inventing anna

Review Serial Inventing Anna, Scammer yang Disukai Banyak Orang

Halo, Sobat Zenius. Weekend sudah datang lagi, nih. Akhirnya bisa bersantai buat ngelakuin hal yang elo suka tanpa mikirin tugas dan bisa lebih banyak mikirin ayang. Hehehe ….

Biasanya elo ngapain nih buat ngisi weekend? Kalau gue sih suka baca novel sama nonton serial di Netflix. Salah satu serial yang habis gue tonton dan meninggalkan dampak yang cukup berbekas alias bikin gue ikut mikir selama nonton, yaitu serial Inventing Anna (2022).

Review Serial Inventing Anna, Scammer yang Disukai Banyak Orang 41
Inventing Anna (2022) di Netflix (Arsip Zenius, dok. IMDb)

Anna melancarkan aksi penipuannya selama 4 tahun, dari tahun 2013–2017. Kisahnya ini ditulis oleh seorang jurnalis, Jessica Pressler, dalam artikelnya “Maybe She Had So Much Money She Just Lost Track of It”, yang dipublikasikan di New York Times Magazine tahun 2018.

Netflix pun tertarik dengan kisahnya dan kemudian mengangkatnya dalam serial Inventing Anna.

Jadi semakin penasaran nggak, sih, sama serial ini? Langsung aja lihat review Inventing Anna versi gue di bawah ini, yuk!

Baca Juga: Multiverse itu Beneran Ada Nggak, Sih?

Review Serial Inventing Anna

Bercerita tentang Anna Delvey, serial Inventing Anna berhasil membawa kita ke dalam kehidupan sosialita palsu yang mengaku anak dari keluarga tajir asal Jerman. Anna selalu membanggakan dirinya yang katanya bakal diwariskan harta berlimpah, tapi sayangnya belum bisa digunakan sampai umurnya 25 tahun.

Selama nonton serial dengan 9 episode ini, kita bakal dibuat bingung dan seakan-akan terbagi ke dua kubu. Pertama, kita disuguhkan sama betapa mewahnya kehidupan Anna sebagai sosialita di New York. Ia bahkan berhasil masuk ke club mahal, berteman dengan orang-orang ternama, dan juga dikenal sebagai orang ternama di sana.

Nggak jarang banyak yang jadinya mau berteman sama si Anna ini. Dari cara berpakaian, cara bicara, dan body language Anna memang menunjukkan kalau ia merupakan sosok sosialita dengan harta berlimpah. Makanya, orang-orang percaya saja sama semua bualan yang ia lontarkan.

Saking banyaknya koneksi yang ia punya selama menjadi sosialita, Anna sampai berniat untuk membuat Anna Delvey Foundation, sebuah klub eksklusif di New York.

Kedua, kita dibawa ke sisi yang lebih gelap dan membingungkan, yaitu bagaimana seorang jurnalis bernama Vivian Kent mencoba mencari tahu kebenaran tentang kisah Anna. Ia tertarik untuk menuliskan kisahnya ini karena awalnya ia mau membuktikan kalau Anna Delvey bukan seorang penipu.

Nggak mudah buat kita sebagai penonton menebak-nebak apakah benar si Anna ini scammer, atau memang ia merupakan pewaris kekayaan keluarganya di Jerman. Gue pun merasa bingung selama nonton, karena setiap dialog yang dilontarkan Anna terasa meyakinkan banget.

Jadi, bisa dibilang, serial ini menawarkan cerita yang lebih mirip ke kisah detektif ala-ala Sherlock Holmes gitu, deh! Karena memang si jurnalis, Vivian Kent, melakukan investigasi dengan sangat menarik dan membuat kita semakin penasaran sama kebenaran dari cerita Anna.

Apalagi di serial ini, terlihat gimana orang-orang yang dirugikan sama Anna masih menunjukkan gimana kagumnya mereka sama sosok Anna ini.

Kalau elo penasaran, langsung saja nonton serialnya di Netflix, ya!

Oh iya, gue juga punya beberapa rekomendasi film dan serial lainnya yang diangkat dari kisah nyata, lho. Yuk, simak infografis di bawah ini!

Review Serial Inventing Anna, Scammer yang Disukai Banyak Orang 43
Rekomendasi film dan series yang diangkat dari kisah nyata. (Arsip Zenius, dok. IMDb)

Baca Juga: Kenapa Kita Suka Banget sama Karakter Superhero, ya?

Bagaimana Moralitasnya?

Dari serial Inventing Anna, kemudian kita jadi bisa ngelihat bagaimana moralitas Anna yang masih menganggap kalau dirinya bukanlah seorang penipu, meskipun sudah dijatuhkan hukuman penjara.

Dalam wawancaranya dengan 60 Minutes Australia pada 18 April 2021, Anna Sorokin (nama asli dari Anna Delvey) terlihat sangat santai pas diberikan pertanyaan tentang penipuan yang ia lakukan selama 4 tahun.

Interviewer menyebut Anna sebagai con-artist atau penipu, tapi Anna terlihat rileks dan menjawab kalau ia nggak merasa dirinya adalah seorang penipu. Menariknya lagi, ia nggak merasa salah dengan apa yang ia lakukan.

Di mata orang lain, Anna merupakan seorang scammer. Tapi, di matanya, ia hanya menjadi dirinya sendiri dan nggak ada niat untuk menyakiti orang lain. Sebenarnya, scammer itu apa sih? Nah, gue punya penjelasan tentang scam dan kenapa bisa seseorang melakukan hal itu di artikel Apa itu Scam? Kenapa Orang Melakukannya & Cara Menghindarinya.

Hal ini kemudian bisa kita kaitkan dengan moralitas. Apa tuh?

Melansir dari Very Well Mind, website psikologi di Amerika, moralitas bisa diartikan sebagai suatu standar yang memungkinkan orang untuk hidup secara kooperatif dalam kelompok. Itulah yang masyarakat tentukan sebagai benar, salah, dan tindakan yang bisa diterima.

Terus, gimana moralitas bisa terbentuk?

Sigmund Freud, ahli saraf dari Austria, mengatakan pembentukkan dan perkembangan moral terjadi karena adanya kemampuan dan keinginan seseorang untuk mengesampingkan egonya. Jadi, orang tersebut lebih mengikuti nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat.

Dari penjelasan ini, bisa kita kaitkan sama moralitas Anna yang menganggap dirinya melakukan hal wajar dan benar. Tapi, moral ini juga sangat berkaitan erat dengan hukum. Makanya, Anna mendapatkan hukuman karena standar moralitas dirinya yang ia percaya nggak merugikan orang lain berbeda dengan standar moralitas di mata hukum yang berlaku.

Baca Juga: Kenapa Kita Suka Nonton Film Horor Padahal Takut?

Kalau Anna di Indonesia, Dapat Hukuman Apa, ya?

Kalau seandainya si Anna jadi sosialita palsu di Indonesia, kira-kira hukumannya bakalan kayak gimana, tuh?

Sekarang gue mau ajak elo berandai-andai, misalnya si Anna ada di Indonesia. Ia pastinya tetap dapat hukuman penjara, kok. Tapi, pasal yang mana, ya?

Review Serial Inventing Anna, Scammer yang Disukai Banyak Orang 45
Bunyi pasal 378 KUHP tentang penipuan. (Arsip Zenius)

Kenapa gitu? Yuk, kita coba bedah.

Di pasal tersebut ada kalimat yang menyatakan “menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu atau martabat palsu” … Anna menggunakan nama palsu yaitu Anna Delvey dan memakai martabat palsu dengan berpura-pura menjadi anak dari keluarga kaya asal Jerman.

Lalu, kalimat “dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya” … di serialnya, Anna berbohong supaya ia bisa terbebas dari tagihan apa pun. Contohnya waktu ia mengajak temannya liburan, malah temannya yang harus membayar semuanya. Anna? Dia nggak keluar uang sepeser pun.

Yang terakhir, kalimat “supaya memberi utang ataupun menghapuskan piutang” … di sini Anna banyak meminjam uang ke temannya, bahkan sampai menipu bank untuk bisa mendapatkan pinjaman.

Kalau dihitung, Anna Sorokin telah menipu sebanyak 275 ribu USD atau sekitar Rp3,9 milyar. Dengan penipuan kayak gini, kalau di Indonesia, Anna bisa dijerat hukuman paling lama empat tahun penjara.

Selain merugikan orang lain, melakukan penipuan juga bisa merugikan diri sendiri, lho. Terbukti dengan Anna yang memang dipenjara dengan hukuman empat tahun dari tahun 2017–2021.

Nah, buat Sobat Zenius yang sudah nonton serialnya, coba bagi review elo di kolom komentar juga, dong!

Referensi:

The True Story Behind Netflix’s Inventing Anna – Time (2022)

How Anna Delvey Tricked New York’s Party People – The Cut (2022)

How con-artist Anna Sorokin ripped off the New York elite and became a star | 60 Minutes Australia – YouTube (2018)

What Is Morality? – Very Well Mind (2020)

An Overview of Sigmund Freud’s Theories – Very Well Mind (2022)

Bunyi, Unsur, dan Makna Pasal 378 KUHP Tentang Penipuan – Kumparan (2021)

Bagikan Artikel Ini!