“The power of the sun, in the palm of my hand.”
Ini merupakan salah satu cuplikan dialog yang dilontarkan sama Dr. Otto Octavius (Doc Ock), fisikawan nuklir dalam film Spider-Man 2 (2004), pas dia lagi bereksperimen membuat matahari kedua yang disebut ‘matahari abadi’.
Bentar, deh, kok kayaknya mirip ya sama berita yang lagi ngetren belakangan ini? Yup, cuplikan dialog itu jadi banyak dikaitkan sama matahari buatan China yang lagi ramai banget diomongin sekarang. Jadi ceritanya, China berhasil menguji matahari buatan mereka yang disebut “Artificial Sun”.
Konsep artificial sendiri memang familiar banget sama teknologi. Kayak contohnya robot di Jepang yang sudah didukung sama artificial intelligence. Tapi, apa jadinya kalau sumber energi terbesar di Bumi yang dibuat dengan teknologi ini? Apalagi, artificial sun buatan China ini menggunakan reaktor fusi nuklir.
Hal ini pun jadi menimbulkan pertanyaan dari netizen, kayak: matahari jadi ada dua, nih?!
Eh, tunggu dulu. Matahari buatan China ini maksudnya bukan mau bikin matahari yang ada di luar angkasa jadi ada dua gitu ya, bukan! Biar elo nggak salah ngira dan ngerti maksudnya gimana, baca artikel ini sampai habis, yuk.
Baca Juga: Apakah Aksen dalam Bahasa Inggris Itu Penting?
Daftar Isi
Matahari Buatan China tuh Kayak Apa?
Kalau dengar kata matahari, pasti elo langsung teringat sama panas di siang hari, nggak sih? Soalnya kan, matahari memang merupakan sumber energi panas dan cahaya di Bumi. Eh, ternyata energi di Bumi bukan cuma matahari doang, lho. Coba baca Dari Mana Datangnya Semua Energi yang Kita Gunakan?, deh!
Tapi, ya, matahari masih jadi sumber energi terbesar Bumi. Bayangin aja kalau nggak ada matahari, bisa-bisa suhu di bumi mencapai -17,8°C setiap harinya. Brr, kayaknya butuh jaket super tebal sama sekalian dipeluk beruang dulu, deh, biar nggak kedinginan. Soalnya kalau dipeluk doi doang, kurang mempan!
Nah, balik lagi nih ke matahari buatan China yang mau kita bahas.
Jadi, di awal Januari 2022, reaktor fusi nuklir China jadi perbincangan hangat karena berhasil menguji matahari buatan mereka. Melansir dari Independent UK, matahari buatan China ini panasnya hampir tujuh kali lebih panas dari matahari asli. Wow!
Sebelum bahas lebih jauh, kita flashback dikit yuk ke awal matahari buatan China ini muncul.
Sebenarnya China memang sudah mulai bereksperimen kayak gini sejak tahun 2006. Di tahun itu, para ilmuwan China mulai membuat mesin reaktor yang dikasih nama Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) dengan tinggi 11 meter, diameter 8 meter, dan berat 400 ton.
Terus, baru deh di tahun 2018, tim yang berasal dari Hefei Institutes of Physical Science of the Chinese Academy of Sciences ngumumin kalau mesin reaktor EAST yang mereka buat itu sudah mencapai suhu 100 juta derajat Celcius.
Kemudian mesin EAST ini mulai disebut sebagai “matahari buatan”, karena bisa meniru bagaimana proses matahari menghasilkan energi. Bahkan, panasnya yang mencapai 100 juta derajat Celcius ini enam kali lebih panas dari suhu inti matahari asli yaitu sekitar 15 juta derajat Celcius. Alasan dibuat mesin reaktor ini untuk mengubah hidrogen menjadi energi hijau yang hemat biaya.
Setelah yakin matahari buatan mereka hampir sempurna, matahari dari China resmi dinyalakan untuk pertama kalinya pada 7 Desember 2020 di Chengdu, China. Hasil suhu panasnya pun mencapai tujuh kali panas matahari asli.
Baca Juga: Mengenal Cancel Culture dalam Industri Hiburan
Fusi Nuklir Matahari Buatan China untuk Apa?
Banyak juga, nih, yang penasaran sama fungsi dari matahari buatan China ini. Sebenarnya, buat apa sih sampai dibuat eksperimen kayak gini?
Melansir Techworm, peneliti menjelaskan kalau fusi nuklir ini bisa jadi salah satu cara terbaik manusia buat mendapatkan energi. Apalagi bahan mentah kayak deuterium dan tritium yang jadi bahan pembuatan si fusi nuklir ini nggak ada habisnya di lautan.
Mereka juga bilang kalau fusi nuklir itu nggak menghasilkan limbah radioaktif, jadinya ramah lingkungan banget! Jadinya, kita nggak perlu bergantung sama energi fosil yang semakin menipis.
Matthew Hole, seorang profesor dari Australian National University, juga bilang kalau pencapaian dari pemanfaatan fusi nuklir ini bisa jadi solusi untuk masalah energi global dan jadi perkembangan yang masuk ke kategori penting buat seluruh dunia.
Nah, buat elo yang penasaran sama fusi nuklir matahari buatan China, sini gue jelasin lewat ilustrasi di bawah, ya!
Baca Juga: Mengenal Super Immunity dan Cara Virus Corona Menyerang Tubuh
Risiko Matahari Buatan China Kalau Bocor
Semua hal yang kita lakukan pasti ada dampak dan juga risikonya. Sama nih, kayak matahari buatan China. Meskipun artificial sun ini dibuat dengan teknologi yang super canggih, tapi masih ada kemungkinan risiko yang bisa terjadi.
Namun demikian, melansir CNN Indonesia, ternyata ada risiko yang cukup bikin gemetar kalau sampai matahari buatan China ini bocor. Karena risikonya bukan cuma kayak tempat minum bocor yang bisa bikin isi tas basah semua, tapi Bumi yang kita tempati ini bisa meleleh!
Mutia Meireni, Akademisi Fisika Nuklir Universitas Pertahanan, mengatakan skenario terburuk kalau sampai artificial sun ini bocor, akan mengeluarkan limbah tritium yang digunakan untuk menyalakan plasma panasnya yang merupakan zat radioaktif.
Meskipun begitu, dampak dari kebocoran reaksi fusi nggak akan sebanyak reaksi fisi. Karena ketika reaktor fusi nuklir mengalami masalah saat beroperasi, alatnya langsung berhenti. Beda sama reaktor fisi yang alatnya bakal terus beroperasi walaupun mengalami masalah.
Nah, setelah baca penjelasannya, gimana nih tanggapan elo tentang matahari buatan China ini? Coba drop di kolom komentar, ya!
Referensi
Begini Kondisi Bumi jika Matahari Gak Ada atau Padam
Everything we know about China’s ‘artificial sun’
China switches on ‘artificial sun’ that is five times hotter than the real thing
China turns on nuclear-powered ‘artificial sun’ for first time
Risiko ‘Matahari Buatan’ China Bocor, Bisa Lelehkan Muka Bumi
Leave a Comment