Tujuan dan Latar Belakang KAA serta Peran Indonesia di Dalamnya

Tujuan dan Latar Belakang KAA serta Peran Indonesia di Dalamnya – Materi Sejarah Kelas 12

Sobat Zenius, elo pernah jalan-jalan ke Gedung Merdeka di Bandung? Seperti yang kita tahu, Gedung Merdeka sering banget nih, dijadikan sebagai tujuan wisata. Tapi, elo tahu nggak sih, kenapa Gedung Merdeka bisa terkenal banget?

Nah, pamor Gedung Merdeka sebenarnya berkaitan nih dengan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang dahulu pernah digelar di Bandung. 

Apa itu KAA? 

Tenang, gue akan jelasin pengertian KAA dan juga pengaruh KAA bagi dunia lewat artikel ini. Yuk, simak sampai habis!

Latar Belakang KAA

Sobat Zenius masih ingat cerita Perang Dunia II, kan? Seperti yang elo tahu, berakhirnya Perang Dunia II (1939-1945) telah menciptakan dua blok negara superpower, yaitu Blok Barat dan Blok Timur.

Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat menganut sistem liberalisme, sedangkan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet menganut ideologi komunis. 

Nah, latar belakang KAA nantinya akan berkaitan nih, dengan adanya dua blok ini. 

So, karena adanya persaingan ideologi antara Blok Barat dan Blok Timur, berujung pada Perang Dingin yang dimulai pada tahun 1947. Meskipun hanya perang ideologi, nyatanya Perang Dingin ini memengaruhi kestabilan politik dunia, lho. 

Saat itu, Blok Barat maupun Blok Timur saling berlomba-lomba meraih dukungan dari negara-negara di kawasan Asia dan Afrika. Sehingga, banyak pihak yang merasa kalau dengan adanya Perang Dingin ini lama-kelamaan bisa membuat dunia terpecah. 

Bahkan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang biasanya menangani masalah-masalah dunia pun masih belum berhasil menyelesaikan masalah Perang Dingin ini. 

Hal ini pun membuat negara-negara di kawasan Asia dan Afrika merasa perlu adanya kerja sama dan solidaritas antar negara.

Dari situ, gagasan untuk melaksanakan Konferensi Asia-Afrika muncul pada Konferensi Colombo. Apalagi, semangat perjuangan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika semakin meningkat setelah kemenangan pasukan Jepang terhadap Rusia pada tahun 1905. Dan akibat dari kemenangan itu, dimulailah proses dekolonisasi di kawasan Asia-Afrika.

Tapi, kenapa sih, hanya negara-negara di kawasan Asia dan Afrika saja? 

Nah, salah satu latar belakang diselenggarakannya KAA adalah adanya kesamaan nasib. Kalau lihat sejarah nih, banyak negara di kawasan Asia dan Afrika yang sama-sama pernah dijajah.

Selain itu, banyak rakyat di Asia dan Afrika yang masih masih mengalami kemiskinan dan keterbelakangan akibat dari penjajahan dan peperangan. 

Adapun, arti KAA bagi negara-negara miskin dan berkembang yakni untuk menghentikan eksploitasi ekonomi dan membebaskan masyarakat dari kemiskinan dan kesengsaraan. 

Peta negara peserta KAA Konferensi Asia Afrika
Peta negara-negara yang ikut menjadi peserta KAA. (Dok. Wikimedia Commons)

Banyak tokoh yang kemudian tergerak dan akhirnya melibatkan diri dalam KAA. Sejumlah tokoh seperti wakil dari India dalam Konferensi Kolombo di Sri Lanka adalah Jawaharlal Nehru (India), Soekarno (Indonesia), Gamal Abdul Nasser (Mesir), Kwame Nkrumah (Ghana), dan Muhammad Ali (Pakistan) sepakat untuk melaksanakan sebuah pertemuan yang membicarakan tentang masa depan dan kepentingan negara-negara di kawasan Asia dan Afrika.

Kelima negara ini pun disebut-sebut sebagai pelopor KAA nih, guys.

Baca Juga: Latar Belakang Perang Dunia 1 dan Kronologinya

Tujuan dan Peran Indonesia dalam KAA

Adapun tujuan KAA yaitu: 

  1. Mewujudkan perdamaian dunia
  2. Memperkuat solidaritas dan kerja sama Asia dan Afrika
  3. Memperjuangkan nasib negara-negara di Asia dan Afrika 

“Pada dasarnya, hal yang diutamakan dalam pertemuan ini yakni bagaimana cara mewujudkan “netralitas” yang berarti tidak memihak Blok Barat maupun Blok Timur.”

Pada tanggal 18-24 April 1955, akhirnya Konferensi Asia Afrika dilaksanakan, nih. Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Kota Bandung. Gedung Merdeka pun dipilih sebagai tempat perhelatannya.

Nah, berikut ini potret pelaksanaan KAA di Gedung Merdeka, Bandung. 

Gedung Merdeka tempat dilaksanakan Konferensi Asia Afrika (KAA)
Gedung Merdeka saat berlangsungnya KAA. (Dok. Wikimedia Commons)

Peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika secara umum adalah sebagai tuan rumah dan sekaligus panitia pelaksana. Indonesia juga menjadi pelopor dan pemrakarsa KAA. Bahkan, keberhasilan KAA membuktikan kalau Kabinet Ali Sastroamidjojo mampu menyelenggarakan pertemuan yang bersifat internasional. Kenapa? Sebab, Konferensi Asia-Afrika terjadi pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo. 

Adapun tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang memegang peranan penting dalam KAA, yakni:

  • Ali Sastroamidjojo sebagai ketua konferensi
  • Ruslan Abdulgani sebagai sekretaris jenderal
  • Muhammad Yamin sebagai ketua komite kebudayaan
  • Prof. Ir. Rooseno sebagai ketua komite ekonomi

Pada pelaksanaan Konferensi Asia Afrika di Bandung negara dari wilayah Afrika yang hadir berjumlah 6 negara dan negara dari wilayah Asia berjumlah 23 negara. Nah, di bawah ini merupakan daftar ke-29 negara peserta KAA:

  1. Indonesia
  2. India
  3. Burma
  4. Pakistan
  5. Srilangka
  6. Afghanistan
  7. Kamboja
  8. Republik Rakyat Cina
  9. Mesir
  10. Ethiopia
  11. Ghana
  12. Iran
  13. Irak
  14. Jepang
  15. Yordania
  16. Laos
  17. Libanon
  18. Liberia
  19. Libya
  20. Nepal
  21. Philipina
  22. Saudi Arabia
  23. Sudan
  24. Syria
  25. Muang Thai (Thailand)
  26. Turki
  27. Vietnam Utara
  28. Vietnam Selatan
  29. Yaman
Gambar negara peserta KAA
Daftar ke-29 negara peserta KAA. (Arsip Zenius)

Hasil Kesepakatan KAA

Setelah melalui sidang-sidang menegangkan selama satu minggu, akhirnya sampai juga di hari terakhir persidangan yakni pada tanggal 24 April 1955. Dalam sidang terakhir inilah dibacakan rumusan Dasasila Bandung yang merupakan hasil Konferensi Asia Afrika. 

Berikut ini merupakan daftar 10 prinsip Dasasila Bandung yaitu:

  1. Penghormatan atas hak-hak dasar manusia, asas, serta tujuan yang telah dimuat dalam Piagam PBB.
  2. Menghormati kedaulatan dan integrasi teritorial (keutuhan wilayah) seluruh bangsa.
  3. Mengakui persamaan semua ras dan persamaan semua bangsa besar (adikuasa) maupun bangsa yang kecil.
  4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam persoalan negara lain.
  5. Menghormati hak dari tiap-tiap bangsa untuk senantiasa mempertahankan diri secara mandiri atau kelompok.
  6. Tidak menggunakan segala peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak sesuai dengan kepentingan khusus dari salah satu negara negara besar serta tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
  7. Tidak melakukan segala tindakan yang melibatkan ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan terhadap integritas nasional atau kemerdekaan suatu negara.
  8. Menyelesaikan segala bentuk perselisihan di ranah internasional melalui jalan damai seperti halnya perundingan, persetujuan arbitrase atau melalui hukum dan juga cara damai lainnya sesuai pilihan dari pihak yang bersangkutan dan tetap sesuai dengan Piagam PBB.
  9. Memajukan segala bentuk kepentingan bersama melalui kerja sama.
  10. Menghormati hukum dan segala kewajiban-kewajiban di kancah internasional.

Intinya sih, isi dari Dasasila Bandung ini mengutamakan hak-hak sebagai manusia dalam memperoleh perdamaian dan kemerdekaan. 

gambar KAA Konferensi Asia Afrika
Suasana Konferensi Asia Afrika. (Dok. Wikimedia Commons)

Pengaruh dan Dampak KAA

Tentu saja, kesuksesan KAA punya dampak bagi dunia. Ketegangan Republik Rakyat Cina (RRC) dengan Amerika Serikat tentang sengketa Taiwan mulai mencair dengan berbagai perundingan. Selain itu, jumlah negara-negara di kawasan Asia dan Afrika yang merdeka juga semakin bertambah. 

Lantas, adakah keuntungan mengikuti KAA bagi Indonesia? Ya, pastinya ada, dong. Salah satunya, yakni menaikkan citra Indonesia di dunia internasional, khususnya bangsa Afrika. 

Selain itu, Indonesia juga akan dipandang oleh dunia sebagai negara yang memiliki banyak sekutu. Dengan begitu, negara-negara luar tidak akan berani mengancam kedaulatan Indonesia. 

KAA juga menjadi cikal bakal lahirnya sebuah organisasi internasional baru. Organisasi internasional yang kelahirannya diprakarsai oleh Asia-Afrika disebut sebagai Gerakan Non-Blok (1961), yakni gerakan yang memperjuangkan Hak Asasi Manusia. Mungkin elo pernah mendengar nih tentang GNB, tapi gue mau nanya dulu nih, udah tahu belum perbedaan KAA dan GNB?

Ya, intinya sih kalau KAA merupakan sekumpulan negara-negara di kawasan Asia dan Afrika yang percaya kalau kemerdekaan hak semua bangsa. 

Sedangkan GNB merupakan gerakan politik yang mencakup negara-negara di dunia yang tidak memihak Blok Barat dan Blok Timur. 

Selain itu, keberhasilan Konferensi Asia Afrika juga dibuktikan dengan tumbuhnya semangat solidaritas di antara negara-negara anggotanya untuk menghadapi masalah internasional maupun regional. Sehingga terbentuklah beberapa konferensi baru antarorganisasi dari negara-negara tersebut seperti Konferensi Mahasiswa Asia-Afrika, Konferensi Wartawan Asia-Afrika, Konferensi Setiakawan Rakyat Asia-Afrika, dan Konferensi Islam Afrika-Asia.

Baca Juga: Tujuan Berdirinya ASEAN dan Peta Negara Anggota

Contoh Soal Konferensi Asia Afrika

Setelah menyimak latar belakang dan dampak KAA di atas, gimana kalau elo kerjakan soal-soal di bawah ini? Tenang, soalnya mudah banget, kok!

  1. Di bawah ini yang termasuk kerja sama ASEAN di bidang ekonomi yang berkaitan dengan pelaksanaan KAA adalah ….

A. koperasi ASEAN (ASEAN Cooperative Organization / ACO)

B. zona bebas senjata nuklir Asia Tenggara

C. zone of Peace Freedom and Neutrality (ZOPFAN) 

D. perjanjian ekstradisi ASEAN

E. tidak ada yang benar

Jawaban dan Pembahasan:

Yang termasuk kerja sama ASEAN di bidang ekonomi berkaitan dengan pelaksanaan KAA, yakni Koperasi ASEAN (ASEAN Cooperative Organization / ACO). Maka, jawaban yang tepat adalah A.

  1. Apa hasil KAA di Bandung 18-24 April 1955 ….

A. Dasasila Bandung

B. Pancasila

C. Persatuan Bandung

D. Perserikatan Bangsa-Bangsa

E. ASEAN

Jawaban dan Pembahasan:

Dasasila Bandung merupakan hasil kesepakatan Konferensi Asia Afrika (KAA). Sehingga jawaban yang tepat adalah A. 

3. Apa nama gedung tempat dilaksanakannya Konferensi Asia Afrika di Bandung …. 

A. Gedung Sate

B. Gedung Merdeka

C. Lawang Sewu

D. Fort Rotterdam

E. Gedung Pancasila

Jawaban dan Pembahasan:

Gedung Merdeka merupakan nama gedung tempat dilaksanakannya Konferensi Asia Afrika di Bandung. Sehingga jawaban yang tepat adalah B.

Baca Juga: Tujuan Berdirinya ASEAN dan Peta Negara Anggota

Segitu dulu nih info-info penting yang bisa gue kasih tentang pengertian KAA dan juga contoh soalnya. Kalau elo masih mau ngerjain soal-soal try out UTBK, bisa langsung kunjungi aplikasi Zenius, ya. Elo juga bisa lho, nonton ulang penjelasan mengapa KAA dibentuk lewat video yang ada di Zenius. Caranya tinggal klik aja banner di bawah ini!

sejarah zenius konferensi asia afrika

Sejarah doang nih? Materi lain?
Eits, tenang aja, Zenius juga punya berbagai pilihan paket belajar dengan mata pelajaran lengkap yang udah kita sesuaikan dengan kebutuhan elo. Coba aja klik banner di bawah ini biar elo bisa langsung buktiin!

Langganan Zenius

Referensi:

Realisme dalam Kepentingan Nasional Indonesia Melalui Forum Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Gerakan Non Blok (GNB) – Jurnal Dinamika Global Vol. 5 No. 1 (2020)

Pengaruh Konferensi Asia Afrika (KAA) Tahun 1995 Terhadap Kemerdekaan Negara-Negara di Benua Afrika – Jurnal Agastya (2018)

Originally published: April 15, 2022

Updated by: Uswatun Khasanah – Kampus Merdeka intern

Bagikan Artikel Ini!