pembelajaran dialogis

Pentingnya Pembelajaran dengan Komunikasi Terbuka dan Komunikatif (Dialogis) – Zenius untuk Guru

Rasanya, kalau kelas banyak interaksi jadi seru ya, Bapak dan Ibu Guru? Apalagi, kalau siswa ramai mendiskusikan materi yang kita berikan. Pasti Bapak dan Ibu Guru senang. 

Namun, mungkin, masih ada juga dari Bapak dan Ibu Guru yang kesulitan untuk menstimulasi para siswa untuk berinteraksi secara aktif.

Sebetulnya, Bapak dan Ibu Guru bisa mulai dari siswa menjelaskan sesuatu, lho. Misalnya, selama menjelaskan materi sejarah kemerdekaan Republik Indonesia, kita bisa minta siswa untuk menceritakan pemahaman tentang kemerdekaan yang sudah mereka tahu, menyebutkan peristiwa-peristiwa penting menuju kemerdekaan, atau membandingkan sejarah kemerdekaan Indonesia dengan negara lain.

Dengan begitu, akan muncul percakapan yang bermakna antara kita dengan siswa. 

Nah, contoh kegiatan ini menggambarkan sebuah komunikasi pendidikan yang disebut dialogis.

Dalam KBBI, kata dialogis sendiri berarti bersifat terbuka dan komunikatif. Terus, bagaimana dialogis ini dalam pembelajaran?

Mengenal Pembelajaran Dialogis

Pengertian pembelajaran komunikatif atau dialogis melibatkan banyak percakapan dan lebih dari sekadar berbicara, karena berisi tentang pengetahuan, hubungan sosial, dan pendidikan itu sendiri.

dialogis menurut Paulo Freire
Dialog dalam pembelajaran menurut Paulo Freire. (Arsip Zenius, dok. Slobodan Dimitrov via Wikimedia Commons)

Paulo Freire dalam Pedagogy of the Oppressed (2005) menjelaskan bahwa terbuka dan komunikatif adalah fenomena alami manusia dan kata menjadi inti dari setiap dialog.

Menurutnya, dengan dialog yang terbuka dan komunikatif, proses pembelajaran bisa menjadi lebih bebas dan memanusiakan siswa.

Bebas maksudnya siswa mempunyai kesempatan untuk menyampaikan apa yang dipikirkannya, sehingga proses belajar mengajar tidak hanya berpusat pada Bapak dan Ibu Guru.

Sementara itu, maksud dari memanusiakan siswa adalah proses pembelajaran memungkinkan mereka untuk bisa mencari sendiri pengetahuannya lewat percakapan yang terbuka dan komunikatif. 

Gimana, sudah paham ya, apa itu pembelajaran dialogis? Sekarang, mari kita bahas prinsip-prinsip apa saja yang harus diperhatikan dalam menerapkan pendekatan ini.

Baca Juga: Inquiry-Based Learning: Siswa Belajar Mandiri

Prinsip Pembelajaran Dialogis

Komunikasi dalam proses belajar mengajar yang baik memungkinkan siswa untuk saling berbicara satu sama lain, bertanya untuk lebih memahami pengetahuan, berbagi pendapat dan umpan balik, merefleksikan kembali kata-kata satu sama lain, serta mengekspresikan apa yang ada dalam pikirannya.

Karena itu, penerapan pembelajaran dialogis perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:

  • Kolektif, siswa berkumpul untuk menemukan dan menyelidiki pengetahuan bersama.
  • Timbal balik, siswa saling mendengarkan, berbagi, dan mempertimbangkan pandangan orang lain.
  • Suportif, siswa mengekspresikan diri secara jelas.
  • Kumulatif, siswa membangun kontribusi diri sendiri dan orang lain, kemudian menyatukannya ke dalam pemikiran yang tersusun rapi.
  • Bertujuan, percakapan atau diskusi dilakukan terstruktur dengan hasil pembelajaran yang jelas.

Selain memperhatikan prinsip di atas, ada beberapa hal yang bisa Bapak dan Ibu Guru lakukan untuk mengembangkan komunikasi pendidikan dialogis. Simak penjelasan di bawah ini, ya!

Baca Juga: 4 Standar Kompetensi Guru yang Perlu Dimiliki

Cara Mengembangkan Pembelajaran yang Terbuka dan Komunikatif

Sadarkah Bapak dan Ibu Guru kalau kita sering mendominasi interaksi di kelas? 

Contohnya, kita selalu berbicara di kelas untuk memberikan informasi, memeriksa pemahaman siswa, dan mengatur kondisi pembelajaran. Sementara, siswa hanya mendengarkan dan mengikuti semua yang kita sampaikan.

mengembangkan komunikasi dalam pembelajaran
Mengembangkan pembelajaran dialogis di kelas. (Arsip Zenius)

Lewat pembelajaran dialogis, kita perlu mendorong siswa untuk berpikir secara mendalam, memberikan tanggapan atas apa yang mereka sampaikan, dan membagun ide atau gagasan bersama-sama.

Cara utama yang bisa Bapak dan Ibu Guru lakukan untuk meningkatkan kualitas interaksi dengan siswa adalah dengan memberikan mereka kepercayaan dan kesempatan untuk bertanya.

Jika sudah diberi kesempatan tapi siswa cenderung diam, gunakan strategi pertanyaan untuk memancing mereka untuk bertanya kembali. Berikan mereka waktu untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan atau ajak mereka untuk berdiskusi dalam kelompok.

contoh pertanyaan untuk komunikasi pendidikan yang baik
Contoh pertanyaan yang bisa guru ajukan. (Arsip Zenius)

Dari kegiatan itu, hasil pemikiran dan diskusi bisa digunakan untuk mengembangkan pemahaman. Jangan lupa, berikan waktu bagi siswa untuk merumuskan pertanyaan terkait materi apa saja yang belum dipahami.

Nah, dari awal kita sudah panjang lebar membahas dialogis sebagai komunikasi dalam pembelajaran. Ada satu lagi penjelasan yang belum dituliskan nih, sebenarnya apa manfaat dari dialogis ini dalam pembelajaran?

Tidak hanya untuk siswa, pembelajaran yang terbuka dan komunikatif juga memberikan dampak yang positif untuk kita, lho, Bapak dan Ibu Guru.

Baca Juga: Blended Learning: Jenis dan Penerapannya

Manfaat Pembelajaran Komunikatif

Pembelajaran dialogis membantu siswa dalam memanfaatkan kekuatan bicara untuk

  • menyampaikan minat mereka, 
  • merangsang pemikiran, 
  • mempertanyakan pemahaman, 
  • memperluas ide,
  • membangun argumen. 

Bentuk komunikasi yang kolaboratif dan suportif juga mengembangkan kemampuan sosial dan emosional siswa.

Berdasarkan penelitian Improving Children’s Learning by Improving the Quality of Classroom Talk (2017) yang diterbitkan Education Endowment Foundation (EFF), pembelajaran dialogis meningkatkan hasil akademik siswa dan kelompok. Percakapan bermakna yang sering dilakukan siswa mendorong mereka untuk bernalar, berdiskusi, berspekulasi, berdebat, dan menjelaskan suatu hal daripada sekadar memberikan jawaban singkat.

Sementara, komunikasi dalam pembelajaran memungkinkan kita sebagai guru untuk

  • menentukan kebutuhan pembelajaran, 
  • merancang tugas belajar, 
  • meningkatkan pemahaman, 
  • melihat keberhasilan pembelajaran, 
  • membantu siswa mengatasi tantangan belajar yang mereka hadapi.

Dengan pembelajaran dialogis, siswa perlu berbicara untuk belajar tentang materi dan dunia secara luas, sementara guru perlu berbicara untuk belajar tentang siswanya. Jadi, antara siswa dan guru sama-sama belajar.

Itulah penjelasan tentang pembelajaran dialogis, di mana kegiatan belajar mengajar dilakukan secara terbuka dan komunikatif. Yuk, terapkan pendekatan seperti ini agar tercipta pembelajaran yang lebih bermakna untuk semua.

Dalam pelaksanaannya, Bapak dan Ibu Guru bisa memanfaatkan LMS (Learning Management System) Zenius untuk Guru supaya kegiatan belajar mengajarnya jadi lebih efektif dan efisien. Ada video materi dan latihan soal yang bisa digunakan sebagai bahan mengajar, serta fitur penilaian yang memudahkan proses mengajar Bapak dan Ibu Guru.

LMS ZenRu

Referensi

Pedagogy of the Oppressed – Paulo Freire (2005)

Dialogic teaching: 10 principles of classroom talk – Tes Magazine (2019)

Improving children’s learning by improving the quality of classroom talk – Education Endowment Foundation (2017)

Dialogic Teaching: A Classroom Guide For Better Thinking And Talking – Structural Learning (n.d.)

Dialogic teaching & classroom talk: How to improve dialogue and oracy – Iris Connect (2020)

Teori-teori Pembelajaran: Multikultural, Humanis, Kritis, Konstruktivis, Reflektivis, Dialogis, dan Progresif – Syahrul, S.Pd., M.Pd. (2021)

Baca Juga Artikel Lainnya

Cara Mudah Mengajar Online Bagi Guru

Siswa Nakal, Gimana Cara Mengatasinya?

Pembelajaran Seimbang dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Bagikan Artikel Ini!