Jurusan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Politik: Mata Kuliah dan Prospek Kerjanya

Artikel ini membahas tentang jurusan Ilmu Politik, apa saja kajiannya, ruang lingkup belajarnya, hingga peluang kariernya.

Halo semua, balik lagi nih sama gue, Hilman. Buat elo yang lagi cari-cari jurusan kuliah, gue akan berbagi cerita tentang “belajar apa aja waktu dulu gue kuliah” dan apakah elo bakal sesuai dengan jurusan ini. Kali ini gue mau ngomongin tentang jurusan Ilmu Politik. Berhubung artikel gue yang sebelumnya membahas tentang pemilihan umum, gue lanjutin topiknya seputar politik juga, ya.

Ada satu hal unik di pikiran banyak orang kalo denger ada orang kuliah Ilmu Politik. Kata orang-orang itu:

ilmu politik? wah hebat banget; nanti jadi caleg/cagub/capres bisa menang ya. kerjanya nanti di MPR/DPR/Parpol (partai politik) ya?

Jurusan Ilmu Politik
Ilustrasi Gedung DPR RI dan Istana Presiden (Arsip Zenius)

Bener gak sih? Sebenernya anggepan macem gitu nggak mengherankan. Kenapa? Ya karena prodi Ilmu Politik ngebawa kata “politik” di dalemnya. Orang-orang tentu bakal mikirnya kalo nggak MPR/DPR, anggota dewan, gubernur, bupati/walikota, menteri, presiden, gitu-gitu deh. Hal-hal tadi memang bakal jadi makanan kuliah keseharian kita di prodi (program studi) Ilmu Politik, tapi dalam rupa yang berbeda yaitu dalam bentuk keilmuan. Singkatnya, kita bakal ngomongin politik dalam latar belakang tertentu, mulai dari permasalahannya, kerangka teori, proses penelitian, dan ada hasil yang bisa diuji keabsahannya. Jadi, supaya elogak penasaran lagi, yuk simak pembahasan gue berikut ini!

Ilmu Politik Itu Belajar Apa Aja?

Buat elo yang udah baca artikel Rifad tentang “Jurusan Hubungan Internasional”, artikel ini bakal jadi semacam lanjutan dari artikelnya Rifad. Yups, HI sama Ilmu Politik itu merupakan satu kesatuan yang hubungannya susah dipisahkan. Sama seperti HI yang punya titik awal kemunculan, Ilmu Politik juga baru-baru ini muncul sebagai ilmu.

Nah, ada TAPI-nya nih. Ilmu Politik sebagai (calon) ilmu pengetahuan itu sebenernya udah lama jauh di peradaban dunia kuno, tepatnya di era Yunani & Romawi kuno. Masalahnya, di zaman dulu itu Ilmu Politik masih berwujud sebagai cabang ilmu yang ngomongin baik dan buruk dalam kehidupan bernegara. Selepas zaman klasik, Ilmu Politik juga masih ngomongin moral melulu. Rasanya kayak bukan ilmu tapi kayak norma dan etika hidup. Tetiba, di zaman renaisans ada orang namanya Niccolo Machiavelli. Bisa gue bilang dialah pemikir pertama yang membawa Ilmu Politik menuju (agak mirip) ilmu pengetahuan. 

Fast-forward, dengan banyak pemikir di era Enlightment (Aufklarung) seperti Voltaire, René Descartes, Thomas Hobbes, John Locke, Montesquieu, Jean-Jacques Rousseau, Immanuel Kant, dan masih banyak lagi, mereka membuat Ilmu Politik semakin hari semakin “pantas” disebut sains layaknya ilmu alam macam biologi, fisika, dan kimia.

Tahun penting Ilmu Politik ga jauh-jauh dari tahun pentingnya HI kok. Kalo HI dianggap konkret jadi cabang ilmu pengetahuan pas Chair of International Relations didirikan di Aberystwyth, Inggris pada tahun 1919, Ilmu Politik dianggap serupa pas American Political Science Association didirikan tahun 1903 di Amerika Serikat. Kantor sekretariatnya ada di Washington D.C.

Belajar apa elo nanti di prodi Ilmu Politik? Jadi gini. Untuk membahas Ilmu Politik, ada tiga “cara mengulik isu”,atau istilah keilmuannya adalah “pendekatan” yang lazim dipakai, yaitu Institutionalisme, Behavioralisme, dan Post-Behavioralisme. Singkatnya elo akan membahas dari mulai konsep dasar Ilmu Politik, lembaga politik, aktor politik, sosiologi (gampang lah, sedikit kok) filsafat (secuil kok), hukum (sedikit aja), bahkan sejarah (sedikit juga), sampe belajar fakta terkini, metode penelitian sosial dan politik, konsep-konsep sosiologis hingga psikologis, dan pengolahan data kuantitatif alias STATISTIK. 

Hayo, mana suaranya yang mau kabur dari matematik terus milih jurusan sosial humaniora? Tidak semudah itu kau bisa kabur, Bambang. (Kan udah dibilangin sama Faisal kalau keterampilan matematika itu harus selalu dibawa.)

Terus, Ilmu Politik itu singkatnya belajar apa? Jadi, Ilmu Politik adalah ranah ilmu pengetahuan yang berusaha menjelaskan seluk-beluk politik, yaitu sebuah fenomena terjadinya perebutan dan perlombaan untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan yang berlangsung dalam rangka menjalani kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

Kira-kira jelas ya? Banyak sih definisi lain semisal dari Bu Miriam Budiarjo, Mister Andrew Heywood, atau Lord Acton, tapi gue mencoba mendefinisikan sendiri. Di sini, elo gak bakal diajarin cara kampanye, pidato, atau pilih partai politik yang mana yang bagus kok. Elo bakal dilatih menjadi ilmuwan politik, yaitu orang yang mampu mengamati, menelaah, dan menjelaskan hingga memberi solusi tentang fenomena berebutnya manusia-manusia untuk kekuasaan dengan metode yang teruji dalam kaidah ilmiah. Untuk refresh lagi gimana sih kira-kira yang namanya ilmiah itu, lo bisa cek di artikel zenius yang ini.

Mata Kuliah Yang Dipelajari di Ilmu Politik

Supaya lebih kegambar nyata tentang belajar apa aja di Ilmu Politik, gue akan kasih contoh berupa tabel mata kuliah di prodi Ilmu Politik Universitas Indonesia. Selain karena gue dulu kuliah di situ, cakupan mata kuliah Ilmu Politik di UI ini cukup bisa mewakili keseluruhan prodi Ilmu Politik di kampus lain sekaligus makna dari pelajaran Ilmu Politik itu sendiri. Berikut gambar distribusi matkul Ilmu Politik di UI.

Jurusan Ilmu Politik: Mata Kuliah dan Prospek Kerjanya 41
Daftar Mata Kuliah di Program Studi Sarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Pertama elo masuk (semester 1), yaa bakal dikenalin ke kehidupan keilmuan di kampus. Elo juga bakal dikenalin ke perkenalan keilmuan sosial secara umum. Jadi, kita bakal belajar gak cuma dasar-dasar Ilmu Politik. Ada juga dasar-dasar Sosiologi dan Antropologi yang perlu dipelajari untuk memperluas pengetahuan konseptual kita. Setiap semester dan secara berjenjang (semester 1, 2, 3, 4, 5, dan 6), elo juga bakal diajarin caranya menjadi ilmuwan sosial, alias cara meneliti fenomena sosial-politik. 

Seiring semester, elo juga dikasih pengetahuan politik yang berjenjang. Pelan-pelan dulu dari konsep dasar Ilmu Politik (semester 1 dan 2), terus keadaan sistem politik di sekitar kita (semenjak semester 2), terus filsafat dasar politik (semester 3), atau isu-isu politik semacam HAM, perempuan, ekonomi dan bisnis, perkotaan dan perdesaan, sampai identitas dan kewarganegaraan. Nanti, mata kuliah yang harus elo ambil harus bercabang deh sejak semester 3.

Bagi elo yang mau fokus tentang pembangunan politik di Indonesia, maka elo harus ambil mata kuliah yang sifatnya Indonesia banget seperti peminatan Politik Indonesia (dulu namanya Sistem Politik Indonesia/Politik & Demokratisasi di Indonesia). Bagi elo yang pengen tau gimana fenomena politik di negara lain, elo bisa ambil Perbandingan Politik. Eits, elo nggak akan bahas hubungan internasional ya. Di peminatan ini, elo belajar gimana kehidupan politik di banyak negara yang dibagi di kawasan-kawasan dunia. Gimana sih negaranya? Parlemennya kek mana? Siapa yang berkuasa? Partainya apa aja? Hukumnya gimana? Masyarakat sipilnya gimana? Pemilunya? Sampe ke topik-topik yang mirip HI dikit semacam: pentingnya apa sih negara ini buat tetangganya? Sekilas mirip HI, tapi elo tetep dituntut untuk kembali mengungkap tujuan semula, yaitu gimana proses kehidupan berjalannya kekuasaan di negeri yang dimaksud. Bahkan, elo juga bisa membandingkan fenomena politik antara satu negara dengan negara lain. Oh ya, bisa gak peminatan politik Indonesia ambil mata kuliah perbandingan politik dan sebaliknya? Bisa.

Nah, gue mau ngasih contoh ilustrasi spesifik tentang mata kuliah di prodi Ilmu Politik ini. Gue ambil contohnya yang peminatan perbandingan politik yah, karena itu adalah mata kuliah yang gue ambil. Semisal ada mata kuliah “Politik di Malaysia, Singapura, dan Brunei” (MASINBRU), kemudian ada mata kuliah Politik di Indocina (INDOCINA), atau Politik di Asia Timur (ASTIM), Politik di Timur Tengah (TIMTENG), Politik di Eropa Barat (EROBAR), dan sebagainya. Di kelas MASINBRU misalnya, elo akan belajar gimana sih sistem pemerintahan Malaysia, parpol di Malaysia, dan perkembangan terkini tentang politik Malaysia. Singapura dan Brunei juga sama. Nanti, elo diminta memahami nih apa persamaan 3 negara itu, contohnya tiga negara tadi sama-sama eks-jajahan Inggris yang 2 di antaranya masih mewarisi kebijakan kolonial seperti kebijakan rasisme dalam kehidupan berbangsanya. Di kelas INDOCINA, elo akan belajar sejarah politik Kamboja, Vietnam, dan Laos. Elo juga belajar gimana sistem politik mereka dan kekiniannya. Elo akan diminta analisis kenapa ketiganya punya ideologi yang sama. Elo juga bakal analisis ada nggak hubungan komunisme dengan status mereka sebagai eks-jajahan Prancis, atau kenapa komunisme masih hidup di sana meskipun komunismenya terbuka dengan dunia luar.

Poin yang menarik dari para mata kuliah negara-negara dunia itu adalah selalu ada Amerika Serikat di semua mata kuliah itu. Di Singapura, ada Amrik yang jadi sekutu mereka. Di Indocina, Amrik pernah perang di Vietnam dan sekarang ada kerjasama ekonomi. Di Cina, Korea, dan Jepang apalagi. Di Pakistan, India, dan Sri Lanka, ada Amerika yang jadi rekan dagang dan rekan militer (apalagi India sama Pakistan punya nuklir). Di Timur Tengah mah jangan ditanya. Elo akan melihat peranan Amerika Serikat di hampir semua perjalanan kehidupan politik semua negara-negara dunia, entah itu di zaman dulu, di zaman pembangunan, apalagi di zaman-zaman sekarang.

Ngomong-ngomong; sama seperti HI, kompetensi praktik yang ditawarkan di prodi Ilmu Politik juga tidak banyak. Selain kompetensi keilmuan, ada juga latihan magang yang sifatnya wajib di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Kita diminta bisa mencari sendiri anggota dewan (selanjutnya akan gue singkat “MP”; Member of Parliament), yang bersedia untuk membuka lowongan magang mahasiswa Ilmu Politik. Tenang aja, mayoritas MP pada buka kok! Pelatihan magang ini bertujuan supaya kita bisa mengamati langsung kegiatan politik yang berlangsung di tempat yang kental sama politik, yaitu di parlemen. Kita bisa melihat langsung rapat kerja, rapat paripurna, rapat dengar pendapat & pendapat umum, bahkan ikut bantu nyusun laporan akademis, turun ke masyarakat, dan banyak lagi. 

Kalo di Biologi kan spesimennya berupa makhluk hidup mulai dari hewan dan tumbuhan, nah kalo Ilmu Politik, spesimennya ya elo, gue, lembaga negara, masyarakat, surat suara, sampai anggota dewan. Presiden juga bisa. Kita diajak untuk lihat langsung kehidupan “spesimen” ilmu kita dan gimana cara kerjanya.

Jurusan Ilmu Politik: Mata Kuliah dan Prospek Kerjanya 42
Ilustrasi Ilmu Politik. Spesimennya ya Negara dan Pemerintah.

Seru juga kan liat anggota dewan lagi rapat paripurna tentang harga BBM, UU ITE, atau diajak turun ketemu masyarakat?

Jurusan Ilmu Politik: Mata Kuliah dan Prospek Kerjanya 43
Rapat Paripurna DPR.

Peluang Karier Untuk Sarjana Ilmu Politik

“Kerja apa ya gue entar kalo bisanya cuma meneliti fenomena politik?” Nah, di sini gue akan cerita beberapa prospek karier yang sesuai dengan yang dipelajari di Ilmu Politik. Gue bagi jadi dua kelompok besar, yaitu peneliti dan non-peneliti. Gue bagi dua karena ada yang spesial dari peneliti Ilmu Politik sampe-sampe harus dibikin kelompok sendiri.

cta kuis zenius karir yang cocok
Klik banner di atas dan temukan kampus yang cocok buat elo!

Baca Juga:

Yuk Kenalan sama Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik UGM (Fisipol UGM)

Peneliti

Ilmu yang didapat pas kuliah bisa langsung kerasa banget kepake kalo elo jadi peneliti. Ada banyak tempat yang butuh peneliti politik, entah di kampus sebagai asisten dosen, dosen peneliti, atau di lembaga think-tank seperti CSIS (Centre for Strategic and International Studies), CIPS (Centre for Indonesian Policy Studies), sampai di lembaga survei dan konsultan politik seperti SMRC (Saiful Mujani Research Center), Populi Center, dan yang terkenal baru-baru ini dari Amerika Serikat yaitu Cambridge Analytica (Fun Fact: Cambridge Analytica adalah lembaga survey dan konsultan politik yang membantu Donald Trump menang di pemilu presiden Amerika Serikat tahun 2016).

Peneliti politik kerjanya ga cuma bikin penelitian yang sifatnya mengembangkan pengetahuan alias ngembangin ilmu murni belaka. Dia juga bisa menghasilkan penelitian yang sifatnya terapan, entah itu untuk kalangan bisnis dan industri, sampai kalangan politikus.

Di sinilah Ilmu Politik bisa membuat peneliti politik jadi manusia ajaib. Kenapa? Nanti di tingkat yang lebih tinggi, ada ilmu yang bisa dipake untuk cari data untuk menangin kandidat, cara mengubah pandangan masyarakat, cara menggiring opini publik, dampaknya kalau ada koalisi ini, apa yang terjadi kalo kandidat ngomong itu, sampe prediksi kapan sebuah rezim bisa jatuh atau bangun.

Prediksi tersebut gak ngasal kayak ramalan dukun, melainkan ada kerangka konseptualnya semisal Game Theory. Itu adalah perpaduan konsep-konsep Ilmu Politik dengan kalkulasi matematis yang bisa dipakai untuk memperkirakan aktivitas aktor politik bahkan aktor ekonomi. 

Nah, gitu ya gambarannya kira-kira. Ini salah satu ilmu tingkat atas banget dari Ilmu Politik deh. Ini dia yang spesial dari peneliti Ilmu Politik. Sama seperti master Kung Fu, perlu bertahun-tahun belajar dan latihan supaya dapetskill dan feel pengalamannya supaya bisa jadi peneliti tingkat tinggi. Mantep ya? Makanya belajar yang rajin DAN senantiasa kuasai dengan baik ilmu matematika.

Jurusan Ilmu Politik: Mata Kuliah dan Prospek Kerjanya 44
Ilustrasi Analisis Game Theory Dalam Kasus Cuban Missile Crisis.

Non-Peneliti

Untuk non-peneliti, ada beberapa pilihan yang bisa dilirik.

Pilihan pertama: ASN (Aparatur Sipil Negara) atau umumnya kita sebut PNS (Pegawai Negeri Sipil). Selain HI, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia juga menerima para sarjana Ilmu Politik untuk menjadi diplomat. Untuk peluang-peluang formasi lain di lembaga pemerintahan lain, berikut tabel daftar kemungkinan badan pemerintahan yang menerima sarjana Ilmu Politik beserta gambaran singkat pekerjaan yang bakal dijalani. 

Tentu, prospek ASN bagi sarjana Ilmu Politik nggak sesedikit daftar di tabel ini. Satu yang pasti, sarjana Ilmu Politik dianggap memahami dengan baik komponen politik dan pemerintahan (misalnya birokrasi), jadi diharapkan bisa membantu kinerja pemerintahan. Makanya, salah satu prospek terbesar sarjana Ilmu Politik adalah ASN ini.

Jurusan Ilmu Politik: Mata Kuliah dan Prospek Kerjanya 45
Daftar Badan Pemerintahan yang Membutuhkan Lulusan Sarjana Ilmu Politik

Pilihan kedua: Pegawai Organisasi Internasional, NGO (Non-Governmental Organization), dan Kedutaan Besar Negara Asing di Indonesia. Kalau organisasi internasional seperti PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), ASEAN (Association of Southeast Asia Nation), sudah pasti membutuhkan orang-orang yang punya keterampilan pengetahuan Ilmu Politik. 

Alasan yang paling umum adalah untuk memastikan dan mengembangkannya jalannya operasional kegiatan mereka di negara kita. Kalo keterampilan kita udah mahir banget nih, kita bakal dibutuhkan lagi di misi berskala mancanegara. Semisal, PBB butuh orang untuk melaksanakan proyek bantuan yang ada hubungannya dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Tertinggal. Untuk kedutaan besar negara asing, mereka membutuhkan analis politik atau orang dengan fungsi kerja lainnya untuk bisa memperlancar kinerja mereka di Indonesia. Sarjana Ilmu Politik bisa berkontribusi dengan memberikan pandangan dan masukan politik yang berdasarkan data dan fakta serta terpercaya secara keilmuan untuk bisa digunakan sebagai informasi bagi kebutuhan kerja kedutaan besar negara asing di Indonesia. Gitu yak gambarannya kira-kira. 

Oh, satu lagi. Berbeda dengan HI, gue gak ngasih contoh tentang NGO yang spesifik untuk anak HI. Hampir semua NGO bisa butuh anak-anak Ilmu Politik karena mereka butuh orang yang paham dan bisa menganalisis serta menjadi jembatan antara NGO dengan kondisi politik di tempat NGO tersebut beroperasi. Dengan kata lain, lo bakal jadi orang yang dituntut untuk mengerti dan menghubungkan NGO dengan pemerintah, misalnya.

Jadi, Apa Gue Cocok Kuliah Jurusan Ilmu Politik ?

Sekarang giliran elo untung hitung-hitungan diri. Cocok gak nih buat milih prodi Ilmu Politik? Selain baca baik-baik saran dari Glenn tentang milih jurusan untuk kuliah (cek artikelnya di sini), Tanya lagi banyak-banyak ke diri sendiri, “Gue minat nggak ya di prodi ini? Kenapa minat? Abis belajar apa kok bisa minat? Mau di kampus mana? Prospek karirnya pas kah? Ilmu yang mau dipelajari bisa buat apa entar?”

Apapun pilihan elo, 3 hal wajib ini harus selalu dibawa di pilihan prodi apapun: matematika, kemampuan ilmiah, dan kemampuan menulis.

Setelah elo nimbang-nimbang dengan matang dan ternyata melirik prodi Ilmu Politik, gue harap artikel ini memberi informasi yang elo butuhkan untuk nimbangnimbang lebih mateng lagi dan nggak asal milih. Misal: elo minat dan mahir banget sejarah nih, terus jadi kepo sama Ilmu Politik tapi ga mikirin apa yang nanti dijalanin 3, 5, bahkan 10 tahun ke depan. Setidaknya, di sini kita udah ngobrol tentang prodi Ilmu Politik. Pertama sih gue pengen mengingatkan kembali seperti yang sudah disebutkan Rifad tentang sedikit perbandingan dengan ilmu hubungan internasional:

“Kalo elo lebih tertarik pada teori filosofis di balik ideologi politik, urusan politik di negara tertentu dan bertujuan untuk berkarier di dunia politik secara spesifik maka akan cenderung lebih cocok jika lo belajar di Ilmu Politik. Kalo lo justru tertarik pada pemahaman politik kontemporer di tingkat global dengan melihat masalah yang mempengaruhinya secara luas, tertarik dengan sifat interdisipliner (lintas ilmu pengetahuan), memiliki minat khusus dalam bidang HI seperti keamanan internasional, atau ekonomi-politik internasional, dan ingin terjun dalam karier politik internasional seperti diplomasi, maka lo cocok untuk belajar di jurusan Hubungan Internasional.”

Kedua, gue pengen menyampaikan bahwa kuliah Ilmu Politik tidak mengajarkan elo bagaimana berpolitik alias politik praktis seperti latihan kampanye, pidato, lobi-lobi, kaderisasi partai. Bukan begitu ya.

Di sini, kita belajar bagaimana melihat fenomena permainan kekuasaan sebagai fenomena yang bisa dijelaskan secara ilmiah sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang bisa dipertanggungjawabkan. Di sini juga, kita akan belajar bahwa politik itu abu-abu, semakin sulit dicari benar atau salahnya karena dari segi keilmuan, untuk bilang A mempengaruhi B aja kadang susahnya minta ampun, apalagi kalo bilang A itu baik/buruk. Walhasil, kita jadi belajar untuk kritis, toleran, dan bijak dengan fakta kehidupan terutama yang menyangkut kehidupan politik. 

Saking sulitnya, setiap kali kita pengen partisan di setiap isu atau kandidat politik tertentu, kita pasti pengen ngelepas keterkaitan kita dengan Ilmu Politik alias “bicara sebagai rakyat biasa.” Why? Karena kita malu kalo kita dukung A dan bilang A itu bagus tapi nggak bisa buktiin demikian karena sebegitu rumitnya. 

Ngomong-ngomong partisan (keberpihakan), kebetulan banget di tahun 2024 nanti bakal ada pemilihan umum. Di masa-masa hangat yang banyak berseliweran hoaks, kampanye hitam, dan kebencian ini, diharapkan Ilmu Politik bisa jadi insight keilmuan yang bisa meluruskan fakta, menenangkan keadaan, mendamaikan, dan membangun kesadaran toleransi sebagai saudara sebangsa Indonesia.

Elo bisa menjelaskan kenapa utang luar negeri Indonesia itu perlu atau tidak, bahaya atau tidak, kemudian elo bisa memahami fenomena memilih berdasarkan agama, atau elo bisa mengerti kondisi partai politik di Indonesia disebabkan apa saja, atau menelusuri akar kebutuhan keragaman masyarakat Indonesia, dan lain-lain dengan penjelasan yang berbasis data dan fakta.

Ketiga, gue pengen mengingatkan bahwa seandainya prodi ini elo pilih atau prodi apapun itu, inget bahwa belajar lo gak akan pernah selesai. Kita adalah lifelong learners. Belajar itu harus berkelanjutan, belajarlah sampe mati. Kenapa? Karena ilmu dan kehidupan itu berkembang terus, dan kita perlu selalu update. Jadi gitu ya. Bagi elo yang berminat untuk belajar tentang seluk-beluk dan hiruk pikuk bermain kekuasaan, dan berminat untuk membangun kehidupan bernegara dan berbangsa yang lebih makmur sejahtera, selamat datang di Ilmu Politik. 

Nah, sebelum elo bisa belajar yang begitu, rajin-rajinlah belajar buat SBMPTN supaya elo bisa dapet kesempatan belajar hal gede yang gue sebutin tadi. Ngomongin soal SBMPTN, ada beberapa aturan baru yang perlu elo ketahui untuk UTBK 2023, untuk lebih lengkapnya elo bisa cek artikel ini: Aturan Baru UTBK untuk Seleksi Masuk PTN 2023

Oke? Sampe ketemu di obrolan artikel berikutnya yah. Good luck! Semoga artikel ini bisa memberikan gambaran akan Ilmu Politik buat elo, ya!

Referensi
Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Heywood, Andrew. 2013. Politik. Edisi Ke-4. Terj. Ahmad Lintang Lazuardi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Farr, James. 1988. The History of Political Science. American Journal of Political Science. Vol. 32, No. 4 (Nov. 1988) Hlm. 1175-1195
https://en.wikipedia.org/wiki/Political_science

———————CATATAN EDITOR———————

Jika kamu ingin bertanya seputar jurusan Ilmu Politik ke Hilman, silakan post pertanyaan kamu di kolom komentar, ya!

Bagikan Artikel Ini!