Apakah betul produk minuman air beroksigen, air alkali, dan air elektron yang dijual di pasaran lebih bermanfaat daripada air biasa? Semua itu akan dibedah dengan penjelasan ilmiah, khususnya Ilmu Kimia.
Hey semua, the handsome chemist is back, Ivan. Masih ingat ga dengan tulisan Zenius Blog tempo lalu tentang 10 mitos sains yang masih banyak dipercaya orang? Melihat artikel itu cukup jadi pembicaraan hangat, gue juga jadi ikutan tertarik nih untuk meluruskan beberapa salah pengertian tentang hal ilmiah yang terlanjur dipercaya banyak orang. Nah, tapi untuk artikel ini, gua akan terpusat pada satu topik aja, yaitu tentang AIR. Yes right, plain old H2O. Zat yang umum banget kita temui sehari-hari ini tanpa disangka-sangka banyak diliputi oleh pseudoscience atau pemahaman yang keliru dari sisi sains.
Spesifiknya, gue akan bahas tentang beberapa jenis “air” yang beredar di pasaran yang mungkin kamu-kamu pernah atau doyan minum. Gue juga akan bahas dari latar belakang sainsnya, terutama kimia, supaya lo semua ngerti kenapa beberapa klaim yang digembar-gemborkan di kemasan dan iklannya tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Tenang aja gak bakalan ribet kok, semuanya yang gua bahas di sini, gua jamin ada di kimia SMA lho! Itung-itung bisa bantu lo buat review pemahaman materi menghadapi soal-soal aplikatif di SBMPTN, apalagi SIMAK yang super njelimet.
Disclaimer: gue nggak bermaksud untuk merendahkan suatu produk, merek, atau pihak yang bersangkutan. Gue cuma bakal jelasin how it is. Tulisan ini hanya untuk sharing pengetahuan agar kita sebagai konsumen bisa lebih cermat sebelum memutuskan untuk membeli produk, terutama yang klaimnya terlalu tinggi. Semoga tidak ada yang tersinggung dengan sains dasar tingkat SMA yang akan gue bahas :p
Hehe.. So, langsung aja kita mulai.
Daftar Isi
Berkenalan dengan Air
Manusia (lo dan gue) kurang lebih terdiri dari 70% air, jadi air itu penting banget nget buat hidup. Kita bisa lho survive tanpa makanan lebih dari seminggu, tapi gak akan bisa bertahan hidup tanpa minum dalam beberapa hari doang. Walaupun kita butuh gula, protein, lemak, vitamin, dan mineral dari makanan, air adalah medium transportasi hampir seluruh bentuk energi dalam tubuh kita, yang nantinya akan dikeluarkan lewat keringat, urine, dan pernapasan. Jadi, tubuh kita sangat bergantung sama air baik secara biologis maupun proses kimia yang berlangsung, makanya air yang datang untuk mengganti kembali air yang hilang juga harus berasal dari sumber yang “baik”.
Nah, air kayak apa sih yang kita butuhkan? Syaratnya simpel sebenernya, asal:
- nggak mengandung organisme yang mengganggu manusia,
- bahan kimia yang berbahaya, dan
- gak terlalu pekat sama garam (bisa malah bikin dehidrasi sel karena osmosis).
Sebenernya dalam teori, minum air murni (distilled water, dalam lab sering disebut aquades) aja tuh udah cukup. Tapinya, air murni itu anyep, alias hambar, dan lebih enak kalo ada sedikit mineral garam yang terlarut (sekitar 250 ppm). Inilah yang kita sebut sebagai air mineral.
Melihat vitalnya air bagi kehidupan kita, ada yang berpikir kalo kita somehow bisa meningkatkan kualitas air yang kita minum, katakanlah dengan “memberi energi”, bikin “lebih aktif”, atau lain-lain, pasti kita jadi lebih sehat ya gak? Well, not necessarily. Sejauh ini klaim tersebut berasal dari pencipta produk-produk air yang mulai menjamur di pasaran untuk memenangkan perhatian konsumen. Pilihan mereka untuk mengembangkan “produk” air sangat gampang dimengerti. Harga dasar air biasa (air tanah) itu cukup rendah. Jadi, kalau kita bikin produk yang bahan dasar utamanya air (baca : murah) lalu dijual dengan harga tinggi, wah untungnya bakal gede banget tuh!
Nah sekarang, yuk kita mulai kupas satu-satu, mulai dari yang paling sering kita lihat.
MITOS 1: PRODUK MINUMAN AIR BEROKSIGEN
Kebanyakan dari kita tau, kita nafas dengan menghirup oksigen. Dibandingkan dengan makan dan minum, oksigen ternyata jauh lebih vital untuk bertahan hidup. Orang hanya bisa bertahan beberapa menit tanpa pasokan oksigen. Dengan “fakta” dasar seperti itu, orang mencoba untuk mengembangkan produk air yang mengandung molekul penting ini. Populer di kalangan atlet, kandungan oksigen dalam air beroksigen ini dipercaya bisa meningkatkan performa atletik dan dipercaya umum sebagai pemberi energi atau semacamnya.
Bagaimana sains dibalik air beroksigen ini? Yuk, kita bahas.
Isu #1 kadar oksigen
Pertanyaan pertama yang harus kita jawab adalah berapa sih kadar oksigen yang ada di dalem air yang diisi oksigen ekstra? Dalam penelitiannya, Hampson et al. mengukur kadar oksigen di lima produk air “hyperoxygenated”, dan paling tingginya mencapai 80 mL oksigen per Liter air di suhu dan tekanan standar (STP). Udara yang kita hirup dalam napas mengandung sekitar 21% oksigen, dan yang kita hembuskan berkurang menjadi sekitar 14-16% karena terganti oleh karbon dioksida. Berarti kita mengambil sekitar 5-7% dari total udara yang kita ambil. Satu hirup nafas kita rata-rata mengambil dan membuang 500 mL udara (kapasitas vital paru-paru), dan 5-7% nya adalah 25-35 mL oksigen. Artinya, kita tarik dan buang napas 3-4 kali aja, udah bisa melebihi kandungan oksigen seliter air “hyperoxygenated”! Nah lho?
Terus buat apa minum air beroksigen kadar segitu?? wong cuma nafas 3-4 tarikan aja udah dapet kadar oksigen yang sama..
Isu #2 oksigen lepas ke udara
Isu kedua terkait dengan: fakta bahwa walaupun gas oksigen selalu ada dalam air minum kita, gas oksigen sangat sulit larut di dalam air (dan darah). Kelarutan gas dalam likuid mengikuti hukum Henry, yaitu berbanding lurus dengan tekanan parsial gas di permukaan likuid tersebut dan berbanding terbalik dengan suhu (air dingin berisi lebih banyak oksigen daripada air hangat). Liat gambar ini deh:
Ada beberapa cara naikin kelarutan gas di dalam air, dan semuanya berhubungan dengan naikin tekanan gas di atas permukaan air itu. Pertama adalah kurangin volum dengan melakukan usaha pada gas di atas air itu (gambar pertama). Ini cara utama pembuatan air beroksigen dan minuman bersoda – bedanya untuk soda, gas yang dilarutin ke air itu CO2 (karbon dioksida). Cara berikutnya untuk naikin tekanan parsial adalah gedein n alias jumlah gas (gambar kedua).
Kenapa sih perlu tekanan tinggi untuk bikin gas larut ke dalam air? Karena gas dalam air itu secara natural akan keluar lagi dari air dalam proses kesetimbangan. Supaya gas itu ngga bisa keluar lagi dari air, tekanan akan dijaga tetep tinggi setelah gasnya larut, itulah alasan kenapa soda perlu dijaga ketat kemasannya. Karena begitu tutup kemasan itu dibuka, kesetimbangan ini langsung bergeser dan gas yang terlarut di dalam air itu akan langsung keluar ke udara diiringi bunyi berdesis. Kalian pasti sering lihat ini waktu kalian buka kaleng atau botol soda, kan?
Nah, hal yang sama juga terjadi pada air yang “hyperoxygenated” ini. Begitu kalian buka kemasannya, oksigen yang udah dipaksa larutin ke dalem air itu bakal sebagian besar langsung psssshhhhh….keluar ke udara, dan konsentrasi oksigen di larutan dengan cukup cepat kembali ke normal, yang di deket permukaan laut (1 atm) dan suhu ruangan adalah cuma 6.8 mL per liter air. Sekali napas aja, bisa 5 kali lipat lebih banyak gas oksigennya!
Isu #3 penyerapan oksigen
Terakhir, kita ngga tau berapa banyak gas oksigen yang sebenernya bisa kita serap dari air minum, baik air minum standar ataupun air yang tinggi oksigennya. Ketika lo minum air, air tersebut akan masuk ke saluran pencernaan, toh. Ketika melewati saluran pencernaan, cairan akan diserap di usus, dan usus itu bukan tempat yang tepat untuk pertukaran gas (termasuk oksigen). Tempat yang efisien untuk pertukaran gas adalah alveolus pada paru-paru kita yang menjadi bagian dari saluran pernapasan. Isn’t it obvious? Kalo kita mau dapet oksigen ya diserapnya di paru-paru dong, bukan di lambung atau di usus.
Sebenernya ada satu organ yang bagus banget buat menyerap oksigen dari air minum, yaitu insang.. So, lain kali kalo kamu ditawarin beli “air oksigen” coba pikir dulu, “Apa gue punya insang?” :p
MITOS 2: PRODUK MINUMAN AIR ALKALI
Curcol dikit, gue kesel banget baru-baru ini pas lagi kurang fit – agak flu sedikit – temen gue langsung bilang,
“Elo sih kebanyakan makan yang asem-asem, lo perlu makan dan minum yang basa/alkali biar netral lagi badan lo!”
Oh Dear..
Tingkat keasaman dan kebasaan air itu dinilai dari konsentrasi dua ion dalam air yang terbentuk secara natural, yaitu hidronium (H3O+, seringkali salah diajarkan sebagai H+) dan hidroxil (OH–). Proses ini digambarkan di bawah:
Tapi, air yang melakukan serah terima proton (H+) ini kecil banget, dan konsentrasi hidronium dan hidroksil dalam air murni itu pada kondisi standard adalah sama-sama 10-7 M. Dalam kondisi itu, pH yang merupakan –log [H3O+] adalah 7. Larutan disebut asam kalau pH nya kurang dari 7 alias konsentrasi [H3O+] nya lebih dari 10-7 M. Sebaliknya, larutan itu basa kalau pH nya lebih dari 7, jadi konsentrasi [H3O+]nya rendah dan konsentrasi [OH–]nya yang lebih tinggi. Air alkali, atau produk air alkalin ini adalah air yang katanya memiliki pH sedikit basa, sekitar 9-9.5.
Gimana caranya bikin air alkalin ini? Produk yang banyak dipasarkan adalah “alat” yang katanya bisa membuat proses ini terjadi. Cara kerja “alat” tersebut biasanya sederhana, cukup dikasih input dari air keran biasa, lalu simsalabim output air dari alat itu langsung jadi air alkaline. Klaimnya adalah : “alat” ini bisa melakukan elektrolisis pada “air murni” sehingga menghasilkan ion hydroxyl berlebih yang akhirnya membut larutan jadi basa. “Alat” ini harganya bisa ribuan dolar lho..
Apa sih kelebihannya air basa ini? Katanya sih air alkali memiliki rasa yang lebih enak, ukuran molekulnya lebih kecil jadi lebih mudah diserap tubuh, bisa melawan radikal bebas sebagai antioksidan, bisa menetralkan pH alami tubuh, dan mampu meningkatkan energi, menyembuhkan beberapa jenis penyakit dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Wow, keren amat ya ni air? Perlu banget nih kita bedah kenyataannya. Ngga perlu ilmu macem-macem, kita cek aja dari yang kita pelajari di pelajaran Kimia SMA.
Isu #1 pembuatan air alkali
Pertama-tama, ada kejanggalan dari klaim pembuatan air alkaline yang dilakukan alat-alat ini. Yuk kita review lagi mengenai elektrolisis.
Elektrolisis adalah penggunaan arus DC (searah) buat memaksa reaksi kimia yang seharusnya tidak terjadi secara sendirinya. Metode ini penting banget kalo kita mau misahin elemen dari senyawanya, terutama senyawa ionik. Elektrolisis butuh tiga bagian, yaitu sumber arus DC (baterai, aki, dll.), dua elektroda (positif dan negatif), dan larutan yang mau dielektrolisis. Larutan ini harus mempunyai ion terlarut, supaya reaksi reduksi bisa terjadi di katoda (elektroda negatif) dan oksidasi terjadi di anoda (elektroda positif). Di bawah ini diagram untuk hidrolisis (elektrolisis air yang dipakai dalam alat itu).
Reaksinya bakal ada dua, yang melibatkan transfer elektron (e–):
Nah, kalo dijumlahin, reaksi totalnya bakal jadi:
Nah lho, gimana caranya bikin hydroxyl kalau total reaksinya air terbelah jadi gas hidrogen dan oksigen aja? Nah, bisa atau tidaknya air dihidrolisis itu tergantung sama kandungan ion yang udah ada di air itu. Kalau lo coba elektrolisis air murni (bukan air sumur atau air mineral yah), bakal hampir mustahil buat melakukan elektrolisis! Kenapa? karena reaksi ini perlu banget adanya ion yang bebas bergerak untuk membantu transfer elektron di dalam larutan. Sementara, air murni itu cuma punya 10-7 M (kecil banget lho!) ion hydronium dan 10-7 M ion hydroxyl.
Lalu, gimana kalau kita coba elektrolisis air keran atau air mineral?
Air tanah atau air mineral punya sedikit ion terlarut, dan bisa membantu elektrolisis air. Yang paling banyak biasanya pasangan kation natrium (Na+) dan klorida (Cl–). Nah, kalau ada ion-ion ini, bisa deh kita bikin air alkaline. Cara ini yang katanya dipake, jadi abis elektrolisis stream airnya dipisah jadi yang asam (mengandung HOCl atau bleach/pemutih/pembersih rumah tangga) dan basa (mengandung NaOH). Nah si NaOH inilah yang membuat larutan deket anoda menjadi basa. Tapi, kalau ujungnya air basa itu cuma larutan NaOH, kenapa ngga beli NaOH aja? Kandungan ion Na+ dalam air tanah atau air mineral kira-kira ngga sampe 250 ppm, kecil banget (sekitar 0.01M). NaOH bisa dibeli kiloan dengan harga sekitar 25.000 rupiah. Buat bikin seliter “air alkaline” 0.01M, lo cuma butuh 0.01 mol NaOH, alias 0.4 gram! Harganya kalo diitung-itung cuma 10 rupiah untuk beli NaOH yang dibutuhkan per liter. Kalau cuma mau bikin larutan NaOH pada akhirnya, ngapain bayar puluhan juta? Dan lucunya, justru alat ini malah ngga bisa memproses air murni jadi air alkaline.
Isu #2 efek alkali bagi tubuh
Hal kedua yang kita harus perhatikan di sini adalah efek air alkalin ke tubuh kita. Mengatakan kalo banyak yang kita makan adalah asam (ya, banyak merupakan asam organik) lalu kita butuh basa untuk “menetralkan” makanan kita, itu dusta besar sekali, haha..
Hal ini sangat bertolak belakang dengan beberapa fakta tentang kerja tubuh kita mengenai air. Pertama, fungsi tubuh itu sangat sangat sangat sensitif terhadap pH, dan tergantung untuk gunanya masing-masing. Misalnya, darah kita punya pH sekitar 7.3-7.4 yang diatur sangat ketat sama sistem buffer yang keren banget di badan kita. Kalau pH darah kita terlalu asam, kelebihan asam ini akan dikeluarin otomatis melalui urine atau karbon dioksida yang kita buang saat bernapas (ingat, karbon dioksida itu termasuk asam oksida lho!).
Coba simak lagi video penjelasan Pras tentang transportasi CO2 di darah yang memicu kita exhale, mengeluarkan karbondioksida ke udara luar.
Lalu, ketika lo minum air, airnya masuk saluran pencernaan. Berarti air kita melewati dari kerongkongan, lambung, dan lain-lain sebelum diserap di usus. On the way ke usus, air itu udah melewati lambung yang perlu kondisi asam buat bekerja, sekitar pH 1.5 sampai 3.5. Mau lo minum air alkaline sebanyak apapun, tetep aja isinya sedikit banget (sekitar ~0.01M NaOH), asam lambung bakal otomatis bikin lambung kita asam.
Ya tentu, lambung kita kan perlu kondisi asam untuk mencerna makanan yang kita telan. Basa cuma guna kalau kita telat makan atau lambung memproduksi terlalu banyak asam, makanya obat-obat maag manapun yang kalian liat umum di pasaran pasti isinya tablet/larutan basa (biasanya Mg(OH)2) untuk menetralkan asam berlebih tersebut. Satu tablet obat maag itu punya ion hydroxyl lebih dari 2 liter air alkaline hasil “alat” itu lho!
Penyerapan di usus itu terjadi di pH lebih tinggi, sekitar 8.5, soalnya larutan asam itu bisa merusak dinding usus kita. Lho kok bisa jadi basa? Nah, dari lambung ke usus kecil waktu ngelewatin usus 12 jari (duodenum), kelenjar empedu dan pankreas kerja bareng nih, di mana empedu dari kelenjar empedu dan bikarbonat dari pankreas menetralkan campuran makanan yang udah dicerna lambung dan bersifat asam (bubur kim). Jadi, tanpa konsumsi macem-macem basa pun, sistem pencernaan kita tuh udah gokil banget dalam mengatur tingkat keasaman/kebasaan yang berbeda-beda untuk fungsi dan organ yang beda. Fungsi tubuh dalam mengatur kestabilan keadaan seperti suhu dan pH di masing-masing tempat disebut homeostasis.
Hayoo sekalian review lagi tentang proses pencernaan manusia di zenius.net.
Jadi kesimpulannya, dari fakta-fakta dari ilmu kimia dan biologi dasar, air alkaline tidak memberikan benefit apa-apa tuh buat badan kita. Hehe..
MITOS 3: PRODUK MINUMAN AIR ELEKTRON
Yang satu ini nih lagi ngehits banget nih belakangan ini. Dan gue sendiri paling heran sama yang ini, karena yang dijelaskan sama para pemasar produk ini bener-bener menunjukkan orangnya kurang mengerti sains pendidikan menengah.
“Air elektron” adalah produk air minum yang diklaim telah “diisi” elektron yang berfungsi “mengecilkan ukuran molekul air” sehingga lebih mudah diserap tubuh. Selain itu, produk ini juga katanya berguna untuk “menangkal radikal bebas” yang kekurangan elektron dengan cara memberikan elektron ke radikal bebas sehingga berfungsi sebagai antioksidan. Hasilnya, produk ini dapat menunda penuaan dengan membantu proses regenerasi sel. Selain itu, banyak yang klaim di luar sana bahwa nutrisi kita tidak bisa bekerja tanpa elektron, dan bahwa elektron itu mampu membunuh virus atau bakteri.
Bahkan, beberapa pemasar juga menyebutkan produk seperti ini dapat membantu penyembuhan buanyak banget penyakit, dari maag, asma, migrain, sampe yang ganas-ganas macem penyakit jantung, kista dan kanker. Wow banget yah? Langsung aja deh kita bahas!
Isu #1 pembentukan elektron
Elektron itu adalah partikel subatomik yang bermuatan negatif. Elektron membentuk atom bersama dengan proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan nol atau netral. Elektron beda letaknya dengan yang lain, di mana elektron ada di sekitar inti atom yang terdiri dari proton dan neutron. Selain itu, elektron sangat-sangat kecil dibandingin sama proton dan neutron. Proton dan neutron memiliki massa kurang lebih 1.67 x 10-24 gram, sementara massa elektron itu sekitar 9.1 x 10-28 gram atau 1800 kali lebih ringan.
Dalam ilmu kimia, reaksi kimia terjadi karena perpindahan elektron, sementara kalau ada perubahan jumlah proton atau neutron pada inti atom, itu sudah masuk ke dalam reaksi inti atau reaksi nuklir (nuclear berasal dari bahasa latin nucleus yang berarti inti) dan lebih banyak dipelajari dalam ilmu fisika.
Tapi perhatikan deh kalau gambar di atas sebenernya kurang akurat. Yang lebih tepat adalah gambaran orbital, dengan inti atom cuma ngisi rata-rata seperseratus ribu ruang dalam atom:
Nah, atom-atom ini bisa membentuk ikatan kimia dengan cara sharing elektron (ikatan kovalen) atau memberi elektron ke atom lain (ikatan ionik) untuk mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil mengikuti aturan oktet. Jadi, bisa aja suatu atom atau molekul itu mendapat elektron lebih, dan membentuk ion. Kalau kelebihan atau menerima elektron, atom atau molekul membentuk ion negatif atau anion. Contohnya adalah ion klorida (Cl–), florida (F–), karbonat (CO32-) dan hidroksil (HO–). Kalau kekurangan atau memberikan elektron, jadinya ion positif atau kation, contohnya sodium (Na+), magnesium (Mg2+) dan hidronium (H3O+).
Kembali ke air dan menyangkut asam-basa yang sebelumnya gue bahas, air murni sendiri selalu mengandung ion hidronium dan hidroksil dalam jumlah kecil. Tapi ada prinsip penting yang perlu lo inget di sini: Suatu ion negatif terbentuk partikel, ion, atau molekul yang memberikan elektron membentuk ion positif, dan secara makro atau bulk ion positif tidak bisa dipisahkan dari ion negatif.
Kalau kita larutin garam dapur (NaCl) ke air, bikin larutan yang berisi ion Na+ dan Cl–, kita nggak bisa pisahin lalu bikin larutan Na+ dan Cl– yang terpisah. Dan dalam satu larutan atau benda makroskopik lain, total muatan adalah nol. Kita bisa melakukan tukar ion, misalnya kalau kita larutin natrium sulfat (Na2SO4) ke air lalu masukin barium (Ba), ion Na+ akan mengambil elektron dari Ba dengan reaksi seperti ini:
Setelah reaksi di atas, pasangan kation dan anion berubah, tapi total muatan sistem akan tetap nol. Prinsip bahwa semua senyawa murni pasti total muatannya adalah nol disebut prinsip electroneutrality. Sebenernya, ada pengecualian untuk sistem yang mikro atau sangat kecil. Misalnya, kalau kita celupin logam ke air, sebenernya beberapa atom dari logam akan larut sebagai ion positif dan meninggalkan elektron berlebih di padatan logam itu:
Tapi, reaksi ini tidak akan bisa terjadi secara masal, kenapa? Karena kelebihan elektron di batang logam tersebut akan membuat atom logam yang bisa jadi ion positif nggak mau lepas dari batang (karena tertarik sama muatan negatif). Maka dari itu, nggak mungkin banget banget kalau suatu larutan bisa punya elektron lebih alias muatannya negatif. Klaim ini sama sekali tidak benar.
Isu #2 radikal bebas
Gimana dengan yang katanya antioksidan untuk menangkal radikal bebas? Radikal bebas adalah atom, molekul, atau ion yang punya elektron yang ganjil (jumlahnya). Karena elektron lebih stabil berpasangan, radikal ini bisa nyomot elektron dari banyak hal. Radikal sebenernya dipake juga sama tubuh kita untuk proses yang penting, tapi kalau kebanyakan radikal apalagi dari sumber eksternal itu dapat merusak sel tubuh dan betul radikal ini terlibat dalam pembentukan banyak banget penyakit. Teori radikal bebas bahkan menyatakan kalo radikal bebas itu sumber utama penuaan.
Untuk menangkal terjadinya kebanyakan radikal bebas di tubuh, kita punya proses internal sendiri. Ditambah lagi, kita bisa pake antioksidan (molekul dengan elektron berlebih) yang bisa duluan ngasih elektron lebihnya itu ke radikal supaya si radikal ini ngga main comot elektron dari sel kita. Tapi, antioksidan biasanya adalah molekul besar yang mempunyai banyak ikatan ganda karena dengan ukuran yang besar dan banyak ikatan ganda, dia bisa stabil sebelum dan setelah ngasih elektron. Kalau dianya juga ngga stabil setelah ngasih elektron sama aja boong, nanti sel tubuh kita malah diserang sama antioksidannya sendiri. Contoh antioksidan adalah vitamin A, vitamin C, dan golongan polifenol. Coba lihat struktur molekulnya:



Jadi, klaim bahwa suplai elektron untuk menghentikan radikal bebas itu betul. TAPI cara untuk memberikan elektron ke radikal bebas (agar stabil) tidak hanya mengandalkan pemberian elektron bebas (dari “air elektron” misalnya) semata. Seperti tadi dibahas, elektron terlarut itu mungkin ada sejumlah keciiiil banget di air dan hidupnya itu sangat sangat sebentar dikarenakan elektron yang berdiri sendiri itu sangat reaktif. Bahkan malah lebih berbahaya dari radikal bebas itu sendiri. Radikal bebas itu sendiri bahaya karena “keganjilan” jumlah elektron, tapi masih mending karena keganjilan ini ditanggung oleh partikel sebesar atom atau molekul. Sementara kalau elektron berdiri sendiri, keganjilan ini ditanggung sendiri doang sama elektron itu, yang ukurannya itu kecil buanget.
Kesimpulannya: “air elektron” itu bukan cuma tidak mungkin diproduksi, tapi kalau bisa pun sangat berbahaya untuk dikonsumsi.
****
Banyak sekali produk yang terus dikembangkan di pasaran. Banyak juga yang mengklaim mempunyai benefit ini itu yang keren-keren. Dari memeriksa beberapa produk air yang bombastis ini aja, kita bisa lihat bahwa banyak dari mereka simply ga tau apa yang mereka klaim dan masyarakat tidak seksama dalam membeli produk. Padahal produk kesehatan yang idealnya wajib dimengerti sebelum dikonsumsi. Untuk menutup, ada satu kutipan untuk kita semua.
“In an age when people are increasingly worried about their health, perhaps the most beneficial thing to take in large doses is skepticism.”
Referensi
sumber gambar kelarutan gas: dimodifikasi dari http://scubatechphilippines.com/scuba_blog/scuba-gas-laws-for-diving-physics/
sumber gambar kaleng soda: http://ak0.picdn.net/shutterstock/videos/4704641/preview/stock-footage-opening-soda-can-slow-motion.jpg
sumber gambar vitamin A: https://www.vivo.colostate.edu/hbooks/pathphys/misc_topics/vitamina.gif
sumber gambar vitamin c: http://science.uvu.edu/ochem/wp-content/images/S/structuralformula4.png
—————————CATATAN EDITOR—————————
Kalo ada yang mau ngobrol lebih lanjut sama Ivan tentang debunking produk air di atas, tinggalin aja komen di bawah ini. Jangan lupa juga untuk terus main dan belajar di zenius.net.
Wah keren artikelnya.. meluruskan pemahaman yang keliru di masyarakat.. tambah wawasan nih asik .. thanks a lot .. 😀
Sama-sama Rizky 🙂
Yesss bgt
boleh nanya engga kak soal gimana ion” dalam air kelapa/minuman isotonik bekerja di dalam tubuh dan apa dampaknya bagi tubuh kita ketika lagi loyo dari segi kimianya?
Minuman isotonik itu salah satu jenis minuman yang dibuat dengan tujuan mengganti gula dan garam di tubuh setelah olahraga berat. Dua lainnya itu yang hipertonik (konsentrasi lebih tinggi) dan hipotonik (konsentrasi lebih rendah). Isotonik itu konsentrasi gula dan garamnya mirip sama tubuh manusia. Minuman ini berfungsi memberi energi yang sumber utamanya gula/karbohidrat.
Tapi, produk minuman untuk olahraga ini ga cocok kalo kita cuma olahraga ringan atau kurang dari satu jam, dan lebih cocok untuk abis olahraga berat minimal dua jam. Masalahnya, banyak orang kira minuman untuk olahraga ini less risky dari minuman bersoda misalnya, padahal kalau kita gak olahraga/olahraga ringan doang terus minum isotonik dengan entengnya, itu malah bikin olahraga ringan kita gak guna karena energi yang terbuang sedikit tapi energi dari gula minuman isotonik itu jauh lebih banyak.
“Airnya enak ya. Kayak ada manis-manisnya gitu.”
Ngakak setiap kali liat iklan brand air mineral ini, wkwk.
Not all drinking water is created equal. Water tastes differently depending on its source, and perhaps your impression of water is based on having only tried one or two specific types. Some differences are subtle, some are obvious immediately, while some take a bit of faith that there is something “special” about the water according to your beliefs.
Eventually, scientists began to notice that a draught of pure distilled water could provoke a certain taste. Some found it bitter on the tongue; others said it was insipid. By the 1920s, evidence was mounting that water changes flavor depending on what you happen to have tasted just before. Take a sip of Poland Spring after putting something acidic on your tongue, and it may taste a little sweet. Drink some after eating salt, and it could have a hint of bitterness.
Source: “WHAT DOES WATER TASTE LIKE?” February 2014 issue of Popular Science.
aquades itu boleh diminum ngk?? dr dulu klo masuk ke lab kimia selalu kepikiran begitu
Aquades itu distilled water atau air yang dimurnikan, seharusnya aman banget diminum. Kecuali tempat penyimpanannya ga bersih ya. Tapi rasanya anyep, ga enak ;(
bang ivan, kalau air dengan TDS Nol itu bagus ga untuk kesehatan tubuh dibanding dengan air alkalin bagusan mana? saya dapat rekomendasi untuk meminum air dengan TDS rendah untuk pengobatan teman yang terkena sakit ginjal. apakah itu betul bang Ivan? terima kasih mohon dijawab ya bang
wih keren artikelnya nih ka, jadi makin tertarik masuk kimia murni 😀 . oh iya gue mau tanya, kalo kuliah jurusan kimia murni itu nanti bisa berkecimpung ke nano teknologi gk?? sama satu lagi ka buat meluruskan pesepsi masyarakat apa iya ka MSG bisa membuat orang jadi bodo?? dulu sering banget di bilangin kalo beli bakso jangan pake micin nanti bisa bodo karena merusak otak
Salah satu aplikasi kimia murni betul adalah nanotech. Tapi untuk nanotech lebih tepat kalo lo masuknya teknik kimia sih ketimbang kimia murni.
Betul, ngga semua bahan kimia “buatan” itu berbahaya atau punya efek negatif. Mengenai “bahan kimia buatan” lo bisa baca tulisan pertama gue di zenius blog:
https://www.zenius.net/blog/bahan-kimia-buatan-bahaya-alami-sehat
Bagus nih artikelnya :D, Kak mau nanya emang Air Mineral yang (katanya) asli langsung dari pegunungan itu rasanya ada manis2 nya gitu? Apakah benar? Bagaimana jika dilihat dari sisi kimianya.
Lihat aja sebetulnya di ingredients atau daftar bahan. Kalau hanya air tanah yang difilter, gak akan berasa manis kecuali sugesti.
ada asin asinnya gitu..
ok banget bang ivan artikelnya…. 😀
ternyata banyak oknum-oknum yg memanfaatkan keawaman kita hehe.. mau nanya juga nih bang, klo air mineral yang mengandung Flourida gimana bang???? ada sebagian orang percaya kandungan flourida dlm air mineral bagus buat kesehatan, ada juga yang ngebantah. yang bener mana ya?
*
satu lagi, kalau air TDS nol gimana? apa bener2 netral? kebetulan kepala lab ane bisnis air TDS nol
Thank you Fariz! 🙂
Flouride banyak ditambahkan sengaja ke air PAM di banyak tempat, karena fluoride berguna untuk mencegah caries atau gigi berlubang. Tapi kalau konsentrasinya terlalu tinggi, bisa bikin gigi kita kuning. Biasanya di negara-negara maju municipal water atau air keran lokal ditambahkan fluoride dengan kadar yang pas.
TDS nol, kalau betul itu air murni pure H2O, ya itu akuades alias distilled water. Air distilled itu murni. Tapi ya itu, air murni sama air keran atau air mineral gak beda dalam segi aman dan manfaat, cuma beda di rasa.
Ohhh… thanks bang penjelasannya, pantesan air tds nol kalo ditelen ga ada seretnya, enak. Murni aquades, dan juga bisa dipake buat rinse alat spektrofotometer. Btw, bang sebenernya air TDS nol udah dijual secara komersial di indonesia apa masih jarang ya? Atau ada produk lain yg juga jualan air tds nol selain disini. 🙂
Pada tanggal 15 Mei 2015 19:01, “Disqus” menulis:
Gue sendiri sih belom pernah denger tentang TDS nol, baru googling waktu ditanya, dan ketemunya air oksigen. Justru akuades itu ngga enak buat kebanyakan orang, anyep.
oh iya bang, mau nanya lagi. gua pernah nyoba buat masak air keran sma air TDS nol, kenapa air keran bisa lebih cepet ngedidih dari pada air TDS nol?
tapi menurut gua si enak bang, ga seret kerasa di tenggorokkan lancar
Cepet ngganya air untuk mendidih itu ada banyak faktornya. Suhu awal waktu memasak, volume air yang dimasak, metode memasak, dan lain-lain. Kalo secara teori sih air yang mengandung sesuatu yang terlarut akan lebih lama mendidihnya, karena kenaikan titik didih:
http://en.wikipedia.org/wiki/Colligative_properties
Tapi kalau ada pun, air tanah/mineral kandungan terlarutnya kecil jadi bedanya akan tipis.
makasih bang responya yg cepet 🙂 …..tapi kemaren, suhu, volume, sma cara masaknya sama bang. kalo kandungan ion sma mineral atau senyawa lain dalam airnya ngaruh juga ga bang? pas pke alat WPR (kalo ga salah teh kepanjangannya Water Polutan Analyzer yg indikator penilaiannya scra kualitatif) air keran lebih duluan mendidih daripada air akuades dan airnya berubah warna (tergantung sama kandungannya), dan ternyata setelah gua cobain juga air mineral yg biasa dijual disekitar kita bahkan yg mereknya terkenal bingit sekalipun yg pasti tiap orang tau (maaf; A*UA) kandungan polutannya sampe 0,31 ppm ada yg lebih juga sampe 0,50an. gua jadi agak bingung bang sma merk yg katanya dari air pegunungan asli, tapi nyatanya bikin ragu. bagaimana sikap kita sma kondidi ini bang?
+
btw bang, syarat air layak konsumsi sma mck(mandi, cuci,kakus) menurut WHO brpa ya bang? jadi penasaran ni bang hehehhe, maaf banyak nanya coz topiknya seru sih. seep
ralat bkn WPR tapi WPA, maaf typoo aku
Well, pertama, I can’t help wondering kenapa lo berurusan sama WPA. WPA kualitas standar harganya sekitar 50-120 juta, dan mungkin hanya dipakai sama lab water quality atau manufaktur. Apa lo kuliah di jurusan teknik lingkungan, atau terkait sama produsen TDS?
Kedua, penggunaan kata “polutan” tidak tepat. Polutan itu adalah senyawa atau energi (in case of suara, cahaya), yang mengubah sumber daya secara negatif. Air mineral itu mengandung garam dari kation seperti kalsium, magnesium, sodium dan anion seperti klorida, florida dan senyawa sulfur. Gue ulang lagi, adanya mineral (garam) terlarut dalam air mineral itu kecil sekali, sekitar 250 ppm (gue gak ngerti kenapa 0.50 ppm lo bilang gede). Kandungan ini membuat rasa air lebih segar dan enak buat diminum.
Apakah mineral itu berguna secara nutrisi? NO. Terlalu kecil. 250 ppm itu berarti dalam 1 liter air ada 0.25 mg mineral. Di dalam sebuah apel berukuran sedang itu ada lebih dari 100 mg mineral. Satu ikat bayam mineralnya lebih dari 1 gram atau 1000 mg.
Apakah mineral terlarut itu berbahaya? NO juga. Lalu kenapa ada beberapa orang yang bilang oh itu air mineral kalau dites berubah warna bla-bla-bla?
https://www.zenius.net/lp/cg314/bab-8-hidrolisis
Biasanya, “pengetesan” yang dilakukan adalah simple hydrolysis. Hidrolisis biasanya memaksa ion yang ada di dalam air untuk kembali ke wujud murni, dan wajar saja kalau setelah hidrolisis warna larutan itu berubah. Ya wajar, karena kadang ada ion yang terbentuk yang berwarna. Orang yang tidak mengerti fenomena ini akan bilang bahwa air mineral (cem a*ua) itu berbahaya. Sama sekali tidak. Air dalam kemasan sama air kemasan yang kita apa-apain ya beda dong? Kecuali, air hasil elektrolisis itu yang lo minum, wah gue ga tanggung jawab deh 😀
Untuk standar air minum, monggo direfer di sini:
http://en.wikipedia.org/wiki/Drinking_water_quality_standards
Nicely answered van. Tambahan sedikit: salah satu alasan kenapa air TDS nol itu ga diproduksi oleh most municipal water company karena: 1. produksinya mahal sekali, biasanya hanya dipakai di laboratorium (akuades / akuabides), 2. air TDS nol cenderung “agresif” dan bisa melarutkan banyak logam sehingga akan cepat sekali mendegradasi infrastruktur perpipaan yg dimiliki perusahaan penyedia air minum.
mas mas, ada pnjelasan lnjut ga ttg kadar oksigen dlm air bersuhu rendah dan bersuhu tinggi? apa bisa kadar oksigen air murni bertambah setelah dimasukkan ke dalam kulkas? heu
Pasti. Konstanta kelarutan gas dalam liquid berbanding terbalik dengan suhu, berarti makin dingin makin banyak gas yang bisa terlarut di dalam air. Masalahnya, efeknya makin kecil setelah di bawah suhu tertentu, tergantung dari sifat dan ukuran molekul gas yang mau dilarutkan. Untuk oksigen, angkanya sekitar 90 derajat celcius (~363 K). Berarti, di bawah suhu segitu, konstanta kelarutannya hampir ga ada bedanya. Cara satu2nya memperbesar kelarutan oksigen dalam air ya besarkan tekanan udara di atasnya (kaya bikin soda), tapi begitu containernya dibuka langsung keluar semua oksigen terlarutnya anyway.
itukan pembohongan publik, kenapa ga dipenjara aja. Malah warga kita ratarata berpendidikan kurang lagi, yaudalah klop. prihatin gue.. cedih huhu
Note gak cuma air lho, gue sebenernya gatel pengen nulis banyaaak yang lain yang klaimnya bisa sembuhin kanker HIV dan penyakit serem lainnya xD
waah pengen pencerahannya dong bang ivan :3
sebenernya masyarakat indo itu pendidikannya tinggi2 lohh, tapi kebanyakan belajarnya ga serius dan jarang ngegunain ilmunya
Ini keren bangat broh, ketidaktahuan masy. menunjukan juga gagalnya sistem pendidikan kimia dulu disekolah-sekolah..right?
Gagalnya sistem pendidikan sains dasar dan berhasilnya pembelajaran ilmu marketing dijadiin satu 🙁
bukan gagal nya pendidikan sih menurut gw, lebih kepada individu nya aware ngga nya tentang masalah seperti ini… menurut gw sih pendidikan waktu jaman kita sekolah juga banyak banget materi yang kudu kita pelajari dan mungkin waktu jaman itu kita uda diajarin prinsip dasar nya but kita nya aja yang ga ngeh.. CMIIW 😀
lho kak aquades kan air yang murni dari mineral terlarut (yang pastinya ada yang dibutuhkan tubuh) kenapa pengonsumsiannya dikatakan aman?
Mineral yang dibutuhkan tubuh itu jumlahnya jauh lebih banyak ada di makanan seperti sayur dan buah. Yang ada di air mineral itu cuma berapa ppm. Mineral yang ada di air cuma membuat air mineral itu lebih enak diminum. Kalo kita “harus minum air mineral karena mineralnya penting dan dibutuhkan tubuh”, kita minum air aja ga usah makan sayur, kecuali ada mineral tertentu yang ada di air mineral dan ga ada di sayur, nyatanya tidak.
By the way ada satu lagi gue inget karena juga hubungannya dengan makanan, ada mitos penting lain sebetulnya. Orang sering bilang bahwa harusnya sehari minum 2 liter air atau 8 gelas (250mL) kan ya. Cuma orang kira 8 gelas itu harus air putih, padahal air yang ada di makanan terutama sup dan buah-buahan berair juga termasuk ke dalam hitungan 2 liter itu. JUGA termasuk air teh, susu, kopi dan soda.
Oiya, maksudnya aman dikonsumsi adalah tidak menyebabkan dampak buruk by itself (airnya sendiri)
Kalo misalnya minuman mengandung oksigen “kurang ngefek” karena yang nyerap oksigen itu di paru-paru bukan di usus. So does carbondioxyde? Berarti minuman bersoda ngga bagus diminum bukan karena kandungan CO2-nya, tapi karena kandungan gulanya terlalu banyak? Iya?
Yup Farah, betul sekali. Minuman bersoda bukan ngga bagus karena kandungan CO2, karena toh gasnya akan dengan cepat keluar (sendawa). Kandungan gulanya itu yang berbahaya, karena satu serving minuman soda gula – and hence kalori – nya tinggi sekali. Thanks for visiting! 😀
yah artikelnya di-copas lagi di k**kus … hahah.
keren artikelnya bang
Artikel ini diinspirasi oleh senior gue, thread starter di kaskus itu, yang ada comment juga di blogpost gue ini. Karena scope tulisan gue sedikit berbeda dengan thread kaskus yang dibuat senior gue itu, gue mau kasih pembahasan yang lebih mendasarnya.
Thank you by the way 😀
kenapa guru disekolah ngajarin kimia nya kaga begini yaa? kan enak nyambung juga ke biologi… atau gue yang dulu salah cara belajarnya -__-
Bukan lu kok yg salah bro, hehe
mau tanya, apa air yang tertampung di lapisan semen aman diminum ? karena saya punya kendi tanah liat yg bocor sedikit bawahnya, kemudian saya tambal pake semen :)) kira-kira aman gak ya, takutnya ada kandungan semen yg terus terkikis dan masuk dalam air minum
mas… mau tnya.. tpi kok air2 yg di klaim beroksigen… rasanya.. beda sma air mineral?? apakah diksih perasa???
Untuk urusan rasa, itu mudah sekali dipengaruhi oleh level kandungan mineral di dalam air. Coba aja, beli dan cobain semua merk air minum yang ada di pasaran, rasanya pasti beda-beda karena standar mineral mereka juga beda-beda.
Beda rasa nggak berarti A lebih bagus dikonsumsi dari B kok. Beda rasa hanya disebabkan beda zat kimia yang dideteksi lidah kita, dan belum tentu zat aktif yang actually ngaruh sama kesehatan kita.
Kalo air zam-zam itu air apaan dong?:
Air dari sumur Zamzam, Arab Saudi, itu air tanah dengan kedalaman sekitar 30 meter, dan secara chemical tidak terlalu remarkable. Discounting ceritanya dalam konteks religius, kandungannya standar, tapi beberapa penelitian menemukan level nitrat dan arsenik cukup tinggi di sana. Kandungannya dapat berbahaya karena nitrat terkait dengan banyak bakteri dan arsenik sendiri dapat menyebabkan kanker (karsinogenik).
https://en.wikipedia.org/wiki/Zamzam_Well
Apa ada pembahasan tentang minuman isotonik kaya pocarysweat
Air isotonik nggak gue bahas di sini, karena menurut gue klaimnya tidak sejauh minuman-minuman di atas dan harganya juga ngga se-morotin itu. Yang jual juga ngga menyarankan minum minuman isotonik all the time. Di artikel ini gue lebih membahas fenomena yang terlalu jauh mengeksploitasi kebutaan sains pada masyarakat.
Ok makasih kak apa masih ada artikel yang kaya gini lagi karena saya suka baca hal2 seperti ini
Soon! Dalam proses penulisan 😀
Apa ada pembahasan tentang teori kuantum atau hal2 yang berhubungan dengan itu karena kayaknya bakalan seru di baca atau hal2 yg berhubungan dengan kecepatan cahaya
(Sorry mungkin saya agak berlebihan)
Belum untuk teori kuantum, mungkin lain kali atau penulis lain. Gue janji next topic gue seru though!
Ok saya tunggu artikelnya
sudah pernahkah dibahas ttg Kangen Water?
Kangen water termasuk air alkali – baca selanjutnya di atas 🙂
Artikelnya keren… ?
mw nanya, kan di atas udah dibahas air oksigen.. kalo air hidrogen gimana?
Sama seperti air oksigen, air ‘hidrogen’ diklaim mengandung gas terlarut. Sama seperti air oksigen, gasnya langsung hilang keluar dari air dalam suhu ruangan dan tempat terbuka, sama seperti soda kehabisan gasnya.
Keren nih artikel.. Sekalian nanya gpp ya.. Kalau air reverse osmosis itu apa bisa dikatakan sama sam kandunganya seperti aquades? Karena banyak iklan yg bilang kalo air hasil ro itu pure water.. Trus better mana air mineral ato air ro buat tubuh? Tq..
Aquades adalah air yang dimurnikan dengan penyulingan atau distilasi. Air RO adalah air yang dimurnikan dengan teknik reverse osmosis, yaitu dengan tekanan tinggi membuat partikel terlarut keluar dari air. Untuk efek kesehatannya, tidak ada hasil riset konklusif yang menunjukkan perbedaan signifikan.
Bang Ivan mau ikut tanya juga gimana tentang produk air yang katanya mengandung:
– alkali (udah dijelasin diatas),
– bio scalar energy dan
– micro clustering.
yang bisa didemonstrasikan dengan liat atau pegang kemasan air tsb jadi engga jatuh kalo berdiri terus di tarik kekiri ato kanan padahal sebelum pegang ato liat kemasan produk yg mengandung hal diatas orng yg berdiri dan ditarik cepat jatuh.. itu gimana penjelasan ilmiahnya ya?
terus dikonsumsi sampei habis 24 botol lebih orang yg DBD sembuh, orang yg sakit gigi sembuh yg kena penyakit gula juga turuin kadar gulanya.. awalaupun mereka yg testimoni itu merasakan nyeri dan sakit yg sangat, katanya itu proses detoksifikasi. Bahkan saya juga menyaksikannya.. tapi Entahlah gimana kajian ilmiahnya tentang zat diatas?
Dan satu prtanyaan lagi Bang Ivan, ada juga ada air yang mengandung:
– bio cosminergy,
– air heksagonal,
Sama dengan jenis air yang diatas, sama berkhasiat sama ada detoksifikasi bahkan air yg berenergi ini bisa bikin orang BAB terus.
Itu aja dulu 2 pertanyaan bang Ivan, soalnya 2 jenis air tsb banyak beredar di kampung saya dan kampung yg lainnya bahkan banyak yg tadinya gak percaya jadi pada percaya..
Gimana penjelasan ilmiahnya dan efeknya kok gitu.. Terimakasih banyak jawabannya. Salam
Bang Dimas, air alkali sudah dijelaskan di atas. Sementara istilah “bio scalar energy” atau “bio cosminergy” dan “micro clustering” itu gimmick marketing aja. Di water science, kita ga pernah denger istilah tersebut.
Lalu soal air heksagonal, heksagonal itu merupakan struktur air saat mengkristal (atau bahasa sehari-harinya saat membeku). Saat berupa zat cair, struktur air ya selalu berubah2, namanya juga zat cair. Jadi kalo ada yg claim mereka bisa ubah struktur air jadi heksagonal dalam keadaan cair, pertanyaannya apakah mereka mau menyalahi hukum fisika?? Kalopun kita asumsi misalnya bisa menjadi heksagonal dengan menggunakan magnet atau apapun, saat penggunaan alat tersebut dihentikan dan air dituang ke gelas, apakah masih sama strukturnya?
Mas Ivan, saya ingin tanya. Setelah saya lihat iklan di TV tentang ada suatu “Botol” untuk diisi air dan akan bisa membuat air nya menjadi “sehat” untuk pengobatan “diabetes” dan sehat buat lain lainnya juga, karena bisa merubah air “biasa’ menjadi mengandung PH yang tinggi, katanya. Lalu saya beli “botol” tersebut. Tiap saat saya isi, lalu setelah satu jam atau 2 jam atau lebih, saya minum, alalu isi lagi, terus menerus seperti itu karena saya ingin menjadi sehat benar benar sehat.
nah, apakah benar iklan tersebut. Karena botol itu menngandung sejenis benda seperti batu2 an dari korea.
Apakah Mas Ivan pernah mendengar hal tersebut ?
Sampai saat ini saya belum merasakan apa khasiatnya walaupun sudah meminumnya selama seminggu lebih.
kalo kaya air zam-zam min ?
Jual Obat Viagra Jakarta.Toko Kami Murni Berbisnis, Jadi Barang 100% Kami Kirim, Apabila Barang Tidak Sampai Uang Kami Ganti Sepenuhnya. Terima Kasih – Owner OBATVIAGRADIJAKARTA.COM
untuk info lebih lanjut klik link berikut https://obatviagradijakarta.com
mas ivan kata nya ada air alkali yang murni terbentuk dari alam yg sekarang banyak d kemas dalam botolan, katanya banyak memberi manfaat bagi tubuh, apakah betul
Kalau air alkali macam MLM milagros itu gmn ya kak kok mahal bingit, mending sekalian konsumsi air zam-zam yg jelas terbukti
Tolong diulas secara scientific, produk air yg beredar di pasaran seperti, milahros, izaura, kangen water, bioglass dan OW MRET water, thanks ya gan!?!