Artikel ini mempelajari pengertian dan rumus ROA (Return on Assets) dengan contoh soal dan pembahasannya.
Barang siapa yang ingin mencari cuan, ia harus belajar setidak-tidaknya dasar dari ekonomi. Kali ini gua bakal bantu temen-temen Zenius untuk mempelajari tentang rumus ROA. Tentu kita ga cuma pelajarin rumusnya ya, ntar pada bengong doang lagi selesai liat rumus. Kita akan belajarin apa itu ROA terlebih dahulu. Kalau gitu, yuk disimak artikelnya!
Daftar Isi
Apa Itu Return on Assets (ROA)?
ROA adalah singkatan dari Return on Assets, dalam bahasa Indonesia ini dapat diartikan sebagai tingkat pengembalian aset. Menurut seorang ahli bernama Mardiyanto, ROA ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba karena rasio tersebut mewakili pengembalian atas aktivitas perusahaan.
Maksudnya gimana tuh? Gampangnya gini deh temen-temen, ROA ini adalah rasio yang nunjukin perbandingan laba bersih yang dihasilkan perusahaan dengan modal yang diinvestasikan dalam aset. Contohnya, untuk jualan nasi goreng di jalanan, kita butuh gerobak nasi goreng. Nah ROA ini adalah perbandingan untung yang kita dapet dari jualan nasi goreng dengan uang yang kita keluarin buat beli gerobak nasi goreng.
Menurut ahli ekonomi lain bernama Hery, semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Jadi untuk seorang pedagang yang mau sukses, dia akan ngincer ROA setinggi-tingginya. Kalau ROA rendah, artinya perusahaan pedagang itu kurang produktif.
Rumus Return on Assets (ROA)
Seperti contoh gerobak nasi goreng yang tadi gua udah sebut, kita tau kalau ROA ini perbandingan laba bersih dengan aset. Maka dari itu, rumus ROA dapat dituliskan sebagai berikut:
Keterangan:
Pendapatan Bersih adalah pendapatan setelah pajak.
Fungsi Return on Assets (ROA)
Melalui penjelasan-penjelasan sebelumnya, kita dapat melihat fungsi ROA pada dasarnya memberi tahu penghasilan dari modal (aset) yang diinvestasikan. ROA dapat memberikan investor gambaran tentang seberapa efektif perusahaan dalam mengubah uang yang diinvestasikan menjadi laba bersih.
Selain itu, ROA perusahaan publik dapat bervariasi secara substansial dan akan sangat bergantung pada industrinya. Oleh karena itu, ketika kita menggunakan ROA sebagai ukuran komparatif, sebaiknya kita membandingkannya dengan ROA perusahaan sebelumnya atau ROA perusahaan serupa.
Kelebihan dan Kekurangan Return on Assets (ROA)
Kelebihan dan kekurangan ROA adalah sebagai berikut:
Kelebihan
- Dapat diperbandingkan dengan rasio industri sehingga dapat diketahui posisi perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi.
- Selain berguna untuk kepentingan kontrol, analisis ROA. Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka dengan analisis ROA dapat diukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.
Kekurangan
- ROA sebagai pengukur divisi sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi aktiva tetap.
- ROA mengandung distorsi yang cukup besar terutama dalam kondisi inflasi. ROA akan cenderung tinggi akibat dan penyesuaian (kenaikan) harga jual, sementara itu beberapa komponen biaya masih dinilai dengan harga distorsi.
Contoh Soal dan Pembahasan
Joko mempunyai usaha mebel di kampung halamannya. Setelah periode waktu tertentu, ia membukukan laba bersih sebesar 5 juta. Berapakah ROA Joko bila diketahui ia memiliki aset sebesar 20 juta?
Pembahasan:
ROA = 25%
Jadi, Joko memiliki ROA senilai 25%
Sekian deh tentang ROA, udah pada bisa rumus ROA dong nih pastinya? Kalau udah pada jadi pengusaha sukses kabarin ya ROA perusahaan lu gimana hahaha. Kalau temen-temen ada pertanyaan atau ingin berdiskusi, langsung aja ditulis di kolom komentar ya. Selain itu, temen-temen bisa cek materi-materi ekonomi lainnya di Zenius seperti yang berikut ini.
Video Materi:
Materi – Konsumsi, Tabungan, Investasi, dan Multiplier Effect
Baca Juga:
Ketahui Cara Menghitung Break Even Point (BEP), Yuk!
Materi Ekonomi: Pertumbuhan Ekonomi
Materi Ekonomi: Lembaga Jasa Keuangan
Referensi:
Mardiyanto, H. (2009). Inti Sari Manajemen Keuangan. Grasindo.
Hery, S. E. (2015). Analisis Kinerja Manajemen. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Leave a Comment