Apa itu Masalah Matematika dan 2 Strategi Pemecahannya

Apa itu Masalah Matematika dan 2 Strategi Pemecahannya

Memecahkan masalah matematika bisa menjadi lebih mudah kalau tahu strateginya, lho. Cek yuk!

Memecahkan masalah matematika memang terkadang bisa bikin kepala pusing. Tapi, gue penasaran, nih. 

Elo tim pecinta matematika seperti Jerome Polin, anti matematika atau malah nggak peduli sama sekali sama matematika?

View Results

Loading ... Loading ...
Ilustrasi polling (Arsip Zenius)
Ilustrasi polling (Arsip Zenius)

Walaupun jawaban elo beda-beda, tapi mungkin elo setuju kalau pemecahan masalah matematika itu penting banget dalam kehidupan kita. Contonya aja nih, mulai dari hal dasar seperti takaran bumbu dapur, ukuran baju yang elo gunakan, hingga masalah cinta pun matematika diterapkan disana. Wait, matematika diterapkan dalam masalah cinta?

Iya, Sobat. Menurut laporan CTPost (2020), seorang doktor dari Institute of Nuclear Physics di Krakow, Dominik Czernia, membuat kalkulator cinta yang bisa memperkirakan kemungkinan elo menemukan jodoh di hari Valentine, lho. Hebat, bukan?

Siapa sih yang nggak ingin menciptakan inovasi keren gitu? Kalau elo juga ingin, salah satu caranya bisa dengan belajar memecahkan masalah matematika, Sobat. Kalau begitu, yuk, kita kenalan dengan apa itu masalah matematika, dan strateginya!

Masalah Matematika Itu Apa sih? 

Seorang dosen di Universitas Muhammadiyah Kotabumi (Dinata, 2017), mendefinisikan masalah sebagai suatu bagian dari kehidupan manusia yang berasal baik dari diri sendiri maupun lingkungan. 

Sesuai dengan definisi di atas, walaupun masalah matematika yang paling sering elo sadari mungkin dalam bentuk soal-soal yang diberikan di sekolah, tetapi sebenarnya, di kegiatan sehari-hari kita pun banyak hal yang melibatkan matematika. Contohnya, seperti menghitung jam, menghitung uang, menghitung baris tempat duduk, dan lain sebagainya.

Ilustrasi jam (Dok. Malvestida Magazine via Unsplash)
Ilustrasi jam (Dok. Malvestida Magazine via Unsplash)

Menurut hasil studi yang dilakukan oleh seorang associate professor dan mahasiswa dari  Universitas Calicut, India pada tahun 2015 (Gafoor & Kurukkan), ternyata dari 51 siswa yang menjadi partisipan penelitian, hanya 10% nya saja yang menganggap matematika itu mudah. Sisanya, 54% merasa matematika lumayan susah dan 20% nya merasa sangat sulit.

Di Indonesia, rupanya memecahkan masalah matematika di sekolah juga bukanlah hal yang mudah bagi sebagian besar siswa, terutama yang berumur 15 tahun. Seperti dilansir dari Kompas (2019), nilai matematika siswa pada tes PISA (Programme for International Student Assessment) adalah 379, masih cukup jauh dibawah rata-rata nilai internasional (489).

Sebenarnya masalah matematika itu apa sih?

Ilustrasi mempertanyakan (Arsip Zenius)
Ilustrasi mempertanyakan (Arsip Zenius)

Lenchner (dalam Wardhani, S. dkk, 2010), seorang pendidikan matematika yang terkemuka di dunia, mendefinisikan masalah matematika sebagai soal matematika yang dalam penyelesaiannya dibutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang mendukung karena strategi penyelesaiannya tidak langsung terlihat.

Sehingga, tanpa ketiga hal pendukung tersebut, seseorang mungkin akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan sebuah masalah matematika.

Baca Juga

Sunday Mathday: Ranking PISA Indonesia dan Pembahasan Soal

Manfaat Matematika untuk Perkembangan Otak Remaja

Tangram, Manfaat dan Fungsinya dalam Pembelajaran – Zenius untuk Guru

Contoh Pemecahan Masalah Matematika

Berdasarkan pengertian masalah matematika yang tadi sudah dibahas, dalam menyelesaikan sebuah masalah matematika, kita  harus bisa menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan juga pemahaman.

Berikut contoh pemecahan masalah matematika sederhana dalam menghitung luas lingkaran dengan beberapa variasi rumus.

Misalnya nih ya, ada soal matematika yang berbunyi:

Sebuah lingkaran dengan panjang jari-jari 21cm. Maka, keliling lingkaran tersebut adalah … cm.
Ilustrasi gambar lingkaran (Arsip Zenius)
Ilustrasi gambar lingkaran (Arsip Zenius)

Dari soal di atas, kita sudah memahami nih kalau ada lingkaran yang memiliki jari-jari ® sepanjang 21 cm. Yang ditanya adalah kelilingnya. Berarti kita bisa langsung saja nih tengok rumus dari keliling lingkaran.

K= 2 x Pi x rK= Pi x d
K: Keliling
Pi: 22/7 
r: jari-jari
K: Keliling
Pi: 22/7 
d: diameter

Nah, rumus keliling ini lah yang merupakan dasar pengetahuan yang elo miliki, Sobat. Kalau sudah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik, elo tinggal menerapkan keterampilan elo dalam mengerjakan soalnya. 

Karena ada dua rumus nih, elo bisa pilih salah satu yang menurut elo paling mudah, dengan informasi yang diberikan dalam soal. Kalau gue sih bakal pilih rumus yang pertama, karena yang diketahui adalah jari-jarinya. Kesannya lebih ringkes aja gitu.

Jadi, perhitungannya seperti di bawah ini nih.

K= 2 x Pi x r
K= 2 x 22/7 x 21cm
K= 2 x 22 x 3 cm
K = 132 cm

Ketemu deh jawabannya, yaitu 132 cm.

Baca Juga

Rumus Keliling dan Luas Lingkaran Beserta Contoh Soal

3 Rumus Diameter Lingkaran

3 Rumus Jari-Jari Lingkaran

2 Strategi Pemecahan Masalah Matematika 

Sering kali, mungkin elo merasa memecahkan matematika itu sulit sekali. Hal itu mungkin karena elo belum mengenal strategi pengerjaan soalnya. Terkadang bahkan dengan menerapkan strategi yang benar elo bisa menemukan cara yang lebih sederhana dibandingkan rumus yang diberikan.

Ilustrasi menemukan cara sederhana (Arsip Zenius)
Ilustrasi menemukan cara sederhana (Arsip Zenius)

Syahlan (2017), seorang dosen pendidikan matematika di Universitas Islam Sumatera Utara, menjelaskan bahwa terdapat 10 strategi dalam pemecahan masalah matematika, Sobat. Wah, banyak juga ya? 

Apa saja strateginya? Berikut 2 dari 10 strategi pemecahan masalah matematika tersebut:

  1. Mengubah Cara Pandang Terhadap Masalah
    Pemecahan masalah matematika merupakan kegiatan mengidentifikasi sebuah masalah dan menentukan cara penyelesaiannya melalui proses mengubah cara pandang terhadap masalah itu sendiri (Polya dalam Syahlan, 2017). Jadi, untuk menyelesaikan sebuah masalah matematika, kita perlu pintar-pintar memutar otak untuk menemukan cara yang paling tepat dan lebih mudah untuk menyelesaikannya.

    Bagaimana caranya untuk mengubah cara pandang terhadap suatu masalah? Caranya adalah dengan tidak hanya berpatokan pada konsep atau rumus hafalan saja. Tapi elo juga bisa menerapkan kreativitas elo.  Syahlan, memberikan contoh seperti di bawah ini nih.


    Ilustrasi gambar persegi (Arsip Zenius)
    Ilustrasi gambar persegi (Arsip Zenius)

    Misalnya, jika ada gambar seperti di atas, dengan keterangan, bahwa Titik K,L,M,N merupakan titik tengah masing-masing garis AD, AB, BC, CD dari persegi ABCD. Lalu ditanyakan, jika luas persegi ABCD adalah 8p, berapakah luas persegi KLMN?

    Kalau elo berpatokan dengan konsep, pasti elo langsung mencoba mengingat-ingat rumus Teorema Pythagoras dan menerapkannya. Tapi, dengan kreatifitas elo sebenarnya bisa menemukan cara yang lebih mudah, lho.


    Ilustrasi gambar 2 persegi (Arsip Zenius)
    Ilustrasi gambar 2 persegi (Arsip Zenius)

    Caranya adalah dengan membagi persegi KLMN menjadi empat bagian segitiga. Dengan begitu, perpaduan persegi ABCD dan KLMN membentuk 8 gabungan segitiga sama besar. Maka, perbandingan kedua persegi adalah 2:1.Jadi, kalau mau cari luas persegi KLMN ya tinggal luas persegi ABCD-nya dibagi dua deh.

    Maka luas persegi KLMN adalah:
    ½ x 8p = 4p

  2. Membuat Gambaran
    Membuat gambar merupakan salah satu strategi pemecahan masalah matematika yang sangat membantu. Bentuk yang elo buat bisa berupa gambar, grafik, maupun tabel.

    Contoh penerapan metode ini, ketika elo diminta untuk menghitung jumlah tiang yang dibutuhkan untuk membuat pagar pada lahan berbentuk persegi dengan keliling 24 m, jika pemasangannya berjarak 1 meter.

    Kalau dari kelilingnya, 24 m. Kita bisa cari dulu nih, berapa panjang setiap sisinya, yaitu 24 dibagi 4, Maka, setiap sisinya adalah 6 m. Nah, elo bisa menggambarkan lahan dan tiang yang dibutuhkan seperti di bawah ini, Sobat.


    Ilustrasi gambar lahan dan tiang (Arsip Zenius)
    Ilustrasi gambar lahan dan tiang (Arsip Zenius)

    Nah dengan begitu, elo bisa mengetahui kalau tiang yang dibutuhkan adalah 20 buah tiang.

Itulah 2 strategi pemecahan masalah matematika yang bisa elo terapkan dengan mudah. Ternyata, matematika bisa diselesaikan dengan cara-cara kreatif, ya Sobat? Jadi nggak perlu terpaku pada rumus-rumus hafalan setiap saat.

Walaupun begitu, ternyata masih banyak juga lho orang-orang yang beranggapan kalau orang yang menguasai matematika itu biasanya bukan orang yang kreatif. Makannya orang yang suka membuat karya-karya seni mungkin nggak cerdas dalam matematika. Menurut elo itu bener nggak sih, Sobat?

Ilustrasi matematika dan kreativitas (Arsip Zenius)
Ilustrasi matematika dan kreativitas (Arsip Zenius)

Kebetulan nih, Zenius juga sudah membahas topik ini, mulai dari kenapa orang beranggapan kalau orang pintar matematika itu tidak kreatif dan contoh bagaimana belajar matematika itu justru melatih kreatifitas elo. Kalau elo ingin tahu lebih lanjut tentang ini, elo bisa tonton video di bawah ini ya.

Video: Orang Yang Suka Matematika = Gak Kreatif?

Orang Yang Suka Matematika = Gak Kreatif?

Penutup 

Elo tim yang menganggap matematika itu sulit atau mudah nih, Sobat? Kalau elo beranggapan matematika itu sulit karena harus menghafalkan banyak rumus, elo bisa nih mulai mencoba 2 strategi pemecahan masalah matematika yang sudah gue bagikan di atas. Mengerjakan soal matematika jadi lebih mudah, kreativitas juga terasa lagi.

Kalau begitu, sekian dulu ya dari gue. Semoga apa yang gue bagikan di artikel ini bermanfaat buat elo. See you in the next article!

Referensi

Calculate your exact chance of falling in Love – Connecticut Post (2020)

Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah di SMP – Sri Wardhani., Wiworo., Sigit Tri Guntoro., Hanan Windro Sasongko (2010)

Sepuluh Strategi Dalam Pemecahan Masalah Matematika – Syahlan Syahlan (2017)

Skor Pisa Terbaru Indonesia, ini 5 PR Besar Pendidikan Pada era Nadiem Makarim Halaman all – Kompas.com (2019)

Why High School Students Feel Mathematics Difficult? An Exploration of Affective Beliefs – K. Abdul Gafoor & Abidha Kurukkan (2015)

Bagikan Artikel Ini!