rotasi bumi zenius

Apa yang Terjadi Jika Bumi Berhenti Berotasi?

Gimana ya jadinya kalau Bumi kita berhenti berputar? Yuk, simak efek yang diakibatkan jika rotasi Bumi berhenti!

Hai, Sobat Zenius!

Tahun udah berganti, dari 2021 ke 2022. Ketika orang-orang pada bilang “New year, new me”, bikin resolusi, gue malah broken hearted…

Enggak usah gue jelasin kenapa gue patah hati. Yang jelas, saat itu, gue ngerasa dunia kayak udah berhenti berputar. Ada yang hilang. Hancur. Enggak ada harapan lagi.

Mendadak, sisi logis gue kepancing. Gue jadi penasaran, “Gimana ya kalau dunia ini benar-benar berakhir, Bumi udah enggak berputar lagi?”

Random banget sih emang. Tapi, menarik juga buat kepo tentang gimana jadinya kalau Bumi berhenti berputar. Kali ini, gue mau ngajak lo buat mengungkapnya.

Apa kemungkinan yang terjadi kalau Bumi, planet kita tercinta, berhenti berotasi? Lebih ngeri mana sama patah hati?

Apa yang Dimaksud dengan Rotasi Bumi?

Untuk mengungkap pertanyaan itu, kita perlu tahu dulu tentang rotasi Bumi.

So, rotasi Bumi adalah perputaran Bumi pada porosnya. Porosnya merupakan garis khayal yang melalui Bumi, dari Kutub Utara ke Kutub Selatan.

Untuk melakukan satu putaran penuh, Bumi memerlukan waktu 23 jam, 56 menit, 4.09053 detik, yang kita bulatkan menjadi 24 jam.

Apa yang Terjadi Jika Bumi Berhenti Berotasi? 25
Rotasi bumi dalam satu putaran penuh membutuhkan waktu 24 jam. (Foto: Video Zenius)

Bumi berotasi dari arah barat ke timur, dengan kecepatan 1.670 kilometer/jam. Udah kayak perjalanan dari kantor Zenius ke Kuala Lumpur per jamnya, secepat kilat itu.

Baca juga: Materi Geografi: Dinamika Planet Bumi

Fenomena Alam yang Disebabkan oleh Rotasi Bumi

Seperti yang udah gue sebutin tadi, Bumi berputar dari arah barat ke arah timur. Rotasi ini menyebabkan berbagai fenomena yang terjadi di Bumi.

  1. Gerak semu harian

Matahari seolah bergerak dari timur ke barat. Lo bangun di pagi hari, buka jendela kamar sambil menyapa dunia, mastiin kalau matahari terbit dari arah timur. Padahal, yang bergerak adalah Bumi, yang berotasi dari barat ke timur.

  1. Adanya siang dan malam

Karena Bumi terus berputar, ada sisi-sisi Bumi yang punya jatahnya sendiri merasakan siang dan malam. Yang terpapar Matahari, mengalami pagi, siang, dan sore. Sementara itu, yang enggak terpapar Matahari, dapat jatah ronda malam. Siklus ini terjadi dalam waktu 24 jam.

Apa yang Terjadi Jika Bumi Berhenti Berotasi? 26
Ilustrasi rotasi Bumi mengakibatkan perubahan siang dan malam. (Foto: Zenius.net)
  1. Perbedaan waktu

Buat para pengikut “Bumi itu bulat”, kan lingkar Bumi membentuk 360 derajat. Karena sehari ada 24 jam, dibagilah menjadi 24 zona waktu di dunia. Jadi, setiap 15 derajat bujur perbedaan suatu wilayah dengan wilayah lain di dunia, ada perbedaan 1 jam.

Negara kita aja, Indonesia, punya tiga zona waktu, karena berada di 95-141 derajat Bujur Timur. Ada WIB, WITA, dan WIT.

  1. Pembelokan arah angin

Udara bergerak dari tekanan tinggi ke rendah, atau dari suhu rendah (dingin) ke suhu tinggi (panas). Suhu Kutub lebih rendah dari Ekuator. Jadi, udara bergerak dari Kutub ke Ekuator.

Rotasi Bumi dari barat ke timur menyebabkan pembelokan arah angin, dari utara ke arah kanan, dan dari selatan ke arah kiri. Fenomena ini kemudian mempengaruhi arah arus laut.

Baca juga: Apa Jadinya Ketika Bumi Mendekat dan Menjauh dari Matahari?

Apa yang Terjadi jika Bumi Berhenti Berotasi?

Sekarang, kembali lagi ke pertanyaan yang gue ajuin paling awal tadi: Gimana ya kalau Bumi benar-benar berhenti berotasi?

Dan…damage-nya lebih ngena daripada sekadar ditinggal si dia tanpa kepastian.

Apa yang Terjadi Jika Bumi Berhenti Berotasi? 27
Rotasi Bumi. (Gif by Wikimedia Commons)
  1. Jika Bumi mendadak berhenti, semua yang ada di permukaan bakal hancur.

Lo yang lagi asyik jalan berduaan sama gebetan, pohon yang lagi asyik-asyiknya nancep sambil ngelihatin pasangan yang duduk-duduk di taman, auto tersapu ke samping dengan kecepatan ratusan mil per jam. Angin berkecepatan tinggi bakal nyapu bersih permukaan Bumi.

  1. Lautan bakal bergerak menuju kutub.

Ketika rotasi Bumi terjadi, gaya sentrifugal bikin Bumi jadi menggembung di sepanjang ekuator. Gaya sentrifugal menahan samudera yang berada di sekitar ekuator.

Jadi, kalau rotasi Bumi berhenti, gaya sentrifugal juga berhenti. Air samudra yang selama ini tertahan gaya sentrifugal di sepanjang ekuator, bakal meluber menuju kedua kutub.

Hasilnya, air di Kutub Utara dan Kutub Selatan bakal kumpul jadi dua lautan yang terpisah, dan daratan di garis khatulistiwa bakal naik. Daratan di ekuator ini berada di tengah-tengah, misahin samudra Utara dan Selatan.

  1. Dunia bakal panas-dingin.

Jika Bumi berhenti berotasi, satu hari bakal berlangsung selama satu tahun, kayak revolusi Bumi. 24 jam tanpa ngelihat dia aja udah kangen berat, apalagi 365 hari kan? 🙁

Akibat 1 hari = 1 tahun, siang akan berlangsung selama enam bulan, begitu pula dengan malam. Selama 6 bulan, kita bakal kepanggang panasnya matahari, yang manasin Bumi lebih dari 100 derajat Celcius. Selama 6 bulan juga, kita bakal ngerasain dinginnya malam dan gelap gulita.

Waktu yang kayak gini juga bakal bikin kacau ritme biologis tubuh kita. Soalnya, kapan tubuh kita harus tidur dan bangun juga bergantung pada jadwal kemunculan sinar matahari. Kalau siklus ini berubah, semua makhluk hidup di dunia ini enggak bakal hidup normal lagi.

  1. Pergerakan arus udara berubah.

Pola angin punya pengaruh besar dalam curah hujan dan suhu di seluruh dunia. Perubahan arus udara bisa mempengaruhi cuaca di gurun sampai kutub.

Jika Bumi berhenti berotasi, perubahan iklim otomatis bakal terjadi. Pola cuaca dunia bakal berubah, dan kehidupan organisme yang bergantung pada cuaca lingkungan tertentu, auto berada di ujung tanduk.

  1. Hilangnya badai.

Kenapa hilangnya badai malah bikin keadaan semakin memburuk? Soalnya, badai yang ada ketika Bumi berotasi penting untuk dinamika atmosfer.

Badai punya peran penting dalam pergerakan angin. Kalau badai hilang, pergerakan angin juga jadi berubah, dan mengancam kehidupan makhluk hidup, kayak yang gue jelasin pada poin 4 tadi.

  1. Enggak ada lagi medan magnet Bumi.

Medan magnet disebabkan oleh apa yang disebut dengan mekanisme dinamo. Dalam mekanisme ini, fluida di inti Bumi bergerak mindahin logam cair Bumi, yang bisa menghasilkan arus listrik. Hasilnya adalah jaringan garis-garis medan magnet tak terlihat, yang melingkari Bumi.

Medan magnet Bumi melindungi kita dari sinar kosmik dan badai Matahari. Kalau pelindung ini hilang, listrik di dunia enggak bakal nyambung lagi. Hubungan lo sama dia pun bakal putus. Udah LDR, enggak bisa komunikasi lagi..

Mungkinkah Bumi Berhenti Berotasi?

Udah bisa bayangin kan, seberapa seramnya kehidupan kalau Bumi berhenti berotasi? Kira-kira, apakah ada kemungkinan Bumi bakal benar-benar berhenti berotasi?

Jawabannya adalah…..kayak hubungan lo sama dia. Jauh banget kemungkinannya buat terjadi. Sejauh ini, belum ada planet yang berhenti berotasi. Semua masih berputar sejak awal mula tercipta.

However, ada fakta yang mau gue kasih ke lo: rotasi Bumi udah melambat, satu hari bertambah sekitar 1,7 milidetik per abad. Gravitasi pasang surut Bulan udah bikin sehari di Bumi bertambah sekitar 2 jam, selama 620 juta tahun terakhir. Wew…

Kalau menurut lo, gimana? Apakah suatu saat Bumi bisa benar-benar berhenti berotasi? Gue tunggu pendapat lo di kolom komentar, ya!

Baca Juga Artikel Lainnya

6 Dampak Pemanasan Global Bagi Bumi dan Kesehatan, Apa Saja?

Gimana Caranya Mengukur Jarak Matahari dari Bumi?

Mana yang Benar: Bumi Bulat atau Bumi Datar?

Referensi

https://astronomy.com/magazine/ask-astro/2012/02/planetary-dynamics

https://science.howstuffworks.com/science-vs-myth/what-if/what-if-earth-stopped-spinning.htm

https://www.britannica.com/science/dynamo-theory

Bagikan Artikel Ini!