cara belajar yang efektif untuk siswa smp

Inquiry-Based Learning: Siswa Belajar Mandiri

Dalam proses belajar mengajar, Bapak/Ibu guru pasti pernah mendengar istilah Inquiry-Based Learning. Inquiry-Based Learning atau sering disingkat dengan IBL adalah proses pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kemampuan awal atau rasa penasaran siswa. Pembelajaran ini berbasis inquiry atau pertanyaan, dimana pembelajaran dirancang sesuai dengan pertanyaan atau ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran. Pembelajaran ini berbasis inquiry dimana siswa melakukan proses pembentukan pengetahuannya sendiri.

Inquiry-Based Learning juga memberikan kesempatan siswa untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan, eksperimen, serta penelitian secara mandiri. Siswa berperan aktif sepanjang proses pembelajaran untuk membangun ide dan menciptakan pemahaman.

Pengertian Inquiry-Based Learning

Kata inquiry didefinisikan sebagai sebuah kegiatan pencarian kebenaran, informasi, atau pengetahuan, dimana prosesnya dilakukan dengan bertanya atas rasa keingintahuan. Pada dasarnya, setiap individu melalui proses inquiry dalam kehidupannya sejak lahir. Bayi mulai memahami apa yang ada di dunia dengan menanyakan hal-hal yang tidak mereka ketahui. Mereka mengamati wajah yang mendekat, mencari sumber suara yang didengar, dan memasukkan benda ke mulut. Saat bayi, proses bertanya dimulai dengan mengumpulkan data dan informasi menggunakan panca indera, mulai dari melihat, mendenger, merasa, menyentuh, hingga mencium.

Dalam pendidikan, proses pembelajaran inquiry dapat membangun pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari melalui proses pertanyaan dan penyelidikan. Penyelidikan berfungsi mencari penyelesaian yang tepat untuk pertanyaan atau masalah yang ditemukan. Pendekatan pembelajaran ini menekankan pada pengembangan keterampilan inquiry, dan kebiasaan berpikir yang memungkinkan siswa untuk melanjutkan pencarian pengetahuan. 

Berdasarkan sudut pandang guru, pengajaran berbasis inquiry berfokus pada cara untuk menggerakkan siswa dalam menemukan jawaban atas rasa keingintahuan mereka melalui pemikiran dan pemahaman yang kritis. Guru bertugas untuk mendorong siswa mengajukan pertanyaan dan mendukung mereka dalam proses penyelidikan, serta memahami kapan harus memulai dan bagaimana menyusun kegiatan penyelidikan.

Sementara dari sudut pandang siswa, IBL berfokus pada menyelidiki pertanyaan atau masalah secara terbuka. Mereka dituntut untuk menggunakan penalaran berbasis bukti dan pemecahan masalah untuk mencapai suatu kesimpulan yang dapat mereka pertahankan.

Karakteristik Inquiry-Based Learning

inquiry-based learning
Siswa aktif bertanya dalam Inquiry-based Learning (Foto oleh Katerina Holmes dari Pexels)

Karakteristik utama dari Inquiry-Based Learning antara lain:

  1. Siswa membuat pertanyaan mereka sendiri. Siswa berperan aktif dalam pembelajaran, tidak hanya menerima pembelajaran yang telah dirancang guru.
  2. Peserta didik memperoleh bukti pendukung untuk menjawab pertanyaan mereka sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator siswa dalam belajar, sementara seluruh aktivitas siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri.
  3. Siswa menjelaskan bukti jawaban yang telah dikumpulkan, menghubungkan penjelasan dengan pengetahuan yang didapatkan dari proses investigasi, serta membuat argumen dan pembenaran. Kegiatan ini dapat mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, logis, dan kritis siswa.

Bagaimana Cara Menerapkan Inquiry-Based Learning?

Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memulai IBL. Berikut adalah 5 langkah dari Inquiry-Based Learning.

  1. Eksplorasi

    Siswa melakukan kegiatan eksplorasi untuk menemukan sesuatu yang berdasarkan pada pemahaman awal yang mereka miliki. Mereka sadar dengan permasalahan yang ditemukan dan dapat mendefinisikan masalah yang menjadi pokok penyelidikan.

  2. Belajar Mandiri

    Setelah melakukan tahapan eksplorasi, siswa akan menemukan konsep baru yang harus dipelajari dan dipahami secara mandiri. Mereka belajar secara mandiri berdasarkan perkembangan pemahaman dari hasil tahapan eksplorasi. 

  3. Ulasan

    Siswa mempresentasikan dan menjelaskan hasil temuan yang didapatkan dari proses belajar mandiri kepada guru.

  4. Konsolidasi

    Siswa bersama-sama dengan anggota kelompoknya melakukan konsolidasi terhadap penemuan mereka. Konsolidasi dapat dilakukan dengan diskusi kelompok maupun presentasi.

  5. Bimbingan Guru

    Siswa merefleksikan pembelajaran individu dan kelompok dengan guru. Di tahap ini, penguatan konsep diberikan oleh guru yang memberikan bimbingan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Bapak/Ibu guru dapat memulai pelajaran dengan memutar video atau berbagi dokumen pembelajaran. Setelah itu, berikan siswa pertanyaan terkait dengan materi yang diberikan secara individu ataupun kelompok. Hal ini dapat membantu membangkitkan rasa ingin tahu dan merangsang pemikiran siswa saat kelas dimulai. 

Manfaat IBL dalam Proses Belajar Mengajar

pembelajaran inquiry
Inquiry-based Learning memudahkan proses belajar siswa (Foto oleh Jessica Lewis dari Pexels)

Selain membangun keterampilan siswa dalam mencapai pemikiran yang sistematis, logis, dan kritis, Inquiry-Based Learning dapat memberikan manfaat lain bagi siswa dan juga guru.

  1. Memudahkan Proses Pembelajaran

    Menjalankan proses belajar dengan IBL dapat membantu siswa untuk menyerap informasi yang diberikan secara lebih mudah. Rasa keingintahuan yang tumbuh pada diri siswa dapat mempersiapkan otak untuk memulai pembelajaran dan memungkinkan mereka untuk memahami serta mengingat pembelajaran secara lebih cepat.
  2. Membangun Pemahaman Mendalam

    Melalui pendekatan inquiry, siswa dapat mengetahui bagaimana ide dikembangkan, mengapa aturan atau sebuah rumus bekerja, serta bagaimana cara menerapkan aturan, ide, serta rumus tersebut dengan benar. Hal ini mendukung siswa memiliki pemahaman yang mendalam akan suatu pembelajaran. 
  3. Membangun Beragam Keterampilan

    Siswa dapat meningkatkan keterampilan tertentu melalui pembelajaran berbasis inquiry, diantaranya yang berhubungan dengan inisiatif dan pengarahan diri. Hal ini terlihat dari langkah-langkah pada proses penyelidikan dimana siswa belajar bagaimana cara mengajukan pertanyaan, menyelidiki, berdiskusi, berkolaborasi, bekerja sama, dan mencapai kesimpulan mereka sendiri.
  4. Menerapkan Strategi Pembelajaran yang Beragam

    Penerapan Inquiry-Based Learning dapat memberikan kesempatan bagi Bapak/Ibu guru untuk menggunakan strategi pengajaran yang berbeda, sesuai dengan gaya belajar siswa. Siswa memiliki kecenderungan untuk fokus pada satu gaya belajar yaitu visual, auditori, atau kinestetik. Mereka yang nyaman dengan cara pembelajaran melalui visual audio akan belajar melalui video, sementara siswa yang cenderung aktif akan bereksperimen di lapangan. Dengan begitu, pembelajaran berjalan efektif dan inklusif.  

Inquiry-Based Learning dapat diterapkan sebagai metode yang efektif. Yang perlu Bapak/Ibu perhatikan adalah pastikan bahwa setiap siswa memiliki dasar pengetahuan yang tepat supaya pendekatan ini berhasil diterapkan. IBL menuntut siswa untuk mencari dan menemukan sendiri pengetahuan yang mereka butuhkan lewat pertanyaan atau penyelidikan. Dengan begitu terbentuklah proses belajar mandiri dalam diri siswa.


Bapak/Ibu guru bisa mendapatkan tips seputar cara mengajar dan kegiatan belajar mengajar lainnya melalui Zenius untuk Guru. Tak hanya itu, Bapak/Ibu guru juga dapat merasakan kemudahan dalam belajar mengajar online dengan fitur-fitur yang lengkap dan akses yang mudah. Informasi lebih lanjut, klik di sini -> Zenius untuk Guru

Referensi:

Workshop: Inquiry-based Learning – Thirteen (2004)

What Is Inquiry-Based Learning: 7 Benefits & Strategies You Need to Know – Prodigygame (2017)

Baca Juga Artikel Lainnya

Tips Belajar Mandiri di Rumah

Pembelajaran Adaptif: Kemajuan Teknologi untuk Pendidikan yang Lebih Baik

Cara Efektif Belajar Atau Menghafal dengan Sistem Kebut Semalam

Bagikan Artikel Ini!