Mengenang 62 Tahun Pendaratan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin di Bulan 17

Mengenang 62 Tahun Pendaratan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin di Bulan

Tepat pada hari ini, 62 tahun yang lalu, terjadi peristiwa yang sangat besar bagi sejarah panjang umat manusia. Pada tanggal 20 Juli 1969, Neil Armstrong dan Buzz Aldrin menjejakkan kaki mereka di Bulan. Untuk pertama kalinya, spesies homo sapiens menjejakkan kakinya di benda langit lain selain bumi, yang sudah ratusan ribu tahun menjadi rumah kita semua. Peristiwa tersebut disiarkan secara langsung dan disaksikan oleh 600 juta warga dunia.

Untuk kalian yang menggemari topik-topik seputar antariksa dan perjalanan luar angkasa, pasti sudah menyaksikan rekaman pendaratan yang sangat luar biasa tersebut melalui berbagai medium, baik di televisi maupun internet. Kata-kata “one small step for man, giant leap for mankind” (langkah kecil untuk seseorang, lompatan besar bagi umat manusia) yang diungkapkan oleh Neil Armstrong saat melakukan langkah pertamanya di Bulan merupakan salah satu kata-kata paling terkenal di dunia.

Tetapi, tahukah kalian bahwa, dibutuhkan proses yang panjang agar Neil Armstrong dan Buzz Aldrin bisa menjejakkan kaki mereka di Bulan?

Peristiwa yang luar biasa ini merupakan bagian dari sejarah program antariksa Amerika Serikat, yang juga tidak bisa dipisahkan dari konteks sosial dan politik di dunia pada masa itu. Konteks politik dan sosial di dunia pada waktu tersebut memiliki peran yang sangat penting untuk menerbangkan para astronot tersebut hingga menjejakkan kaki mereka di satu-satunya satelit alam yang kita miliki.

****

Roket Saturn V desain Von Braun Membawa Neil Armstrong ke Bulan

Sejarah panjang program antariksa Amerika Serikat yang membawa Neil Armstrong dan Buzz Aldrin ke Bulan bisa ditarik hingga pada akhir Perang Dunia II. Pada pertengahan tahun 1945, setelah melakukan perang selama enam tahun, Jerman Nazi akhirnya harus menyerah kepada negara-negara Sekutu, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Soviet.

Setelah perang berakhir, Amerika Serikat dan Uni Soviet menyusun rencana untuk memindahkan banyak ilmuwan dan insinyur Jerman untuk membantu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara mereka masing-masing. Jerman, yang meskipun harus takluk pada kekuatan sekutu di Perang Dunia II, memang merupakan salah satu negara yang paling maju dalam perkembangan teknologi.

Salah satu insinyur Jerman yang akhirnya memutuskan untuk menyerah kepada militer Amerika Serikat adalah seorang insinyur roket bernama Wernher von Braun. Von Braun merupakan desainer roket V2 milik Jerman, yang digunakan oleh Nazi untuk menyerang berbagai negara dari jarak jauh saat Perang Dunia II, salah satunya adalah Inggris.

Mengenang 62 Tahun Pendaratan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin di Bulan 18

(Wernher von Braun. Sumber gambar: New Scientist)

Setelah menyerah, Von Braun akhirnya dibawa ke Amerika Serikat oleh militer Amerika. Di Amerika, ia bekerja untuk mengembangkan teknologi militer milik angkatan bersenjata Amerika. Von Braun pada masa itu sudah memiliki ambisi dan impian untuk menerbangkan manusia ke luar angkasa. Tidak hanya itu, Von Braun juga menulis dan mempresentasikan idenya agar kita bisa pergi ke Bulan hingga Mars. Namun, pada awal dekade 1950-an, Pemerintah Amerika sepertinya kurang tertarik dengan ide Von Braun tersebut.

Sementara itu, di belahan dunia lainnya, Uni Soviet sedang menjalankan program penting yang bertujuan untuk membawa benda pertama ke luar angkasa. Negara Komunis tersebut berhasil meluncurkan satelit pertama ke orbit Bumi bernama Sputnik I, pada tanggal 4 Oktober 1957.

Fenomena berhasilnya Uni Soviet membawa satelit pertama ke orbit Bumi ini membuat Amerika Serikat menjadi khawatir. Sebagai respon atas diluncurkannya Sputnik I oleh Uni Soviet, Amerika Serikat mendirikan badan baru yang memiliki fungsi untuk menjalankan penerbangan dan riset luar angkasa sipil bernama National Aeronautics and Space Administration atau NASA pada tahun 1958.

NASA sendiri langsung menjalankan program besar yang dikenal dengan nama Project Mercury pada tahun 1958, dengan tujuan untuk membawa manusia pertama ke luar angkasa. Von Braun sendiri akhirnya bergabung dengan NASA pada tahun 1960.

Tetapi, lagi-lagi Amerika Serikat harus kembali menerima kekalahan. Tidak hanya berhasil menjadi negara pertama yang mengirim satelit ke orbit Bumi, pada tanggal 12 April 1961, Uni Soviet menjadi negara pertama yang mengirim manusia ke orbit Bumi bernama Yuri Gagarin. Amerika Serikat sendiri akhirnya berhasil mengirimkan astronot pertamanya, Alan Shepard, ke luar angkasa, pada tanggal 5 Mei 1961.

Pada tahun 1961, NASA akhirnya meluncurkan program baru bernama Program Apollo, yang bertujuan untuk mengirimkan manusia ke Bulan. Ambisi Amerika Serikat ini semakin diperkuat oleh pidato terkenal dari Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy, di hadapan Kongres Amerika Serikat pada tanggal 25 Mei 1961, di mana ia mengatakan bahwa tujuan besar Amerika Serikat adalah mendaratkan manusia ke Bulan sebelum akhir dekade 1960-an.

Di NASA sendiri, Von Braun menjabat sebagai direktur Marshall Space Flight Centre, di mana program utama lembaga tersebut adalah mendesain roket yang kini dikenal dengan nama Saturn V. Roket Saturn V yang didesain Von Braun sendiri akhirnya merupakan roket yang kelak akan membawa Neil Armstrong dan Buzz Aldrin menjejakkan kaki mereka di Bulan.

Neil Armstrong, Michael Collins, Buzz Aldring

(Awak Apollo 11. Dari kiri ke kanan: Neil Armstrong, Michael Collins, Buzz Aldrin. Sumber gambar: NASA)

Tanggal 16 Juli 1969, akhirnya pesawat luar angkasa Apollo 11 meluncur menuju Bulan, yang diawaki oleh Neil Armstrong, Aldrin, dan rekan mereka, Michael Collins. Collins sendiri bertugas mengoperasikan modul Apollo 11 mengelilingi orbit Bulan ketika kedua rekannya turun ke permukaan satelit alami Bumi tersebut. Ketiga astronot Apollo 11 itu sendiri akhirnya kembali selamat sampai ke Bumi pada tanggal 24 Juli 1969.

Nah, Apollo 11 sendiri bukan menjadi satu-satunya pesawat luar angkasa yang berhasil membawa manusia menjejakkan kakinya di Bulan lho. Roket Saturn V yang didesain Von Braun berhasil membawa lima kapsul Apollo lainnya mendarat di Bulan. Secara total, hingga hari ini ada 12 orang yang pernah menjejakkan kaki mereka di Bulan. Setelah kembali ke Bumi, Neil Armstrong, Buzz Aldrin, dan Collins dikarantina selama 21 hari, dan setelah itu mereka pergi berparade keliling dunia.

Namun, ternyata, tidak semua orang mempercayai bahwa pendaratan di Bulan merupakan hal yang benar-benar terjadi. Sebagaimana teori-teori konspirasi lainnya, tidak sedikit yang berpandangan bahwa pendaratan di Bulan hanyalah rekayasa belaka. Untuk kalian yang masih meragukan keabsahan pendaratan di Bulan, kalian bisa melihat artikel berikut di blog Zenius.

Sebagai penutup, terlepas dari segala konteks sosial-politiknya, kita tidak bisa menyangkal bahwa pendaratan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin di Bulan merupakan salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah homo sapiens. Semoga, di masa depan, Bulan bukan menjadi satu-satunya benda langit selain Bumi yang pernah dijelajahi oleh manusia. Tidak mustahil juga, kelak kalian yang akan menjadi Neil Armstrong, Buzz Aldrin, dan Michael Collins berikutnya!

Konsep Fisika
Bagikan Artikel Ini!