalo kita melakukan satu atau beberapa dari faktor risiko yang ada, kita sudah akan pasti terjangkit suatu penyakit tertentu, ya. Begitu juga sebaliknya. Faktor risiko ini cuma meningkatkan kemungkinannya aja, bukan sebagai penyebab utama. Di sisi lain, walaupun kita udah hati-hati banget dan menghindari semua faktor risiko ini, bisa aja kita tetep terkena suatu penyakit tertentu karena ada faktor yang gak bisa kita hidari, seperti usia atau genetik.

Tapi tetep aja, alangkah baiknya kalo kita bisa melakukan tindakan preventif semaksimal mungkin 🙂

Okee, yuk kita liat apa aja sih faktor-faktor risiko tadi.

1. Usia

Manusia yang lebih tua, berumur lebih dari 55 tahun, cenderung memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker, walaupun sebenarnya kanker bisa muncul di umur berapa aja. Ini bukan berarti orang-orang yang lebih muda tidak mungkin terkena kanker, hanya saja kemungkinannya lebih rendah.

2. Genetik

Kalau di dalam keluarga kita ada yang terkena kanker, risiko kita juga akan terkena biasanya jadi lebih tinggi, dan dengan jenis kanker yang sama. Faktor genetik ini mempengaruhi banyak jenis kanker, contohnya kanker payudara dan colon (usus besar).

3. Lifestyle (Gaya Hidup)

Ada beberapa kebiasaan buruk yang harus dihindari untuk menurunkan risiko terkena kanker, misalnya:

  • mengkonsumsi alkohol atau rokok dalam jumlah banyak dan dalam jangka waktu yang lama,
  • second-hand smoke,
  • terpapar matahari atau sumber sinar UV lain yang terlalu sering,
  • obesitas atau kurang berolahraga,
  • kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi, seperti lebih banyak memilih untuk makan makanan kaleng, makanan olahan, atau makanan yang diasinkan daripada mengkonsumsi buah, sayuran, dan makanan yang banyak mengandung serat.

4. Virus dan Bakteri

Beberapa kanker bisa disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Organisme yang menyebabkan penyakit kanker serviks adalah HPV (Human Papillomavirus), dan seringnya ditularkan melalui hubungan seksual. Jadi, melakukan hubungan seksual yang tidak aman juga bisa meningkatkan risiko terkena kanker.

Selain itu, ada juga virus Hepatitis B, C yang bisa menyebabkan kanker liver atau hati. Contoh lainnya lagi adalah H. Pylori bacterium yang menyebabkan kanker lambung.

5. Exposure terhadap bahan kimia

Paparan terhadap zat kimia ini bisa diperoleh di mana saja, entah itu di dalam atau di lingkungan luar sekitar rumah, atau di tempat bekerja. Beberapa contoh zat yang bersifat karsinogenik (menyebabkan  kanker) adalah benzene, beryllium, asbestos, vinyl chloride, dan arsenic.

Apa itu HPV?

Oke sekarang kita udah bisa masuk nih, secara spesifik tentang Kanker Serviks. Kita mulai dulu penjelasan tentang HPV.

Ketahui Penyebab dan Cegah Kanker Serviks Sedari Dini 68

Pada dasarnya, HPV atau human papillomavirus adalah virus yang sangat umum menginfeksi kita. Ada lebih dari 100 tipe HPV yang sudah teridentifikasi. Sebagian besar dari tipe HPV menyebabkan kutil di bagian tubuh seperti tangan dan kaki, sekitar 40an tipe sisanya menyerang daerah mukosa seperti genital, mulut, dan kerongkongan.

Penyebaran virus HPV adalah melalui kontak skin-to-skin. Jadi, kita dapat terinfeksi virus HPV jika bersentuhan langsung dengan kulit Si Pengidap virus atau dengan benda-benda yang sudah terkontaminasi virus ini. Virus HPV yang menyerang bagian alat kelamin (genital) bisa ditularkan melalui hubungan seksual, misalnya kontak langsung dengan kulit kelamin, pertukaran cairan tubuh, seks oral, hingga seks anal.

Biasanya, orang yang terinfeksi HPV tidak menunjukkan gejala sama sekali dan infeksi yang terjadi akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu perawatan apa-apa, bahkan Si Penderita juga tidak sadar kalo dia telah terinfeksi. Jika infeksi HPV sampai pada tahap menimbulkan gejala, biasanya yang utama adalah tumbuhnya kutil tadi di berbagai bagian tubuh kita.

Tidak semua tipe HPV dapat menyebabkan kanker. Tipe HPV yang menyebabkan kutil, tidak menyebabkan kanker. Tapi, ada beberapa tipe HPV kelamin yang dapat memicu terjadinya kanker serviks, maupun kanker pada penis dan anus. Menurut WHO (World Health Organisation), sekitar 99% kasus kanker serviks berhubungan dengan infeksi HPV pada alat kelamin.

Ada sekitar 13 tipe HPV yang bisa menyebabkan kanker. Kita sebut aja “high-risk” type. Orang yang terinfeksi high-risk type HPV inilah yang kemungkinan besar akan berkelanjutan untuk mengalami kanker. High risk type HPV yang paling umum menyebabkan kanker adalah HPV-16 dan HPV-18. Tipe ini menjadi penyebab kanker serviks pada 70% wanita.

Bagaimana HPV menyebabkan Kanker Serviks?

Nah, mungkin sampe di sini masih ada yang belum ngeh, serviks tuh apaan sih?

Serviks, disebut juga leher rahim atau mulut rahim, merupakan salah satu bagian dari sistem reproduksi wanita. Serviks menghubungkan rahim (uterus) dengan vagina, letaknya di bagian ujung terbawah dari rahim. Leher rahim ini berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Ketika proses persalinan, serviks dapat membuka lebar untuk memudahkan bayi lahir dengan normal. Ini gambarnya:

Ketahui Penyebab dan Cegah Kanker Serviks Sedari Dini 69
Kanker Serviks (Dok. Cancer Reasearch UK)

Ketika wanita terinfeksi HPV kelamin, biasanya sistem imun tubuh akan mencegah Si Virus untuk untuk melakukan sesuatu yang berbahaya bagi tubuh. Tapi, di beberapa wanita tertentu, virus tersebut survive selama bertahun-tahun dan lama-kelamaan, virus tersebut akan mengubah sel-sel yang ada di serviks menjadi sel kanker. Sel-sel yang tadinya sehat akan mengalami mutasi genetik atau perubahan pada DNA sehingga pertumbuhannya jadi gak terkendali.

Sebenernya tidak begitu jelas juga kenapa beberapa wanita yang terinfeksi bisa mengalami kanker serviks. Tapi, ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan wanita mengalami kanker serviks, seperti:

  • Wanita yang merokok memiliki risiko 2x lipat dibanding yang tidak merokok. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya pada rokok.
  • Melakukan aktivitas seksual di usia yang terlalu muda
  • Berganti-ganti pasangan seksual
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah. Seperti penderita HIV/ AIDS.
  • Melahirkan anak. Semakin banyak anak yang dilahirkan seorang wanita, maka risiko terkena kanker serviks akan semakin tinggi. Hal ini diperkirakan karena perubahan hormon saat sedang hamil membuat serviks lebih rentan reinfeksi HPV.
  • Menggunakan alat kontrasepsi oral dalam jangka panjang. Mengkonsumsi pil KB dalam waktu yang lama dapat meningkatkan risiko dua kali lipat.
  • Overweight

Jadi, kalau kita bisa menghindari faktor-faktor risiko di atas, kita bisa meminimalisasi terjadinya kanker serviks.

Bisa gak infeksi HPV dan kanker serviks dicegah?

Bisa dong. Caranya adalah dengan pemberian vaksin. Gue akan coba menjelaskan upaya pencegahan kanker serviks, ya!

Untuk tau lebih jelasnya cara kerja vaksin, lo bisa baca di sini: Heboh Soal Vaksin Palu, Vaksin itu apa sih?

Vaksin HPV sangat aman dilakukan dan sangat efektif jika diberikan ketika kita masih muda. Usia yang sangat dianjurkan supaya mendapatkan hasil yang maksimal adalah saat kita berumur 9-12. Vaksin HPV juga masih efektif diberikan di usia 13 – 26 tahun. Untuk pemberian vaksin di usia 26 ke atas, tingkat keefektivitasannya biasanya akan menurun.

Vaksin HPV diberikan sebanyak 2 atau 3 kali.

Jika dosis pertama diberikan saat umur kita di bawah 15 tahun, maka kita hanya membutuhkan satu kali tambahan vaksin HPV lagi. Biasanya jarak antara dosis pertama dan kedua adalah 6-12 bulan. Jadi, untuk yang berusia di bawah 15 tahun, mereka mendapatkan 2 kali suntik HPV (pada bulan ke 0 dan bulan ke 6-12)

Jika vaksin HPV pertama kali diberikan di atas umur 15 tahun, maka kita membutuhkan 2 kali tambahan dosis lagi. Jarak antara dosis pertama dengan kedua adalah 1 sampai 2 bulan, dari dosis kedua ke yang ketiga adalah 6 bulan. Jadi, jadwal pemberian vaksin HPV untuk yang berusia di atas 15 tahun adalah di bulan ke 0, bulan ke 1-2, dan bulan ke-6.

Pada dasarnya, vaksin ini akan sangat efektif bekerja jika sebelumnya kita belum pernah terpapar dengan virus HPV. Nah, itulah kenapa sangat dianjurkan diberikan di usia 9-12 karena selain respon imun tubuh kita masih sangat bagus, kemungkinan untuk melakukan hubungan seks masih rendah.

Tapi, kalau kita sudah pernah melakukan hubungan seks sebelum mendapat vaksin HPV, dokter biasanya akan menyarankan kita untuk melakukan tes terlebih dahulu sebelum dilakukan vaksinasi HPV.

Merk dagang yang umum digunakan untuk vaksin HPV adalah: Gardasil, Gardasil 9, dan Cevarix. Kalo kita mau vaksin, cukup pake salah satunya aja. Di bawah ini, ada tabel perbandingan infeksi virus HPV apa saja yang bisa dicegah oleh tiap merk dagang vaksin HPV tersebut.

Jadi, bisa kita bilang kalo Gardasil 9 itu paling lengkap, di urutan kedua ada Gardasil, baru yang ketiga Cevarix. Tapi keefektivitasannya sama.

Ketahui Penyebab dan Cegah Kanker Serviks Sedari Dini 70
Vaksin (Dok. http://kellybroganmd.com/new-gardasil/ dan https://vaccineimpact.com/tag/gardasil/page/2/)

Gimana caranya memperoleh vaksin HPV?

Ketahui Penyebab dan Cegah Kanker Serviks Sedari Dini 71
Vaksin HPV (Dok. https://www.whyimmunize.org/for-providers/hpv-vaccine-resources/)

Vaksin HPV bisa diperoleh di rumah sakit terdekat, tapi sebaiknya sebelum melakukan vaksinasi, konsultasikan dulu ke dokter spesialis kandungan (atau OBGYN – obstetrics and gynaecology). Selain rumah sakit, sebagai alternatif, kita juga bisa ke klinik khusus vaksinasi. Untuk lokasinya, bisa kita “panggil” aja di Google 😀 tinggal ketik key words “klinik vaksinasi” atau “klinik imunisasi”.

Harga vaksin HPV bervariasi, tergantung merk dagang yang digunakan dan harganya cukup mahal, berkisar di Rp 700.000an sekali suntik, bisa lebih. Harga untuk Gardasil biasanya lebih mahal dibanding Cevarix.

Setau gue, di Indonesia pemberian vaksin HPV ini belum serentak diberikan di sekolah-sekolah. Jadi memang kita mesti proaktif mencari sendiri. Walaupun begitu, pemerintah sudah berencana untuk menambahkan vaksin HPV ini dalam program imunisasi nasional. Rencananya vaksin ini akan diberikan pada anak-anak di kelas 5 (untuk dosis pertama) dan saat kelas 6 (untuk dosis kedua) SD/ MI dan yang sederajat, swasta maupun negeri, melalui program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Nasional).

Pentingnya Pengecekan Rutin

Ada hal penting lain yang mau gue tekankan. Jika kita sudah sexually active (artinya kita sudah mulai aktif melakukan hubungan seksual, regardless belum menikah, atau sudah menikah, belum punya anak, atau sudah punya anak, pokoknya sudah aktif secara seksual), alangkah baiknya kalau kita rajin melakukan screening, terlepas sudah menerima vaksin HPV atau belum.

Kenapa screening itu penting?

Karena seperti yang udah disebut di atas, umumnya infeksi HPV tidak menimbulkan gelaja. So, kemungkinan kita gak bakal tau kalo kita terinfeksi. Selain itu, perkembangan HPV dari mulai menginfeksi sampai menjadi kanker juga membutuhkan waktu yang lama, kira-kira 10-20 tahun. Nah, bisa jadi kita baru mengalami gejalanya setelah bertahun-tahun ke depan, dan di saat itu biasanya sudah terlambat, sudah terlanjur menjadi kanker, misalnya. Jadi, akan sangat baik kalo kita melakukan pengecekan sedini mungkin. 🙂

Screening atau tes yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya kelainan sel pada serviks ada 2 macam, yaitu, pap smear (pemeriksaan laboratorium) atau IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). Nah, kedua tes ini nanti akan gue jelaskan lebih detail di bawah, ya.

Pap smear

Papanicolaou test atau bisa juga kita sebut pap test atau pap smear adalah prosedur screening untuk kanker serviks. Tujuannya adalah untuk melihat ada atau tidaknya pertumbuhan sel-sel abnormal pada serviks (leher rahim) kita.

Prosedurnya simpel dan hanya memakan waktu beberapa menit (mungkin gak nyampe 5 menit). Dokter akan mengambil sampel sel yang ada pada serviks kita melalui vagina. Pertama-tama, dokter akan memasukkan alat yang disebut spekulum ke dalam mulut vagina untuk membuka vagina sehingga memudahkan dokter melihat bagian serviks kita. Lalu, menggunakan spatula (seperti sendok kecil yang tangkainya panjang) dan sikat kecil, dokter akan mengambil sampe sel-sel dari serviks kita. Nanti, sampel sel tadi akan dicek di laboratorium.

Ketahui Penyebab dan Cegah Kanker Serviks Sedari Dini 72
Pap Smear (Dok. http://www.medicaldaily.com/fda-panel-recommends-dna-based-hpv-test-replace-pap-smear-it-more-effective-cervical-cancer-271184 dan http://www.soc.ucsb.edu)

Gak usah takut atau deg-deg-an karena biasanya kebanyakan wanita tidak merasakan sakit saat tes ini dilakukan. Hanya mungkin gak nyaman sedikit aja.

Pap test ini direkomendasikan buat kita yang sudah sexually active. Biasanya dianjurkannya untuk para wanita yang berumur 21 sampai 65 tahun. Tapi kalau di bawah umur 21 sudah melakukan hubungan seksual, jangan lupa untuk untuk cek juga, ya. Prosedur tes ini sebaiknya dilakukan 1 sampai 5 tahun sekali, tergantung umur dan kondisi kita, untuk lebih jelasnya langsung konsultasikan ke dokter aja.

Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)

Untuk IVA, prosedurnya hampir mirip dengan pap smear. Bedanya, pap smear membutuhkan pengambilan sampel jaringan dan pemeriksaan laboratorium, kalau IVA tidak. Jadi, setelah dokter memasukkan spekulum ke dalam vagina, langkah selanjutnya adalah meneteskan larutan asam asetat 3-5% pada  bagian serviks dan diamati selama sekitar 1 menit. Apabila ada perubahan warna menjadi keputih-putihan, maka kemungkinan ada kelainan tahap pra-kanker.

Melakukan tes dengan IVA umumnya lebih cepat dan lebih murah dibandingkan pap smear karena hasilnya bisa dilihat langsung saat itu juga dan tidak perlu menunggu hasil lab. Selain itu, karena lebih simpel, prosedur IVA bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan lain, tidak harus oleh dokter spesialis. Biasanya IVA dilakukan di daerah dengan fasilitas kesehatan yang terbatas.

****

Okee. Kira-kira itu tadi penjelasan singkat seputar HPV dan kanker serviks. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua. Oh iya Sobat Zenius elo bisa belajar di mana dan kapan aja lho bareng Zenius. Yuk, cek paket belajar Zenius dengan klik banner di bawah ini.

perang dingin

Hal-hal yang berkaitan dengan seks biasanya menjadi hal yang tabu untuk diomongin. Tapi, alangkah baiknya kita selalu mencari tau demi kepentingan proteksi diri, apalagi yang berkaitan dengan kesehatan diri sendiri.

Jadi, jangan malu ya untuk bertanya ke orang terdekat yang kira-kira lebih mengerti atau konsul langsung ke dokter untuk sekedar menanyakan hal-hal yang ingin diketahui.

Mencari informasi di Google juga sebenernya bisa juga dilakukan sih. Tapi kita mesti pinter-pinter juga memilih sumbernya dan jangan gampang panik kalo baca suatu hal yang kayaknya serem. Misalnya, elo mengalami gejala sakit kepala, terus dari hasil nge-googling, yang ditemuin ternyata gelaja kanker otak sama dengan gejala yang elo alami sekarang, terus panik karena merasa kena kanker. 😀 Yaa, jangan gitu jugaa. Hehe. Mencari informasi seputar kesehatan di Google boleh banget, asalkan cuma sebagai referensi. Jangan menggunakan informasi dari Google untuk mendiagnosis gejala yang sedang kita alami, apalagi untuk mendiagnosis orang lain, terutama kalo kita gak mendalami bidang kesehatan sama sekali. Sebaiknya kalo merasa ada apa-apa, segera langsung cek ke dokter.

Tujuan World Cancer Day adalah untuk meningkatkan awareness kita terhadap kanker dan untuk meng-encourage orang-orang supaya melakukan tindakan preventif, deteksi dini, dan melakukan treatment. Nah, semoga artikel gue ini bisa mendorong kita semua untuk proaktif sadar dan ikut memulai tindakan pertamanya, yaitu preventif atau pencegahan. Seperti yang udah kita tau, “mencegah, kan, lebih baik daripada mengobati”. 🙂

Stay healthy, eat well, and don’t forget to exercise regularly!

Referensi:
https://www.cancer.org
http://www.nccc-online.org/images/pdfs/10ThingsHPV_CCAM.pdf
https://www.atsdr.cdc.gov/emes/public/docs/Chemicals,%20Cancer,%20and%20You%20FS.pdf
http://www.cancerresearchuk.org
http://www.webmd.com
http://www.alodokter.com
https://www.wikipedia.org
http://www.depkes.go.id
http://gco.iarc.fr/today/
http://www.hpvcentre.net/

Originally Published: February 10, 2017
Updated By: Arieni Mayesha

Bagikan Artikel Ini!