keterampilan bertanya

Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa – Zenius untuk Guru

Saat mengajar, Bapak dan Ibu Guru pernah tidak mendapatkan pertanyaan yang unik dari siswa? Misalnya, mereka mempertanyakan kenapa sekolah dilaksanakan di pagi hari, atau kenapa mereka perlu memakai seragam di sekolah.

Meski kadang terdengar lucu, pertanyaan-pertanyaan itu justru membangun interaksi dalam pembelajaran. Dengan begitu, tercipta kelas yang aktif dan tujuan pembelajaran bisa tercapai.

Saking pentingnya sebuah pertanyaan, guru punya cara tersendiri untuk melatih keterampilan bertanya siswanya. Saya jadi ingat masa sekolah dulu, ada seorang guru saya yang meminta siswanya menulis pertanyaan sebanyak-banyaknya sebelum kelas dimulai.

Setelah terkumpul, guru saya akan membaca pertanyaan itu satu per satu. Lalu, pertanyaan yang berkaitan dengan materi pada hari itu akan dipilih dan dibahas.

Terdengar sederhana ya, Bapak dan Ibu Guru? Namun, tanpa disadari, kegiatan itu melatih keterampilan saya untuk bertanya dan menyampaikan pendapat. Padahal sebelumnya, saya cenderung pasif di kelas.

Berdasarkan pengalaman itu, saya jadi tahu kalau keterampilan bertanya memang dibutuhkan. Bukan hanya dalam belajar, tapi juga untuk berinteraksi sosial.

Yuk, kita bahas soal keterampilan bertanya ini bersama-sama agar suasana pembelajaran pun jadi aktif.

Mengenal Keterampilan Bertanya

Bertanya menjadi kegiatan yang selalu ada dalam suatu komunikasi, termasuk komunikasi pembelajaran. Tanpa adanya pertanyaan, interaksi antara kita dengan siswa tidak akan terbangun.

Menurut buku Keterampilan Dasar Guru (2021), keterampilan bertanya merupakan perkataan yang digunakan guru dalam pembelajaran dua arah. Tujuannya, untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban dari siswa.

Namun, tidak hanya untuk guru, keterampilan bertanya juga dibutuhkan siswa. Melalui pertanyaan, artinya siswa belajar. Karena, ada proses berpikir dalam otak mereka yang menjadi bagian dari proses pembelajaran.

pengalaman bertanya
Isaac Newton menemukan Teori Gravitasi dari sebuah pertanyaan. (Arsip Zenius)

Coba deh, Bapak dan Ibu Guru bayangkan. Saat pembelajaran diisi dengan ceramah, siswa hanya akan pasif mendengarkan. Mereka merasa tidak diberi kebebasan untuk bertanya.

Berbeda lagi kalau kita memberikan pertanyaan yang memunculkan rasa penasaran siswa. Selain jawaban, mereka juga akan merespon pertanyaan itu dengan pertanyaan yang lainnya.

Nah, menurut Bapak dan Ibu Guru, seberapa penting keterampilan bertanya siswa dibutuhkan dalam pembelajaran?

Baca Juga: Newton, Penemu Teori Gravitasi yang Benci Konfrontasi

Melihat Pentingnya Pertanyaan dalam Pembelajaran

Sebagai guru, kita harus mendorong dan melatih keterampilan bertanya siswa. Karena pada dasarnya, ilmu pengetahuan selalu bermula dari sebuah pertanyaan.

Melalui pertanyaan, siswa dapat mengembangkan kepercayaan diri, berkomunikasi secara efektif, mengambil keputusan secara tepat, berpikir secara mendalam, dan merefleksikan sikap dan tindakannya.

pembelajaran interaktif
Keterampilan bertanya bantu menciptakan pembelajaran yang interaktif. (Arsip Zenius)

Lebih jelasnya, Tri Sutrisno dalam bukunya, Keterampilan Dasar Mengajar (2019) menyebutkan bahwa keterampilan bertanya bermanfaat untuk:

  • membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa pada materi pelajaran.
  • meningkatkan perhatian dan konsentrasi.
  • menciptakan pembelajaran yang aktif.
  • mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi.
  • memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyampaikan pendapat atau gagasan mereka.
  • membiasakan siswa untuk berdiskusi dari pertanyaan yang guru atau temannya berikan.
  • melatih siswa untuk berpikir kritis.
  • memungkinkan siswa untuk belajar mandiri.

Agar tercipta kondisi kelas seperti di atas, tentunya keterampilan bertanya harus ditingkatkan. Salah satu caranya dengan memahami komponen-komponen keterampilan bertanya dasar.

Baca Juga: Inquiry-Based Learning: Siswa Belajar Mandiri

Komponen Keterampilan Bertanya

Dalam keterampilan bertanya, hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menyusun pertanyaan yang baik. Nah, komponen di bawah ini bisa dijadikan acuan bagi Bapak dan Ibu Guru dalam memunculkan pertanyaan pada siswa. Berikut komponen-komponennya.

memunculkan pertanyaan
Pertanyaan yang guru berikan bisa memunculkan pertanyaan baru dari siswa. (Dok. Pressfoto via Freepik)
  1. Menyampaikan pertanyaan secara jelas dan singkat agar mudah dipahami dan tidak membingungkan.
  2. Memberikan acuan pada pertanyaan berupa informasi yang perlu diketahui siswa.
  3. Memusatkan pertanyaan pada inti materi atau topik pembahasan, jadi pertanyaan yang diberikan tidak meluas.
  4. Menyebarkan pertanyaan agar siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjawab atau mengajukan pertanyaan.
  5. Memberikan waktu berpikir untuk siswa menjawab pertanyaan yang diajukan.

Komponen-komponen di atas bertujuan untuk meningkatkan interaksi dalam kelas. Dalam hal ini, ada metode dialektika yang dapat digunakan jika diperlukan pemahaman dan keterampilan dalam bertanya.

Jadi, selain metode tanya jawab, Bapak dan Ibu Guru juga bisa menyertakan metode dialektika. Dengan begitu, tercipta komunikasi pembelajaran yang lebih efektif.

Selain memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya, apa saja hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan keterampilan bertanya mereka?

Baca Juga: Cara Meningkatkan Kemampuan Literasi Siswa

Bagaimana Cara Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa?

Banyak cara yang bisa Bapak dan Ibu Guru lakukan untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa. Misalnya, meminta siswa membuat list pertanyaan seperti yang guru saya lakukan.

Bapak dan Ibu Guru juga bisa merangsang siswa untuk bertanya terkait mata pelajaran tanpa penjelasan terlebih dahulu. Jadi, biarkan rasa ingin tahu siswa berkembang saat mendengar topik yang akan dibahas.

Lalu, ada satu cara lagi yang bisa dilakukan, yaitu dengan menerapkan pembelajaran berbasis pertanyaan.

pembelajaran berbasis pertanyaan
Pembelajaran berbasis pertanyaan untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa. (Arsip Zenius)

Bapak dan Ibu Guru bisa membagikan bacaan atau video yang sesuai dengan materi pelajaran ke siswa. Lalu minta mereka untuk mempelajari materi secara mandiri atau dengan teman sebangkunya.

Karena materi belum dijelaskan sebelumnya, pasti siswa punya banyak pertanyaan. Nah, Bapak dan Ibu Guru bisa minta mereka untuk memberikan tanda pada bagian yang tidak dipahami. Tanpa disadari, mereka sebenarnya sudah mengumpulkan beberapa pertanyaan.

Setelah itu, Bapak dan Ibu Guru bisa menjelaskan materi berdasarkan pertanyaan siswa. Jawablah pertanyaan secara urut sesuai pelajaran agar siswa lebih mudah memahaminya.

Seperti peribahasa “malu bertanya sesat di jalan” ya, Bapak dan Ibu Guru. Jangan sampai siswa kesulitan menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi, karena tidak mau atau segan bertanya.

Jadi, tidak ada salahnya memberikan kesempatan bagi siswa untuk mendominasi kelas dengan pertanyaan. Selain membuat mereka lebih aktif dan dinamis, keterampilan bertanya mereka juga akan meningkat.

Kalau Bapak dan Ibu Guru sendiri, apa cara yang sudah dilakukan untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa? Coba bagikan pengalamannya di kolom komentar, ya!

Oh iya, supaya pembelajarannya lebih bermakna, Bapak dan Ibu Guru bisa memanfaatkan fitur-fitur ZenRu, lho. Mulai dari materi pelajaran, paket soal, sampai laporan penilaian, semuanya ada di sana.

Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa - Zenius untuk Guru 9

Referensi

Bertanya dan Berpikir (Pengembangan High Order Thinking Skill) – Prof. Dr. Abdur Rahman As’ari, M.Pd., dll (2021)

Metodologi Pengajaran – Jumanta Hamdayama (2022)

Keterampilan Dasar Mengajar – Tri Sutrisno (2019)

Seri Pendidikan Orang Tua, Keterampilan Bertanya pada Orang Tua – Kemendikbud (2018)

7 Cara Agar Siswa Aktif Bertanya Saat Pembelajaran – Aku Pintar (2021)

Questioning Skills to Engage Students – Faculty Focus (2011)

Baca Juga Artikelnya Lainnya

Penerapan Teori Belajar Kognitif dalam Kelas

Teori Belajar Humanistik, Proses Memanusiakan Manusia

Teori Belajar Konstruktivisme, Membangun Pengetahuan dari Pengalaman

Bagikan Artikel Ini!