Pengaruh Peradaban Hindu-Buddha di Indonesia di Berbagai Bidang

Proses akulturasi dan asimilasi budaya membuat pengaruh Hindu-Buddha dalam kebudayaan, sistem pemerintahan, dan seni bangunan masih terasa hingga saat ini di Indonesia. Apa saja pengaruhnya? Yuk, cari tahu di sini!
Seperti yang elo mungkin sudah tahu, di Indonesia terdapat enam agama yang diakui secara resmi, yaitu agama Islam, Konghucu, Katolik, Kristen, Hindu dan Budha. Dari 6 agama tersebut, salah satunya merupakan agama tertua di dunia, lho.

Ternyata, seperti dilansir oleh History (2019), agama yang dipercaya paling tua usianya adalah agama Hindu, Sobat. Agama Hindu memang sudah sekitar 4320 tahun yang lalu ada dan berkembang di daerah Pakistan modern dan India Utara, tepatnya di Lembah Indus sebelum kemudian menyebar ke berbagai negara di dunia.

Kalau Hindu merupakan agama tertua pertama di dunia, agama Buddha, agama pengembangannya merupakan agama tertua di Indonesia.
Sebagai agama-agama permulaan, mereka tentunya membawa perubahan pada perkembangan masyarakat tempat agama itu ada. Kemunculan dan perkembangan kedua agama yang memiliki sejarah sangat panjang itu pun menjadi awal adanya sistem tulisan atau aksara di Indonesia, lho.
Nggak hanya dalam segi kesusastraan, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha juga memiliki pengaruh besar pada bidang lainnya seperti kebudayaan, seni bangunan, dan sistem pemerintahan yang hingga saat ini masih ada.

Supaya tahu lebih tentang apa saja warisan peninggalan-peninggalan kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dan bagaimana proses masuknya budaya tersebut, lanjutin bacanya, yuk!
Proses Akulturasi dan Asimilasi Budaya Hindu-Buddha
Sebelum kita mengenal tentang peninggalan-peninggalan kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, ada baiknya kita memahami dulu nih proses bagaimana budaya keagamaan dan kerajaan Hindu-Buddha ini bisa ada di negara kita ini.

Sebuah budaya biasanya dapat berkembang di suatu daerah melalui dua proses, yaitu proses akulturasi dan asimilasi. Apa sih akulturasi dan asimilasi itu?
Menurut buku Cakrawala Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XI (2009), akulturasi kebudayaan adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang memunculkan sebuah kebudayaan baru. Kalau ibarat sirup dan air itu, mereka bertemu dalam satu wadah, saling mengikat hingga kemudian menjadi air sirup yang memiliki ciri khas baru.
Nah, proses akulturasi ini juga terjadi ketika Hindu-Buddha yang berasal dari India datang sekitar 2000-an tahun yang lalu ke Indonesia melalui jalur perdagangan dari China. Contohnya adalah percampuran kepercayaan orang Indonesia yang waktu itu masih percaya pada pemujaan roh nenek moyang (animisme) dengan agama Hindu-Buddha itu sendiri.

Contohnya, kalau fungsi candi di India itu hanya untuk pemujaan saja, di Indonesia difungsikan juga sebagai tempat persemayaman abu jenazah raja-raja.
Berbeda dengan akulturasi yang melibatkan pencampuran budaya, kalau proses asimilasi melibatkan penyerapan budaya secara menyeluruh yang kemudian menggantikan budaya yang lama. Salah satu tanda terjadinya proses ini adalah munculnya produk kebudayaan yang awalnya tidak ada di kedua budaya.

Contohnya, ogoh-ogoh di Bali yang dibuat sebagai simbol kekuatan negatif.
Nah, setelah agama Hindu-Budhha mulai diadopsi oleh kaum penguasa lokal, pada abad 5-13 mulailah bermunculan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di berbagai daerah nusantara, seperti di Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa. Pengaruh budaya Hindu-Buddha pun semakin luas di Indonesia.
Apa saja pengaruhnya? Yuk, kita mulai dari yang pertama, yaitu pengaruh budaya Hindu-Buddha dalam kebudayaan Indonesia.
Pengaruh Budaya Hindu-Buddha dalam Kebudayaan Indonesia
Dari segi kebudayaan, peninggalan kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dapat dilihat dari bahasa, tradisi, dan kesenian.

Pengaruh Budaya Hindu-Buddha dari Segi Bahasa
Seperti yang sudah gue sampaikan di awal tadi, masuknya Hindu-Buddha di Indonesia menjadi awal mula budaya menulis di Indonesia. Saat itu, orang-orang Indonesia yang belum mengenal tulisan mulai mengenal aksara Pallawa yang merupakan aksara dari India.

Setelah mempelajari aksara tersebut dan merasa terbantu dalam komunikasi sehari-hari, mulailah bermunculan aksara khas dari daerah-daerah yang berbeda. Hingga saat ini menurut laporan dari Indonesia.go.id (2020), terdapat 12 aksara daerah yang menjadi bagian budaya Indonesia, termasuk aksara Jawa, Sunda Kuno, dan Bali.

Walaupun begitu, karena penggunaan aksara tergeser dengan penggunaan tulisan Arab dan kemudian tulisan Latin, tinggal sedikit sekali orang yang masih bisa menggunakannya.
Sebagai awal tradisi menulis di Indonesia, munculnya aksara lokal juga menjadi historiografi tradisional yang mencatat sejarah bagaimana pendahulu-pendahulu kita hidup. Bayangkan deh kalau nggak ada tulisan yang dibuat dalam prasasti, kitab-kitab, ataupun buku-buku, mungkin saat ini kita belum bisa memahami asal budaya yang ada di Indonesia saat ini. Sayang banget, kan?
Selain aksaranya, bahasa Hindu-Buddha, yaitu Bahasa Sansekerta juga menjadi dasar terbentuknya Bahasa Indonesia yang saat ini kita gunakan sebagai bahasa persatuan. Ada banyak sekali kata-kata Bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari Bahasa Sansekerta.
Contohnya, malapetaka, hantu, istana, cakrawala, agama, istimewa, bencana, sarjana, hingga Pancasila.

Selain kata-kata, terdapat juga slogan-slogan berbahasa Sansekerta yang masih digunakan hingga saat ini, termasuk slogan negara kita “Bhineka Tunggal Ika”. Slogan tersebut berasal dari kitab Sutasoma karangan Empu Tantular, yang maknanya “Meskipun berbeda-beda tetapi tetap menjadi satu kesatuan.”
Pengaruh Budaya Hindu-Buddha dari Segi Tradisi atau Upacara Keagamaan
Berbagai upacara dan tradisi dari zaman Hindu-Buddha pun masih banyak dilakukan di Indonesia. Contohnya adalah upacara Ngaben pada agama Hindu yang merupakan ritual pengembalian roh leluhur dengan proses pembakaran jenazah.

Waisak, hari raya terpenting agama Buddha pun masih diperingati oleh pemeluk agamanya di Indonesia. Bahkan hari raya Waisak ditentukan sebagai hari libur nasional setiap tahunnya. Waisak sendiri merupakan hari peringatan akan kelahiran dan kematian sang Buddha.
Bagaimana contoh nyata pengaruh budaya Hindu Buddha dari segi tradisi? Kamu bisa baca artikel berikut: Kenapa Hari Raya Nyepi Harus Benar-Benar Sepi?.
Pengaruh Budaya Hindu-Buddha dari Segi Seni

Salah satu bentuk seni Hindu-Buddha yang terkenal adalah cerita pertunjukan wayang yang menceritakan tentang kisah Ramayana dan Mahabarata yang keduanya berasal dari India. Hingga saat ini pertunjukan wayang Ramayana masih dilakukan di pelataran candi Prambanan, dan kisah Mahabarata masih sering dibawakan dalam pertunjukan wayang kulit.
Pengaruh Budaya Hindu-Buddha terhadap Seni Bangunan
Kalau memikirkan tentang pengaruh budaya Hindu-Buddha terhadap seni bangunan, siapa sih yang nggak terbayang kemegahan candi-candi yang ada di Indonesia? Bahkan Candi Prambanan dan Candi Borobudur sudah termasuk dalam daftar warisan budaya dunia oleh UNESCO, dengan Candi Borobudur sebagai yang terbesar di dunia.

Desain arsitektur candi pun banyak menjadi inspirasi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Mulai dari ukiran relief-relief sebagai hiasan dinding, bentuk atap menyerupai stupa, hingga tata letak bangunan dan kota.
Materi Video Peninggalan Candi Hindu dan Buddha
Peradaban Hindu dan Buddha meninggalkan candi yang megah. Tapi, kamu udah tau belum, perbedaan antara candi Hindu dan Buddha? Nah, buat yang udah berlangganan paket belajar Zenius, temukan jawabannya di video materi Zenius. Jangan lupa login dulu ya, buat mengaksesnya!
Menurut hasil studi yang dilakukan oleh Ir. I Nyoman Sudiarta, kepercayaan Hindu akan Tri Hita Karana (tiga unsur kehidupan) yang mengatur keharmonisan hubungan manusia dan lingkungan pun diturunkan pada konsep Tri Angga, yang digunakan pada rumah-rumah di Bali.
Konsep ini membagi bangunan rumah menjadi tiga bagian, yaitu bagian utama pada posisi teratas atau atap, madya pada posisi tengah dimana pemiliknya tinggal, dan nista pada posisi terendah rumah.

Walaupun kemudian agama-agama lain seperti agama Islam dan Katolik juga masuk ke Indonesia, tapi terbukti bahwa semangat melestarikan warisan budaya Hindu-Buddha tetap ada, lho Sobat. Hal itu pun ditunjukkan melalui desain-desain rumah ibadat seperti gapura dan menara bercorak Hindu-Buddha di Masjid Al-Aqsha atau Masjid Menara Kudus dan bangunan menyerupai kuil Hindu di Gereja Graha Maria Annai Velangkanni di Medan.

Pelajari juga materi tentang keragaman budaya di Indonesia lewat artikel berikut: Persebaran Keragaman Budaya di Indonesia.
Pengaruh Budaya Hindu-Buddha dalam Sistem Pemerintahan
Salah satu pengaruh Hindu-Buddha dalam sistem pemerintahan yang paling kentara adalah munculnya awal mula kerajaan di Indonesia yang sebelumnya berbentuk suku-suku. Pemilihan pemimpinnya pun berubah dari yang ditunjuk melalui primus inter pares atau metode pemilihan melalui musyawarah, menjadi turun-temurun.

Contoh kerajaan yang bercorak Hindu di Indonesia adalah Kerajaan Kutai, Mataram Hindu, dan Majapahit sebagai kerajaan Hindu terbesar. Sedangkan kerajaan Buddha ada Kerajaan Holing (Kalingga), Sriwijaya, Melayu, dan Mataram Buddha.
Adanya sistem kerjaan ini pun memunculkan sistem feodalisme, di mana kekuasaan tertinggi ada pada para bangsawan dan adanya penghambaan rakyat pada rakyat. Sebenarnya budaya ini digunakan untuk menjembatani hubungan raja dengan rakyatnya dengan hubungan timbal balik.
Rakyat dianggap sebagai tenaga kerja atau abdi kerajaan. Mereka pun harus membayarkan pajak dari hasil usahanya kepada raja. Sebagai gantinya, raja akan memberikan perlindungan pada rakyatnya dan imbalan berupa tanah garapan.
Hingga saat ini sistem pajak merupakan salah satu warisan dari zaman kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia walaupun kemudian banyak dilakukan penyesuaian.
Selain itu, elo juga bisa mencari tahu tentang konsep-konsep politik Hindu-Buddha melalui artikel Zenius yang berjudul Perkembangan Konsep Dasar Politik Hindu Buddha ini, ya.
Selain peninggalannya, kamu juga bisa pelajari sejarah setiap Kerajaan Hindu Buddha di sini: Daftar Kerajaan Maritim Hindu Buddha di Indonesia.
Contoh Soal Pengaruh Hindu-Buddha
Berikut ini contoh soal tentang Warisan Peradaban Hindu-Buddha di Indonesia. Sebelum melihat pembahasannya, pilih jawabanmu sendiri terlebih dulu, ya!
- Contoh salah satu peninggalan warisan peradaban Hindu-Buddha yang dapat kita rasakan sehari-hari adalah …
A. Terdapat kata serapan dari Bahasa Sansekerta ke Bahasa Indonesia
B. Banyaknya penganut Buddha di Indonesia
C. Indonesia memiliki pengetahuan yang luas tentang Ramayana
D. Adanya musik dangdut
E. Drama India populer di Indonesia

Karena hingga hari ini banyak kata dan slogan yang merupakan serapan dari Bahasa Sansekerta, maka jawaban yang benar untuk pertanyaan di atas adalah A. Terdapat kata serapan dari Bahasa Sansekerta ke Bahasa Indonesia.
A. Liberalisme
B. Kapitalisme
C. Feodalisme
D. Merkantilisme
E. Sosialisme

Sebagai hasil dari sistem kerajaan yang meletakkan kekuasaan tertinggi pada raja, rakyat diwajibkan untuk melakukan pelayanan terhadap kaum bangsawan yang mana disebut dengan C. Feodalisme.
Penutup
Adanya warisan kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia menjadi bukti begitu kayanya Indonesia dengan keberagaman budaya dan kepercayaan. Hebatnya perbedaan itu bisa menjadi ciri khas bangsa yang tidak dimiliki negara-negara lain.
Untuk mendapatkan rangkuman materi UTBK sejarah tentang warisan peradaban Hindu-Buddha dalam bentuk video menarik, elo bisa cek dengan mengklik banner di bawah ini ya.
Referensi
[bg_collapse view=”button-orange” color=”#4a4949″ expand_text=”Show More” collapse_text=”Show Less” ]
Ada Banyak Kata dalam Bahasa Indonesia yang Merupakan Serapan dari Bahasa Asing, Termasuk Bahasa Sanskerta – Brilio.net (2015)
Agama – Indonesia.go.id (2020)
Cakrawa;a Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XI – Wardaya (2009)
Digitalisasi Aksara Nusantara agar Lestari – Indonesia.go.id (2020)
Hinduism – History (2017)
Ragam Aksara Nusantara – Good News from Indonesia (2016)
Wujud Akulturasi Budaya Lokal dengan Hindu-Buddha – Kompas (2021)
[/bg_collapse]