Filosofi pythagoras

Filosofi Pythagoras – Mengenal Pythagoras

Hi, Sobat Zenius!

Wah, kita udah ada di episode terakhir yang membahas tentang Pythagoras. Sama kayak artikel sebelumnya, kali ini gue bakal bahas sesuatu selain teorema Pythagoras, karena ada banyak hal tentang tokoh zaman Yunani kuno ini yang cukup menarik untuk kita ketahui bareng.

Ilustrasi Filosofi Pythagoras
Ilustrasi Filosofi Pythagoras (Arsip Zenius)

Salah satu hal yang menarik dari pemikiran Pythagoras, yaitu pandangan bahwa segala sesuatu dapat direduksi menjadi angka. Menurutnya, seluruh isi alam semesta telah dibangun menggunakan Matematika. 

Oleh karena itu, Pythagoras percaya kalau kebenaran di balik kenyataan sehari-hari yang kita alami berkaitan dengan angka.

Nah, di artikel tentang biografi Pythagoras, gue juga udah pernah bahas tentang Pythagoreanism, yaitu sekolah filsafat yang didirikan oleh Pythagoras pada tahun 525 SM.

Sekolah filsafat ini bisa juga disebut sebagai religious brotherhood, yaitu perkumpulan dalam rangka reformasi moral di masyarakat. Selain itu, persaudaraan ini juga melakukan sumpah setia dan menjaga kerahasiaan di dalamnya.

Baca JugaRumus Keliling dan Luas Segitiga – Materi Matematika Kelas 7

Oke, kalau begitu, apa aja ajaran-ajaran yang ada di dalam Pythagoreanism?

Filosofi Pythagoras

Pythagoras percaya kalau jiwa manusia itu abadi, dia hanya berpindah dari satu tubuh ke tubuh yang lain. Oleh karena itu, Pythagoreanism percaya kalau kehidupan sesudah kematian itu terjadi dengan serangkaian proses reinkarnasi setelahnya.

Selain itu, perkumpulan ini juga diisi dengan berbagai ritual yang tujuannya untuk memurnikan jiwa. Nah, simbol-simbol tertentu juga digunakan di sini dan dianggap memiliki makna mistis tertentu. Oleh karena itu, filsafat digunakan sebagai sarana pemurnian spiritual.

Karena setiap anggotanya dituntut untuk menjaga kerahasiaan dan setia, maka banyak hal yang tidak dapat diketahui tentang Pythagoreanism sebelum perkumpulan ini benar-benar punah di abad ke-4 SM.

Hal ini termasuk temuan-temuan yang berkaitan dengan Matematika. Nah, sebenernya gimana Pythagoras memaknai Matematika?

Matematika sebagai Realitas Dunia

Pythagoras merupakan tokoh yang benar-benar menggemari angka-angka. Menurutnya, seluruh semesta ini dapat dijelaskan melalui suatu perhitungan matematis. 

Ilustrasi Matematika Realitas Dunia
Ilustrasi Matematika Realitas Dunia (Arsip Zenius)

Konsep dari realita menurut Pythagoras terbentuk dari angka-angka, salah satunya terlihat dari rasio-rasio yang membentuk pola. Oleh karena itu, menurutnya ada banyak perhitungan di dalam hidup ini yang dapat menjelaskan bagaimana dunia bekerja.

Nggak cuma tentang realitas dari angka-angka yang terdapat di semesta, tetapi musik dan astronomi menurutnya juga bersifat matematis di level tertingginya.

Tidak Ada Tulisan Pythagoras

Walaupun menjadi sosok yang penting dalam perkembangan Matematika, Pythagoras memiliki pencapaian Matematika yang relatif sedikit ketimbang matematikawan Yunani lainnya. Selain itu, pemimpin Pythagoreanism ini diketahui juga tidak menulis buku, sehingga tidak ada tulisan Pythagoras yang dapat ditemukan sejarawan.

Nah, adanya kelangkaan sumber-sumber asli dari Pythagoras disebabkan oleh bahan tulisan yang langka. Ya iyalah, karena pengetahuan Pythagoras cuma diturunkan dari mulut ke mulut pada satu generasi ke generasi lainnya. 

Kolektivisme di Pythagoreanism

Banyak temuan di Pythagoreanism yang dikaitkan dengan Pythagoras itu sendiri, untuk menghormati pemimpinnya. 

Selain itu, karena perkumpulan ini menerapkan budaya kolektif di dalamnya, yaitu kebersamaan, sehingga sangat sulit untuk membedakan karya asli milik Pythagoras dan karya pengikut-pengikutnya.

Tapi, terlepas dari ketidakjelasan kontribusi sebenarnya di antara Pythagoras dan pengikut-pengikutnya, Pythagoreanism tetap menjadi sekolah yang memberikan kontribusi yang besar kepada Matematika.

Mengajarkan Veganism

Bisa dibilang, Pythagoras menjadi salah satu filsuf Yunani kuno yang mengajarkan pola makan secara vegan. Dia menjadi salah satu orang pertama dalam sejarah yang membicarakan manfaat dari pola makan tanpa daging. 

Nah, Pythagoras percaya kalau setiap makhluk hidup memiliki jiwa. Pandangan ini, menurutnya adalah faktor utama untuk menjadi manusia yang damai, dan mengedepankan pandangan bahwa menyembelih hewan membuat jiwa manusia menjadi brutal.

Oleh karena itu, berdasarkan temuan-temuan sejarah, didapatkan informasi kalau Pythagoras tidak makan daging atau ikan.

****

Oke, Pythagoreanism dapat kita lihat sebagai sekolah filsafat yang memiliki pandangan saintifik dan juga religius. Setelah melihat lebih dekat tentang Pythagoras, apakah elo juga setuju dengan pandangan bahwa alam semesta ini dapat dijelaskan melalui perhitungan matematis?

Nah, untuk elo yang pengin tahu gimana sebenernya cerita hidup Pythagoras, apa sebenernya teorema Pythagoras, dan juga gimana pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, elo bisa cek playlist di bawah ini.

Series Mengenal Pythagoras

Bagian 1: Kisah Hidup Pythagoras

Bagian 2: Teorema dan Rumus Pythagoras

Bagian 3: Manfaat dan Fungsi Pythagoras dalam Hidup Sehari-hari

Bagian 4: Filosofi Pythagoras

Nah, ini adalah episode terakhir dari pembahasan tentang Pythagoras. Kalau tulisan ini adalah artikel pertama yang dibaca, elo bisa ngikutin pembahasan tentang tokoh Yunani kuno ini secara berurutan dari bagian satu sampai empat.

Oke, that’s all from me for now, sampai jumpa ke pembahasan-pembahasan yang lainnya!

Referensi:

Pythagoras: Everyone knows his famous theorem, but not who discovered it 1000 years before him – Ratner (2009)

Pythagoras – Stanford Encyclopedia of Philosophy (2005)

Pythagoreanism – Britannica

Pythagoras was the first vegan & the father of modern vegetarianism – Lazyplant

Bagikan Artikel Ini!