Model pembelajaran langsung atau direct instruction melibatkan peran aktif guru dalam kegiatan di kelas.

Model Pembelajaran Langsung – Zenius untuk Guru

Seiring kemajuan pendidikan, model-model pembelajaran pun ikut berkembang. Kalau diperhatikan, banyak banget model pembelajaran baru yang menyesuaikan kebutuhan pembelajaran masa kini. Namun di artikel ini kita akan membahas model pembelajaran langsung dan tidak langsung.

Model pembelajaran langsung atau direct instruction melibatkan peran aktif guru dalam menjalankan pembelajaran. Sementara, dalam model pembelajaran tidak langsung, peran guru bergeser menjadi fasilitator, pendukung, dan pendorong pembelajaran.

Untuk kali ini, kita akan fokus pada model pembelajaran langsung saja, ya. Di mana metode ini dirancang khusus untuk mengembangkan pengetahuan prosedural dan deklaratif siswa.

Mau tahu lebih lengkap soal model pembelajaran langsung? Yuk, cari tahu bareng-bareng! Mulai dari pengertian, ciri-ciri, sintaks, sampai kelebihan dan kekurangannya.

Apa Itu Model Pembelajaran Langsung?

Sebelum membahas model pembelajaran langsung lebih jauh, saya ingin bertanya ke Bapak dan Ibu Guru. Tahukah bagaimana awal mula adanya model pembelajaran ini?

Model pembelajaran langsung pertama kali diperkenalkan oleh Siegfried Engelmann pada tahun 1968. Menurutnya, pendekatan ini bisa membantu siswa dalam belajar dan menguasai pelajaran. Terbukti, dari kegiatan yang dilakukannya, Engelmann menemukan bahwa model pembelajaran langsung mampu meningkatkan hasil belajar siswa, tanpa memandang latar belakang mereka.

Di Indonesia sendiri, model pembelajaran langsung menjadi salah satu metode yang paling umum digunakan. Karena, lewat pendekatan ini, guru bisa meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri siswa secara cepat.

Seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya, model pembelajaran langsung berfokus pada gaya mengajar guru yang terlibat aktif dalam kegiatan di kelas. Karena itu, beberapa ahli menyebutnya sebagai active teaching model.

Model pembelajaran langsung dikenal dengan nama direct instruction, training model, mastery teaching, dan explicit instruction.
Istilah lain untuk menyebut model pembelajaran langsung. (Arsip Zenius)

Selanjutnya, menurut Trianto dalam Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif & Kontekstual (2014), model pembelajaran langsung adalah suatu pendekatan yang ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan deklaratif dan prosedural siswa. 

Pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan tentang sesuatu yang bisa diungkapkan dengan kata-kata. Contohnya, konsep tekanan dalam Fisika. Di mana guru bisa menjelaskan bahwa tekanan berasal dari hasil bagi antara gaya (F) dan luas bidang benda yang dikenai gaya (A).

Sementara, pengetahuan prosedural berkaitan dengan bagaimana melakukan sesuatu. Contohnya, terkait materi Fisika di atas, pengetahuan proseduralnya adalah bagaimana cara memperoleh rumus dari konsep tekanan atau menyelesaikan persamaan tersebut.

Dengan kata lain, model pembelajaran langsung mengarah pada kegiatan pembelajaran yang terstruktur. Serta, materi pelajaran bisa diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap. Sehingga, siswa bisa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan selangkah demi selangkah.

Dari pengertian di atas, mungkin Bapak dan Ibu Guru jadi bertanya-tanya, apakah metode ceramah yang selama ini digunakan termasuk dalam pembelajaran langsung? Jawabannya adalah bukan.

Jadi, model pembelajaran langsung nggak sama dengan metode ceramah. Tapi, metode ceramah dan tanya jawab memang punya kaitan erat dengan model pembelajaran langsung. Biar perbedaannya lebih jelas, langsung saja simak ciri-cirinya berikut ini.

Baca Juga: Model Pembelajaran Discovery Learning

Ciri-Ciri Model Pembelajaran Langsung

Dalam model pembelajaran langsung, guru menyampaikan tujuan pembelajaran di awal kelas.
Ilustrasi guru saat menjelaskan tujuan pembelajaran. (Arsip Zenius)

Pembelajaran langsung menjadi salah satu cara yang efektif untuk memberikan informasi dari subtopik ke subtopik selanjutnya secara bertahap. Selain itu, pendekatan ini juga menggunakan banyak contoh, gambar, dan demonstrasi untuk menghubungkan konsep konkret dan abstrak.

Lebih jelasnya, model pembelajaran langsung mempunyai tiga karakteristik yang membedakannya dengan pendekatan yang lain. Ketiga ciri tersebut adalah

  1. adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar. Lewat model pembelajaran langsung, tujuan pembelajaran disampaikan secara jelas, yaitu agar siswa memperoleh pengetahuan deklaratif dan prosedural. Selain itu, proses penilaiannya juga dilakukan secara sistematis.
  2. adanya sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan mengikuti lima fase. Tahapan ini akan kita bahas di bagian selanjutnya ya, Bapak dan Ibu Guru.
  3. adanya sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, sehingga kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan baik dan mencapai keberhasilan.

Mungkin, ciri-ciri di atas belum bisa menggambarkan secara jelas bagaimana proses belajar siswa dalam pembelajaran langsung. Karena itu, berikut ini saya akan tuliskan sintaks model pembelajaran langsung yang terdiri dari 5 fase.

Baca Juga: Hybrid Learning Solusi Efektif Pembelajaran?

Sintaks Model Pembelajaran Langsung

Meskipun kegiatan pembelajaran berpusat ke guru, bukan berarti model pembelajaran langsung nggak memberikan siswa kesempatan untuk berperan aktif di kelas, ya. Dengan model ini, siswa tetap diberikan waktu untuk latihan, bertanya, dan menyampaikan pendapatnya.

Membahas soal pembelajaran langsung, saya jadi teringat Cikgu Melati dalam kartun animasi Upin Ipin (2007). Sebelum memulai kelas, Cikgu Melati, guru Upin dan Ipin, selalu menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas. Jadi, Upin, Ipin, dan temannya tahu apa alasan mereka mempelajari materi itu.

Cikgu Melati adalah guru Upin dan Ipin. Sebelum memulai pembelajaran, dia selalu menjelaskan tujuan pembelajaran ke siswa agar nantinya materi lebih mudah dipahami.
Cikgu Melati menyampaikan tujuan pembelajaran ke siswa sebelum kelas dimulai. (Dok. YouTube Les’ Copaque Production)

Saat kelas dimulai dan terlihat siswanya belum siap, Cikgu Melati mencoba memberikan semangat ke mereka. Tujuannya, agar materi yang akan disampaikan bisa benar-benar diterima oleh siswa.

Tak jarang, Cikgu Melati memperagakan langsung keterampilan yang berkaitan dengan materi. Sehingga, siswa nantinya bisa menerapkan konsep materi yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari.

Di beberapa episode, sepertinya Cikgu Melati memang memperlihatkan model pembelajaran langsung, ya? Bagaimana menurut Bapak dan Ibu Guru?

Nah, Bapak dan Ibu Guru juga bisa menerapkan pembelajaran langsung seperti Cikgu Melati, lho. Langkah-langkah model pembelajaran langsung (direct instruction) pada dasarnya mengikuti pola atau sintaks yang terdiri dari 5 fase penting.

Di awal pembelajaran, kita perlu menjelaskan tujuan dan latar belakang pembelajaran. Nggak hanya materi, semangat belajar siswa juga harus dipersiapkan. Di fase inilah, Bapak dan Ibu Guru perlu memotivasi siswa, seperti yang dilakukan Cikgu Melati.

Setelah itu, sampaikan materi ajar lewat presentasi atau peragaan terkait keterampilan tertentu. Di tahap ini, hendaknya informasi disampaikan dengan jelas dan spesifik. Sehingga, proses belajar siswa bisa lebih bermakna.

Tak lupa, pada fase-fase selanjutnya, berikan siswa arahan untuk melakukan latihan. Di sini, penting bagi Bapak dan Ibu Guru untuk menyampaikan umpan balik terhadap proses belajar siswa.

Supaya lebih jelas, Bapak dan Ibu Guru bisa lihat sintaks model pembelajaran langsung pada gambar berikut.

Sintaks model pembelajaran langsung terdiri dari 5 fase penting, yaitu menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, memberikan bimbingan, mengecek pemahaman dan memberi umpan balik, serta memberikan latihan dan penerapan konsep.
Sintaks model pembelajaran langsung. (Arsip Zenius)

Setelah melihat langkah-langkah model pembelajaran langsung, sekarang kita beralih ke kelebihan dan kekurangannya. Jadi, baca artikelnya sampai habis ya, Bapak dan Ibu Guru.

Baca Juga: Pembelajaran Kontekstual dan Kenyataan

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Langsung

Dalam model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima siswa. Sehingga, proses pembelajaran bisa lebih terstruktur dan fokus pada tujuan yang akan dicapai.

Selengkapnya, menurut Lefudin dalam bukunya Belajar & Pembelajaran (2017), berikut adalah beberapa kelebihan model pembelajaran langsung, di antaranya:

  • proses pembelajaran memperlihatkan bagaimana suatu masalah bisa didekati, informasi dianalisis, dan pengetahuan dihasilkan.
  • efektif untuk mengajarkan informasi deklaratif dan prosedural yang sangat terstruktur.
  • memfokuskan pembelajaran pada kegiatan mendengar (presentasi) dan mengamati (demonstrasi) yang membantu siswa dalam memahami pelajaran.
  • bisa diterapkan dalam kelas besar maupun kecil.
  • menekankan pembelajaran pada poin penting atau materi-materi yang sulit bagi siswa.
  • membutuhkan waktu yang relatif singkat dalam penyampaian informasi yang merata ke semua siswa.

Sementara, model pembelajaran langsung juga mempunyai kekurangan. Merujuk pada sumber yang sama, buku Belajar & Pembelajaran (2017), kekurangan model pembelajaran ini antara lain:

  • tidak semua siswa terbiasa dengan kegiatan mendengar dan mengamati, sehingga guru kembali harus mengajarkan atau menyesuaikan kondisi kelas.
  • adanya kesulitan untuk membedakan kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pemahaman, gaya belajar, dan ketertarikan siswa.
  • siswa hanya diberikan sedikit kesempatan untuk terlibat aktif di kelas, sehingga sulit bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal.
  • keberhasilan pembelajaran bergantung pada gaya komunikasi guru.
  • kurangnya kesempatan bagi siswa untuk memproses materi yang bersifat kompleks dan rinci.

Baca Juga: Pentingnya Paham Karakteristik Peserta Didik

Demikian pembahasan kita tentang model pembelajaran langsung. Meskipun terlihat sederhana, penerapan model pembelajaran ini tetap harus memperhatikan keterampilan guru dan kondisi kelas, ya.

Bagi Bapak dan Ibu Guru sendiri, apakah model pembelajaran langsung cocok untuk digunakan? Apakah perlu menggabungkan model pembelajaran ini dengan model yang lainnya? Tuliskan pendapat Bapak dan Ibu Guru di kolom komentar, ya!

Oh iya, selama proses pembelajaran, Bapak dan Ibu Guru juga bisa menggunakan LMS (Learning Management System) Zenius untuk Guru, lho. Ada ribuan video materi dan soal yang bisa dibagikan ke siswa secara gratis.

Cara aksesnya juga mudah. Langsung saja klik gambar di bawah ini!

lms zenius untuk guru zenru

Referensi

Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif & Kontekstual – Trianto Ibnu Badar

Al-Tabany (2014)

Model Pembelajaran, Hasil Belajar dan Respon Peserta Didik – Syaiful Rohman (2021)

Menjadi Guru Profesional – Suyanto, Asep Jihad (2013)

Model Pembelajaran Langsung – Tripven (2020)

Metodologi Pembelajaran: Strategi, Pendekatan, Model, Metode Pembelajaran – Lufri, dkk

(2020)

Belajar & Pembelajaran, Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran,

Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran – Lefudin (2017)

Bagikan Artikel Ini!